Penukal – Penukal Utara disebut “Dapil Neraka”. Mengapa??

Oleh Redaksi KABARPALI | 16 Februari 2019
Ilustrasi


PALI [kabarpali.com] – Kecamatan Penukal dan Penukal Utara Kabupaten PALI kerap disebut dengan julukan “Dapil Neraka”. Sebutan itu dilekatkan oleh para Calon Legislatif (Caleg) Kabupaten PALI dan calon pemilih pada momentum pesta demokrasi Pemilihan Presiden (Pilpres) dan Pemilihan Legislatif (Pileg) serentak, 17 April 2019.

Julukan sangar itu tentu bukan tak beralasan. Kecamatan yang terdiri dari masing-masing 13 desa itu (total 26 desa) dipandang mempunyai suhu kompetisi yang lebih panas dari Dapil lainnya. Dengan jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) sebanyak 20.901, Dapil II Pileg DPRD Kabupaten PALI itu akan menjadi medan tempur 88 Daftar Calon Tetap (DCT) dari 14 Partai.

“Sebenarnya bukan karena perbandingan DPT dan jumlah Caleg yang berkompetisi saja yang membuat suasana persaingan politik yang terasa kian memanas. Namun di sana ada 9 anggota DPRD incumbent yang kembali mencalonkan diri, sedang yang diperebutkan hanya 7 kursi saja,” cetus Sunario SE, Komisioner KPU Kabupaten PALI Divisi Teknis Penyelenggara, Selasa (13/2/2019).

Dengan demikian, ia menganalisa bahwa andai yang berhasil merebut 7 kursi itu adalah para incumbent semua, maka akan ada 2 Caleg incumbent yang gagal melenggang ke gedung parlemen Bumi Serepat Serasan.

“Itu persaingan di antara para incumbent saja, belum Caleg pendatang barunya. Jadi wajar kalau kini di dua kecamatan itu kerap disebut sebagai Dapil Neraka. Ibaratnya, lubuk yang ikannya sedikit, namun buayanya banyak,” imbuhnya sembari bercanda pada kabarpali.com dan PALI POST, di Sekretariat KPU PALI.

Meski demikian, pria yang juga merupakan putra asal Kecamatan Penukal itu berpesan, agar semua pihak dapat menjaga kondusifitas suasana Pilpres dan Pileg serentak ini supaya tetap damai. Perbedaan yang dimaknai sebagai proses demokrasi adalah biasa dan akan terasa indah, jika masing-masing pihak bisa menjadi bagian dari pembelajaran politik yang baik.

“Intinya KPU mengajak agar semua pihak, terutama para Caleg bisa sportif dalam beradu strategi politik sesuai aturan yang berlaku. KPU tidak akan ragu menindak tegas segala pelanggaran yang terjadi!” tegasnya.[red]

BERITA LAINNYA

61196 Kali9 Elemen Jurnalisme Plus Elemen ke-10 dari Bill Kovach

ADA sejumlah prinsip dalam jurnalisme, yang sepatutnya menjadi pegangan setiap [...]

25 Maret 2021

33765 KaliHore! Honorer Lulusan SMA Bisa Ikut Seleksi PPPK 2024

Kabarpali.com - Informasi menarik dan angin segar datang dari Kementerian [...]

09 Januari 2024

21856 KaliIni Dasar Hukum Kenapa Pemborong Harus Pasang Papan Proyek

PEMBANGUNAN infrastruktur fisik di era reformasi dan otonomi daerah dewasa ini [...]

30 Juli 2019

21204 KaliWarga PALI Heboh, ditemukan Bekas Jejak Kaki Berukuran Raksasa

Penukal [kabarpali.com] – Warga Desa Babat Kecamatan Penukal [...]

18 Agustus 2020

20120 KaliFenomena Apa? Puluhan Gajah Liar di PALI Mulai Turun ke Jalan

PALI [kabarpali.com] - Ulah sekumpulan satwa bertubuh besar mendadak [...]

15 Desember 2019

PALI [kabarpali.com] – Kecamatan Penukal dan Penukal Utara Kabupaten PALI kerap disebut dengan julukan “Dapil Neraka”. Sebutan itu dilekatkan oleh para Calon Legislatif (Caleg) Kabupaten PALI dan calon pemilih pada momentum pesta demokrasi Pemilihan Presiden (Pilpres) dan Pemilihan Legislatif (Pileg) serentak, 17 April 2019.

Julukan sangar itu tentu bukan tak beralasan. Kecamatan yang terdiri dari masing-masing 13 desa itu (total 26 desa) dipandang mempunyai suhu kompetisi yang lebih panas dari Dapil lainnya. Dengan jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) sebanyak 20.901, Dapil II Pileg DPRD Kabupaten PALI itu akan menjadi medan tempur 88 Daftar Calon Tetap (DCT) dari 14 Partai.

“Sebenarnya bukan karena perbandingan DPT dan jumlah Caleg yang berkompetisi saja yang membuat suasana persaingan politik yang terasa kian memanas. Namun di sana ada 9 anggota DPRD incumbent yang kembali mencalonkan diri, sedang yang diperebutkan hanya 7 kursi saja,” cetus Sunario SE, Komisioner KPU Kabupaten PALI Divisi Teknis Penyelenggara, Selasa (13/2/2019).

Dengan demikian, ia menganalisa bahwa andai yang berhasil merebut 7 kursi itu adalah para incumbent semua, maka akan ada 2 Caleg incumbent yang gagal melenggang ke gedung parlemen Bumi Serepat Serasan.

“Itu persaingan di antara para incumbent saja, belum Caleg pendatang barunya. Jadi wajar kalau kini di dua kecamatan itu kerap disebut sebagai Dapil Neraka. Ibaratnya, lubuk yang ikannya sedikit, namun buayanya banyak,” imbuhnya sembari bercanda pada kabarpali.com dan PALI POST, di Sekretariat KPU PALI.

Meski demikian, pria yang juga merupakan putra asal Kecamatan Penukal itu berpesan, agar semua pihak dapat menjaga kondusifitas suasana Pilpres dan Pileg serentak ini supaya tetap damai. Perbedaan yang dimaknai sebagai proses demokrasi adalah biasa dan akan terasa indah, jika masing-masing pihak bisa menjadi bagian dari pembelajaran politik yang baik.

“Intinya KPU mengajak agar semua pihak, terutama para Caleg bisa sportif dalam beradu strategi politik sesuai aturan yang berlaku. KPU tidak akan ragu menindak tegas segala pelanggaran yang terjadi!” tegasnya.[red]

BERITA TERKAIT

Silaturahmi Ketua PWI PALI dan Waka II DPRD: Sinergi untuk Kemajuan Daerah

28 Desember 2024 1455

Palembang [kabarpali.com] – Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) [...]

Tak Quorumnya Rapat DPRD PALI, Benarkah Isu "Kendak" Dewan Tak Terakomodir?

25 Desember 2024 1378

PALI [kabarpali.com] - Polemik ditundanya rapat paripurna Dewan Perwakilan [...]

Tok! Paripurna ditunda, Anggota Dewan Cuma Datang 9 Orang

23 Desember 2024 1896

PALI [kabarpali.com] - Rapat paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) [...]

close button