Dua Bulan Tak Hujan, Sebagut Nyaris Kering Kerontang

Oleh Redaksi KABARPALI | 13 Juli 2019
Warga nampak mandi di Sungai Sebagut.


Penukal [kabarpali.com] – Warga desa di pesisir Sungai Sebagut Kecamatan Penukal Kabupaten PALI, terancam mengalami kesulitan air bersih. Memasuki kemarau yang ditandai berhentinya curah hujan selama kisaran dua bulan ini, membuat sungai yang biasanya menjadi andalan dalam memenuhi kebutuhan air bersih itu pun nyaris kering.

Pantauan media ini, meski sudah nampak kotor dan keruh, beberapa warga masih memanfaatkan air sungai itu untuk mandi, mencuci dan keperluan lainnya. Jika kemarau berlanjut lebih lama, maka dipastikan Sungai Sebagut akan benar-benar kering kerontang.

“Kami tak ada pilihan lain, sumur juga mulai sedikit airnya. Sambungan PDAM tak bisa di andalkan karena hidupnya beberapa hari sekali, itu pun tak lama dan hanya dimiliki oleh rumah tangga tertentu. Kami terpaksa masih memanfaatkan Sungai Sebagut ini untuk kebutuhan sehari-hari,” tutur Sai (50), warga  Purun Penukal, saat tengah mandi di Sebagut bersama cucu-cucunya, Sabtu (13/7/2019).

Menurutnya, Sungai Sebagut sekarang menjadi cepat keringnya, terutama semenjak dilakukan normalisasi. Ia menduga penyebabnya karena akar kayu-kayu yang sebelumnya berdiri kokoh di bantaran sungai sekarang telah tumbang semua.

“Mungkin karena tak ada serapan air lagi, jadi cepat kering,” tebaknya.

Sementara itu, dimintai komentarnya atas persoalan yang sama, seorang warga lain bernama Yono (33), mengatakan bahwa hendaknya pemerintah melakukan reboisasi atau penghijauan usai normalisasi Sebagut. Selain sebagai cikal bakal serapan air, hal itu juga penting agar bantaran sungai tidak longsor.

“Mestinya begitu (ada reboisasi). Karena sekarang saja Sebagut terus erosi. Jadi percuma di normalisasi kalau tanah yang berada di pingiran aliran terus longsor. Sebagut akhirnya masih dangkal juga,” cetusnya.[red]

BERITA LAINNYA

58616 Kali9 Elemen Jurnalisme Plus Elemen ke-10 dari Bill Kovach

ADA sejumlah prinsip dalam jurnalisme, yang sepatutnya menjadi pegangan setiap [...]

25 Maret 2021

30782 KaliHore! Honorer Lulusan SMA Bisa Ikut Seleksi PPPK 2024

Kabarpali.com - Informasi menarik dan angin segar datang dari Kementerian [...]

09 Januari 2024

21073 KaliIni Dasar Hukum Kenapa Pemborong Harus Pasang Papan Proyek

PEMBANGUNAN infrastruktur fisik di era reformasi dan otonomi daerah dewasa ini [...]

30 Juli 2019

20742 KaliWarga PALI Heboh, ditemukan Bekas Jejak Kaki Berukuran Raksasa

Penukal [kabarpali.com] – Warga Desa Babat Kecamatan Penukal [...]

18 Agustus 2020

19630 KaliFenomena Apa? Puluhan Gajah Liar di PALI Mulai Turun ke Jalan

PALI [kabarpali.com] - Ulah sekumpulan satwa bertubuh besar mendadak [...]

15 Desember 2019

Penukal [kabarpali.com] – Warga desa di pesisir Sungai Sebagut Kecamatan Penukal Kabupaten PALI, terancam mengalami kesulitan air bersih. Memasuki kemarau yang ditandai berhentinya curah hujan selama kisaran dua bulan ini, membuat sungai yang biasanya menjadi andalan dalam memenuhi kebutuhan air bersih itu pun nyaris kering.

Pantauan media ini, meski sudah nampak kotor dan keruh, beberapa warga masih memanfaatkan air sungai itu untuk mandi, mencuci dan keperluan lainnya. Jika kemarau berlanjut lebih lama, maka dipastikan Sungai Sebagut akan benar-benar kering kerontang.

“Kami tak ada pilihan lain, sumur juga mulai sedikit airnya. Sambungan PDAM tak bisa di andalkan karena hidupnya beberapa hari sekali, itu pun tak lama dan hanya dimiliki oleh rumah tangga tertentu. Kami terpaksa masih memanfaatkan Sungai Sebagut ini untuk kebutuhan sehari-hari,” tutur Sai (50), warga  Purun Penukal, saat tengah mandi di Sebagut bersama cucu-cucunya, Sabtu (13/7/2019).

Menurutnya, Sungai Sebagut sekarang menjadi cepat keringnya, terutama semenjak dilakukan normalisasi. Ia menduga penyebabnya karena akar kayu-kayu yang sebelumnya berdiri kokoh di bantaran sungai sekarang telah tumbang semua.

“Mungkin karena tak ada serapan air lagi, jadi cepat kering,” tebaknya.

Sementara itu, dimintai komentarnya atas persoalan yang sama, seorang warga lain bernama Yono (33), mengatakan bahwa hendaknya pemerintah melakukan reboisasi atau penghijauan usai normalisasi Sebagut. Selain sebagai cikal bakal serapan air, hal itu juga penting agar bantaran sungai tidak longsor.

“Mestinya begitu (ada reboisasi). Karena sekarang saja Sebagut terus erosi. Jadi percuma di normalisasi kalau tanah yang berada di pingiran aliran terus longsor. Sebagut akhirnya masih dangkal juga,” cetusnya.[red]

BERITA TERKAIT

Dispora PALI Buka Pendaftaran Sekolah Sepak Bola untuk Anak Usia 6-15 Tahun

31 Oktober 2024 328

PALI [kabarpali.com] — Dalam upaya mendukung pengembangan bakat olahraga [...]

Khasiat Buah Mengkudu: Si Buah Ajaib dari Tropis

12 Juli 2024 1116

BUAH mengkudu, juga dikenal dengan nama noni (Morinda citrifolia), adalah buah [...]

Rentan Terjadi Kecelakaan, Caleg PALI Terpilih Turut Protes Kondisi Jalan Purun – Tanah Abang

30 Juni 2024 2283

PALI [kabarpali.com] – Calon Anggota Legislatif terpilih, Sigit Kamseno [...]

close button