Pasca Banjir, Dua Desa ini dipenuhi Sampah

Oleh Redaksi KABARPALI | 12 Desember 2016
Nampak tumpukan sampah menggunung pasca banjir.


Penukal Utara [kabarpali.com] – Akhir-akhir ini pemandangan tidak menyenangkan serta bau busuk yang menyengat warnai Desa Tempirai Kecamatan Penukal Utara dan Desa Air Itam kecamatan Penukal Kabupaten PALI.

Pasalnya, gunungan sampah nampak mengapung di sungai pasca banjir yang melanda dua desa yang menjadi langganan di datangi banjir setiap tahunnya itu.

Hal itu terjadi akibat belum adanya Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Sehingga masyarakat membuang sampah sembarang saja. Deretan tumpukan sampah pun terlihat bertebaran di sana sini.

Warga setempat mengeluhkan kondisi tersebut. Karena, selain mengancam kesehatan warga, bau busuk yang menyengat membuat warga serta pengguna jalan tidak nyaman.

Seperti yang diutarakan Herman warga Desa Tempirai. Kepada awak media, Herman mengatakan jika kondisi seperti itu selalu terjadi ketika desanya usai dilanda banjir.

"Ya, akibat banjir tumpukan sampah menggenangi sungai hingga berminggu-minggu. Kondisi ini selalu terjadi setiap tahunnya. Selain TPA yang belum ada, warga sekitar masih sering membuang sampah di sungai. Tentu kondisi ini membuat saya ketika melintas terganggu," ungkapnya.

Herman berharap, pemerintah kabupaten PALI bisa memberikan solusi terkait masalah itu.

"Jelas ini butuh perhatian yang besar dari pemerintah. Karena, kalau dibiarkan yang menjadi korban adalah warga sekitar," harapnya.

Terpisah, Yunus kepala desa Tempirai Timur mengungkapkan bahwa warga terpaksa membuang sampah di pinggir jalan atau ke tengah sungai karena belum adanya TPA sampah.

"Permasalahan ini sudah lama, namun apa daya kami,karena untuk membangun TPA bukan cara mudah dan perlu biaya yang sangat banyak. Kami sudah usulkan untuk pembangunan TPA melalui Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya (PUCK) Kabupaten PALI, namun sampai saat ini belum ada jawaban," ungkapnya kepada awak media, Senin (12/12).

Disebutkannya bahwa untuk lahan pembuatan TPA, sudah ada. Untuk itu, Yunus berharap agar pemerintah mau menganggarkan tahun depan untuk pembangunan TPA di desanya.

"Harapan kami pemerintah bisa membuatkan TPA tahun ini agar permasalahan sampah bisa diatasi. Imbasnya yang paling buruk ketika penghujan dan sungai meluap, karena otomatis sampah berserakan mengapung diantara banjir, akibatnya warga yang biasa mandi di sungai terserang gatal-gatal," harapnya.[red]

BERITA LAINNYA

64056 Kali9 Elemen Jurnalisme Plus Elemen ke-10 dari Bill Kovach

ADA sejumlah prinsip dalam jurnalisme, yang sepatutnya menjadi pegangan setiap [...]

25 Maret 2021

35032 KaliHore! Honorer Lulusan SMA Bisa Ikut Seleksi PPPK 2024

Kabarpali.com - Informasi menarik dan angin segar datang dari Kementerian [...]

09 Januari 2024

22658 KaliIni Dasar Hukum Kenapa Pemborong Harus Pasang Papan Proyek

PEMBANGUNAN infrastruktur fisik di era reformasi dan otonomi daerah dewasa ini [...]

30 Juli 2019

21689 KaliWarga PALI Heboh, ditemukan Bekas Jejak Kaki Berukuran Raksasa

Penukal [kabarpali.com] – Warga Desa Babat Kecamatan Penukal [...]

18 Agustus 2020

20525 KaliFenomena Apa? Puluhan Gajah Liar di PALI Mulai Turun ke Jalan

PALI [kabarpali.com] - Ulah sekumpulan satwa bertubuh besar mendadak [...]

15 Desember 2019

Penukal Utara [kabarpali.com] – Akhir-akhir ini pemandangan tidak menyenangkan serta bau busuk yang menyengat warnai Desa Tempirai Kecamatan Penukal Utara dan Desa Air Itam kecamatan Penukal Kabupaten PALI.

Pasalnya, gunungan sampah nampak mengapung di sungai pasca banjir yang melanda dua desa yang menjadi langganan di datangi banjir setiap tahunnya itu.

Hal itu terjadi akibat belum adanya Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Sehingga masyarakat membuang sampah sembarang saja. Deretan tumpukan sampah pun terlihat bertebaran di sana sini.

Warga setempat mengeluhkan kondisi tersebut. Karena, selain mengancam kesehatan warga, bau busuk yang menyengat membuat warga serta pengguna jalan tidak nyaman.

Seperti yang diutarakan Herman warga Desa Tempirai. Kepada awak media, Herman mengatakan jika kondisi seperti itu selalu terjadi ketika desanya usai dilanda banjir.

"Ya, akibat banjir tumpukan sampah menggenangi sungai hingga berminggu-minggu. Kondisi ini selalu terjadi setiap tahunnya. Selain TPA yang belum ada, warga sekitar masih sering membuang sampah di sungai. Tentu kondisi ini membuat saya ketika melintas terganggu," ungkapnya.

Herman berharap, pemerintah kabupaten PALI bisa memberikan solusi terkait masalah itu.

"Jelas ini butuh perhatian yang besar dari pemerintah. Karena, kalau dibiarkan yang menjadi korban adalah warga sekitar," harapnya.

Terpisah, Yunus kepala desa Tempirai Timur mengungkapkan bahwa warga terpaksa membuang sampah di pinggir jalan atau ke tengah sungai karena belum adanya TPA sampah.

"Permasalahan ini sudah lama, namun apa daya kami,karena untuk membangun TPA bukan cara mudah dan perlu biaya yang sangat banyak. Kami sudah usulkan untuk pembangunan TPA melalui Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya (PUCK) Kabupaten PALI, namun sampai saat ini belum ada jawaban," ungkapnya kepada awak media, Senin (12/12).

Disebutkannya bahwa untuk lahan pembuatan TPA, sudah ada. Untuk itu, Yunus berharap agar pemerintah mau menganggarkan tahun depan untuk pembangunan TPA di desanya.

"Harapan kami pemerintah bisa membuatkan TPA tahun ini agar permasalahan sampah bisa diatasi. Imbasnya yang paling buruk ketika penghujan dan sungai meluap, karena otomatis sampah berserakan mengapung diantara banjir, akibatnya warga yang biasa mandi di sungai terserang gatal-gatal," harapnya.[red]

BERITA TERKAIT

Lokasi Tambang Pertamina di PALI Bocor Lagi, Genangan Minyak Mentah Ancam Keselamatan

15 Maret 2025 598

PALI [kabarpali.com] – Lokasi tambang milik PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) [...]

Waduuh! Dampak Tambang di Kartadewa PALI, Bencana Tanah Amblas Kini Terjadi?

15 Maret 2025 715

PALI [kabarpali.com] – Bencana tanah longsor dan amblas terjadi di Desa [...]

Heri Amalindo Persoalkan Surat Pemberhentian Bupati, KPU PALI : Bukan Kewenangan Kami!

06 Maret 2025 3627

PALI [kabarpali.com] - Bupati Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) periode [...]

close button