Sudah 15 yang tenggelam di Pantura Lematang, Begini Cerita Mistis di Sana
Oleh Redaksi KABARPALI
Evakuasi Deri Arisandi.
Tanah Abang [kabarpali.com] - Kejadian tewasnya Deri Arisandi (30), yang diakibatkan tenggelam di tepian Penggayutan atau populer dinamai Pantura Sungai Lematang, Kamis (21/9), ternyata bukan kali pertama.
Sebelumnya, menurut informasi dari warga setempat, setidaknya telah ada 15 orang yang juga tewas tenggelam di sana.
Hal itu lantas mencuatkan spekulasi warga tentang adanya cerita mistis dunia lain yang bermukim di Tepian Pantura, Sungai Lematang, Desa Tanah Abang Selatan Kecamatan Tanah Abang.
"Memang ada cerita mistis yang dipercaya banyak warga. Di sana itu memang seram, terbukti setidaknya sudah ada 15 orang yang tewas tenggelam di tempat yang sama," ujar seorang warga.
Ia menambahkan, bahwa dulu pernah ada yang mencari ikan dan mendapat anak buaya. Namun karena termimpi terus akhirnya dilepaskan lagi.
"Dia mimpi terus disuruh kembalikan lagi buaya itu. Selain itu, ibunya buaya tersebut nunggu di Pantura tidak pergi pergi, karena kedengaran suara anaknya di rumah warga itu yang tidak jauh dari pesisir Lematang," tuturnya.
Terkait dengan cerita mitos atau takhayul ini, dibenarkan oleh DPRD PALI asal Kecamatan Tanah Abang ; Aka Cholik SPdI MM.
Anggota Komisi I itu mengatakan bahwa sepengetahuannya, memang setidaknya sudah 15 orang, termasuk Deri yang meninggal secara tragis, akibat tenggelam di bagian Sungai Lematang yang berpasir itu.
"Oleh karena itu, memang ada kepercayaan warga yang mengatakan bahwa konon di Pantura bermukim kerajaan buaya."
Bahkan, tambah Cholik, dulu pernah ada yang hilang tenggelam secara misterius hingga 38 hari baru ditemukan. Namun, ketika muncul pun ternyata masih di lokasi yang sama saat ia dinyatakan hilang.
"Seperti Deri ini kan agak aneh, bertubuh sehat, besar, dan bisa berenang. Kok di saat kemarau (surut, red) seperti ini malah tenggelam?" tutur Cholik, didampingi beberapa warga, Jum'at (22/9).
Oleh karenanya, selaku anggota dewan, Cholik menyarankan pemerintah desa membuat aturan agar di pantai itu ada penjaganya atau larangan mandi.
"Harus ada penjaga. Atau dibuat tanda batas yang boleh dijangkau warga. Karena lokasi itu berarti tidak aman. Agar tidak terulang lagi," harapnya.[red]