Dinamika Perebutan Tiket Cakada PALI
Tahapan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2024 terus berjalan. Menjelang hari pemungutan suara 27 November 2024, yang tinggal sekira 6 bulan lagi, suhu politik di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Provinsi Sumatera Selatan, perlahan terus menghangat.
Saat ini, beberapa figur Bakal Calon Kepala Daerah (Balon Kada) mulai berburu tiket untuk dapat menjadi peserta kontestasi politik tersebut. Alhasil, beberapa Partai yang telah membuka pendaftaran Cakada di PALI diserbu Balon Bupati maupun Balon Wakil Bupati untuk mengambil formulir pendaftaran.
Dari informasi yang diperoleh, setidaknya ada beberapa parpol yang menjadi primadona para Balon Kada untuk mendaftar. Antara lain PAN, PDI Perjuangan, Golkar, dan PKB. Di empat parpol ini, para figur berduyun-duyun mengambil formulir, dan berharap akan diusung untuk menjadi kontestan Pilkada PALI periode 2024-2029.
Cakada yang “di-PAN-kan”
Di Partai Amanat Nasional (PAN), per hari Kamis (1/5/2024), setidaknya telah tercatat 9 orang yang mengambil formulir pendaftaran sebagai Cakada PALI. 2 di antaranya adalah kader PAN sendiri. Yakni H. Ubaidillah (formulir Calon Bupati) dan Tobri (formulir Calon Wakil Bupati).
Dikatakan Romi Suryadi, Sekretaris DPC PAN PALI, saat ini para Balon Kada yang mengambil formulir pendaftaran memang belum ada yang melengkapi dan mengembalikan berkas pendaftaran tersebut. Sehingga belum diketahui yang mana yang memang serius dan yang mana yang tidak.
“Jadwal pendaftaran dan pengembalian berkas di PAN adalah dari tanggal 19 April hingga 19 Mei nanti,” tuturnya.
Sebagaimana diketahui, PAN adalah partai dengan suara terbanyak pada Pileg lalu, dan memiliki 5 kursi di DPRD PALI. Hal ini tentu saja menjadi nilai jual (bargaining value) yang tinggi pada Pilkada PALI.
Oleh karenanya, wajar partai berlambang matahari ini menjadi primadona bagi para Balon Kada untuk menjadi kendaraan politik. Dengan hanya menambah 1 kursi lagi (koalisi 1 partai pengusung lagi,red), Balon yang diusung PAN telah memenuhi syarat minimal, untuk dapat berlaga di Pilkada PALI.
Desas desus kader PAN yang tak akan muncul pada Pilkada PALI nanti, turut menjadi faktor PAN diburu Balon Kada. Ketua DPC PAN PALI, H Ubaidillah yang kembali terpilih menjadi legislator PALI pada Pileg lalu, dianggap takkan berani berspekulasi untuk meninggalkan kursi pimpinan DPRD yang akan ia duduki, demi untuk bertarung pada Pilkada PALI yang penuh ketidak pastian.
Dari analisa penulis, hal ini tentu akan menjadi pengecualian, bila ternyata nanti ada sosok yang “di-PAN-kan” untuk dipasangkan dengan kader parpol lain dalam satu koalisi.
Misteri Restu Banteng Moncong Putih
Sedangkan di Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), per 1 Mei 2024, telah ada 5 Balon Kada yang mengambil formulir pendaftaran di sekretariat partai berlambang banteng moncong putih itu. Antara lain Devi Harianto, H. Asri, Asgianto, Soemarjono dan Iwan Tuaji.
Dikatakan Ferdian Andreas Laconi, Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten PALI, mekanisme pejaringan pada DPC tersebut hanyalah sebagai pembuka pendaftaran atau bersifat administrasi laporan kepada DPP saja. Kemudian DPP-lah yang akan melakukan kajian atau analisa terhadap kandidat.
“Keputusan siapa yang akan dicalonkan ada pada DPP. Nanti pengumumannya mungkin Juni atau paling tidak satu bulan sebelum pendaftaran di KPU,” ungkap Ferdian pada penulis, Kamis (1/5/2024).
Dari beberapa figur yang telah mengambil formulir di PDI Perjuangan tersebut, ia mengatakan bahwa semua memiliki peluang yang sama untuk diusung oleh partai besutan Megawati Soekarnoputri itu.
“Semua kemungkinan ada, karena usulan rekomendasi tidak hanya satu. Kan yang daftar banyak,” imbuhnya sembari tertawa.
Prediksi siapa yang bakal direstui oleh partai yang identik dengan warna merah itu pun kian misterius. Meski di antara Balon Kada yang mengambil formulir terdapat H. Asri yang merupakan kader PDI Perjuangan sendiri. Namun belum dapat dipastikan sosok yang kini menjabat Ketua DPRD PALI itu dapat melenggang mulus untuk bertarung di Pilkada PALI dengan diusung oleh partainya sendiri.
Sebab, menurut kabar Ferdian, ia sendiri pun bakal mengambil formulir pendaftaran Cakada di partai yang ia pimpin itu juga. Oleh karenanya, dapat dipastikan persaingan untuk mendapatkan rekomendasi DPP PDI Perjuangan akan semakin ketat.
Siapa yang akan Menguning di Golkar?
Partai Golongan Karya (Golkar) juga menjadi salah satu partai primadona yang menjadi harapan para Balon Kada untuk mengusung mereka pada Pilkada PALI. Hingga hari ini, Kamis (1/5/2024), setidaknya tercatat 6 Balon yang telah mengambil formulir pendaftaran di sekretariat Golkar.
Dari para Balon Kada itu terdapat 2 kader Golkar yang juga turut mengadu peruntungan mengambil formulir di partai mereka sendiri, yakni Irwan ST (formulir Cabup) dan Drs Soemarjono (formulir Cabup). Selain itu ada Balonbup Asri AG (formulir cabup), Devi Harianto (formulir Cabup), Ferdinan Simatupang (formulir Wabup), dan Asgianto ST (formulir Cabup).
Dikatakan Ketua DPD II Golkar PALI melalui Ketua Bappilu Surjono SH, jadwal pendaftaran Cakada PALI di Golkar diakhiri pada tanggal 30 April. Sedangkan batas akhir pengembalian berkas pendaftaran hingga pertengahan Mei 2024, untuk dilanjutkan ke tingkat Provinsi Sumsel.
“Sekarang sedang menunggu pengembalian berkas dari kandidat yang mengambil formulir pendaftaran Cabup Cawabup,” terangnya, Kamis (1/5/2024).
Sebelumnya, diketahui partai berlambang pohon beringin itu telah mengeluarkan rekomendasi 3 orang kader mereka, untuk berkompetisi menjadi Cakada PALI 2024. Yaitu Irwan ST, Drs Soemarjono dan Darmadi Suhaimi SH. Walapun kemudian kabar yang didapat ternyata Darmadi Suhaimi tidak menindak lanjuti rekom itu dengan mendaftar sebagai Cakada.
Irwan ST adalah Wakil Ketua I DPRD PALI saat ini. Ia adalah kader senior Golkar yang telah lama bercokol di partai itu. Sedangkan Drs Soemarjono yang popular disapa Pakde adalah kader tergolong baru yang sebelumnya merupakan kader banteng tulen (PDI Perjuangan). Pakde saat ini masih menjabat sebagai Wakil Bupati PALI, mendampingi Heri Amalindo, yang merupakan Bakal Calon Gubernur Sumsel.
Dengan demikian, bila semuanya melengkapi dan mengembalikan berkas pendaftaran, terdapat dua kader Golkar yang bersaing mendapat restu DPP untuk maju sebagai Cakada PALI. Tak hanya itu, mereka berdua tentu saja juga harus bersaing dengan 4 Balon Kada non kader yang lainnya.
Sebagai parpol yang memiliki 4 kursi di DPRD PALI, Golkar juga mempunyai bargaining yang tinggi. Untuk dapat mengusung cakada, parpol ini hanya butuh 2 kursi lagi dari partai berbeda sebagai kawan koalisi.
Lalu, siapa kiranya yang akan diusung Golkar? Kita tunggu saja.
Ramai-ramai Mengincar 1 Kursi PKB
Tak kala menarik adalah Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) PALI. Sebagai partai yang hanya memperoleh 1 kursi di DPRD PALI, PKB juga cukup unik karena terdapat banyak Balon Kada PALI yang mengambil formulir Cakada di sana. Hingga hari Kamis (1/5/2024) terdapat 9 Balon Kada yang telah menjinjing berkas pendaftaran dari Sekretariat PKB di Desa Raja Kecamatan Tanah Abang, PALI.
Para figur bakal calon pemimpin PALI itu yakni Asri AG (formulir Cabup), Devi Harianto (formulir Cabup), Drs Soemarjono (formulir Cabup), Asgianto ST (formulir Cabup), Irwan ST (formulir Cabup), M Ferdinan (formulir Cawabup), Iwan Tuaji (formulir Cawabup), Abdul Rizal (formulir Cawabup), dan Jauhari Jayip (formulir Cawabup).
Dikatakan Ketua PKB PALI, Aka Cholik SPdI MM, Jadwal pendaftaran di partai mereka dibuka dari 22 April hingga 22 Mei mendatang. Sedangkan untuk pengumuman siapa yang akan diusung oleh PKB, menurutnya masih menunggu instruksi dari DPP.
“PKB terbuka, kepada putra putri terbaik PALI silahkan mendaftar, untuk membangun PALI ke depan,” ujar Aka Cholik, Kamis (1/5/2024).
Analisa penulis, melihat ramainya peminat untuk mendaftar di PKB ini, dipicu oleh aktifnya Aka Cholik dalam menjalin komunikasi politik dengan para kandidat. Selain itu, mesin politik PKB dianggap lebih hidup, terutama bila melihat peserta pemilihan legislative yang lalu, dimana hampir di tiap Dapil jumlah Calegnya terpenuhi, meski ternyata hanya mampu merebut 1 kursi di Dapil Talang Ubi 1.
Siapakah Sang Kuda Hitam?
Dinamika perebutan tiket menuju Pilkada PALI terus bergulir. Masih ada beberapa parpol lain yang sesungguhnya juga memiliki nilai tawar yang tinggi. Meski tak nampak membuka pintunya lebar-lebar, namun misteri siapa yang akan mereka usung juga sangat menentukan laju percaturan politik di Bumi Serepat Serasan.
Sebut saja Demokrat. Partai yang memiliki 4 kursi di DPRD PALI itu terkesan tak diminati oleh Balonbup lainnya untuk mendaftar. Pasalnya ada Devi Harianto, sang kader sendiri yang notabene Ketua DPC Demokrat yang memastikan diri untuk maju sebagai Calon Bupati PALI.
Lalu ada Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Partai berideologi Pancasila islamisme itu, juga masih menyimpan rahasia besar di balik mereka yang tidak membuka pendaftaran Cakada PALI. Sebagai parpol yang memiliki 3 kursi di DPRD PALI, PKS memiliki bargaining tinggi untuk memberikan tiket kandidat calon kepala daerah PALI.
Menurut Ketua DPD PKS, Kuyung Rizal SS, partainya memang tidak membuka pendaftaran dan lebih memilih sistem komunikasi politik efektif. Hal ini dipandangnya akan lebih tepat dan terukur dalam menentukan balon kada yang akan diusung.
Hanya saja, bila terlambat menentukan sikap, strategi yang diterapkan PKS ini bisa saja memiliki dua sisi kemungkinan yang akan terjadi. Pertama PKS akan berada “di atas angin” ketika formasi koalisi telah terbentuk dan masih ada kandidat yang tak kebagian kendaraan politik, maka PKS bisa menjadi satu-satunya solusi untuk dapat maju pada Pilkada PALI.
Namun, bila ternyata koalisi ideal telah terpenuhi, sedang PKS belum menentukan sikap, maka keterlambatan itu bukan tak mungkin akan menggerus “nilai jual” partai yang berlogo bulan sabit dan untaian bulir padi itu.
Demikian juga dengan partai partai lain yang hanya memiliki 1 atau 2 kursi di legislative PALI. Ketepatan waktu dalam memutuskan, keakuratan sosok yang akan diusung, selain faktor-faktor lain seperti hasil survei elektabilitas dan kesiapan logistik, akan sangat menentukan kesuksesan dalam memenangkan jagoannya pada Pilkada PALI 2024.
Sedangkan Bakal Calon Bupati dan Wakil Bupati, juga patutlah kian gencar melakukan lobi-lobi politik yang terarah dan berkepastian. Sebab, lengah sedikit bisa terancam tak mendapat kendaraan politik untuk turut bertarung pada Pilkada PALI, yang waktunya tak panjang lagi.
Kemudian, bila melihat fenomena politik yang sedang bergulir, melihat figur-figur yang telah muncul ke permukaan dengan beragam kemungkinannya. Bisa saja akan ada peluang “kuda hitam” yang muncul di detik akhir sebelum kontestasi Pilkada PALI dimulai. Kita tunggu saja!!**
Penulis : J Sadewo, S.H.,M.H. (Pengamat politik lokal, Pemred PALI POST – kabarpali.com)