Hasil Lab Ungkap Penyebab Keracunan Massal di PALI: Tempe dan Air PAM Terkontaminasi Bakteri

Oleh Redaksi KABARPALI | 19 Mei 2025
ilustrasi/net


PALI [kabarpali.com] — Dinas Kesehatan Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) akhirnya mengungkap penyebab utama kasus keracunan massal yang menimpa ratusan siswa usai mengonsumsi Makanan Bergizi Gratis (MBG). Berdasarkan hasil uji laboratorium dari sampel yang diperiksa di Balai Besar Laboratorium Kesehatan Masyarakat (BBLKM) Palembang, ditemukan dua sumber kontaminasi yang diduga kuat menjadi pemicunya.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan PALI, Andre Fajar Wijaya, menyampaikan bahwa dari berbagai sampel yang dikirim — termasuk muntahan siswa, sisa makanan, bahan makanan yang disimpan di dapur, hingga air yang digunakan untuk memasak — teridentifikasi adanya kandungan bakteri berbahaya yang melebihi ambang batas kesehatan.

“Sampel nasi, ikan tongkol suwir, dan sayur labu jagung menunjukkan hasil negatif terhadap formalin, salmonella, shigella, vibrio cholera, dan e-coli masih dalam batas aman,” ungkap Andre pada Minggu, 18 Mei 2025.

Namun, berbeda halnya dengan tempe goreng, yang menunjukkan hasil laboratorium adanya kandungan Staphylococcus aureus sebesar 45.000, jauh melampaui nilai ambang batas yang ditetapkan dalam Permenkes RI Nomor 02 Tahun 2023, yakni kurang dari 100.

Tak hanya dari bahan makanan, pencemaran juga ditemukan pada sumber air bersih yang digunakan untuk pengolahan makanan. Pemeriksaan terhadap air dari sumur bor dan air PAM menunjukkan bahwa keduanya mengandung total coliform dan Escherichia coli (E-Coli) dalam kadar yang melampaui batas baku mutu, yang juga dapat membahayakan kesehatan.

“Artinya, ada dua faktor utama penyebab keracunan, yakni tempe goreng yang tercemar mikroba dan air bersih yang digunakan dalam pengolahan bahan makanan yang juga tidak memenuhi standar kualitas,” tegas Andre.

Pihak Dinkes PALI menegaskan bahwa temuan ini menjadi dasar penting untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap proses pengadaan, pengolahan, dan distribusi MBG, termasuk peningkatan pengawasan sanitasi di fasilitas pelayanan pemenuhan gizi (SPPG).[red]

BERITA LAINNYA

100898 KaliTangis Tukang Tempe dari PALI: Saat Harapan Dicemari Isu Racun

DI SEBUAH  sudut pasar tradisional di Kabupaten Penukal Abab Lematang [...]

21 Mei 2025

75601 Kali9 Elemen Jurnalisme Plus Elemen ke-10 dari Bill Kovach

ADA sejumlah prinsip dalam jurnalisme, yang sepatutnya menjadi pegangan setiap [...]

25 Maret 2021

37940 KaliHore! Honorer Lulusan SMA Bisa Ikut Seleksi PPPK 2024

Kabarpali.com - Informasi menarik dan angin segar datang dari Kementerian [...]

09 Januari 2024

24290 KaliIni Dasar Hukum Kenapa Pemborong Harus Pasang Papan Proyek

PEMBANGUNAN infrastruktur fisik di era reformasi dan otonomi daerah dewasa ini [...]

30 Juli 2019

22661 KaliWarga PALI Heboh, ditemukan Bekas Jejak Kaki Berukuran Raksasa

Penukal [kabarpali.com] – Warga Desa Babat Kecamatan Penukal [...]

18 Agustus 2020

PALI [kabarpali.com] — Dinas Kesehatan Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) akhirnya mengungkap penyebab utama kasus keracunan massal yang menimpa ratusan siswa usai mengonsumsi Makanan Bergizi Gratis (MBG). Berdasarkan hasil uji laboratorium dari sampel yang diperiksa di Balai Besar Laboratorium Kesehatan Masyarakat (BBLKM) Palembang, ditemukan dua sumber kontaminasi yang diduga kuat menjadi pemicunya.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan PALI, Andre Fajar Wijaya, menyampaikan bahwa dari berbagai sampel yang dikirim — termasuk muntahan siswa, sisa makanan, bahan makanan yang disimpan di dapur, hingga air yang digunakan untuk memasak — teridentifikasi adanya kandungan bakteri berbahaya yang melebihi ambang batas kesehatan.

“Sampel nasi, ikan tongkol suwir, dan sayur labu jagung menunjukkan hasil negatif terhadap formalin, salmonella, shigella, vibrio cholera, dan e-coli masih dalam batas aman,” ungkap Andre pada Minggu, 18 Mei 2025.

Namun, berbeda halnya dengan tempe goreng, yang menunjukkan hasil laboratorium adanya kandungan Staphylococcus aureus sebesar 45.000, jauh melampaui nilai ambang batas yang ditetapkan dalam Permenkes RI Nomor 02 Tahun 2023, yakni kurang dari 100.

Tak hanya dari bahan makanan, pencemaran juga ditemukan pada sumber air bersih yang digunakan untuk pengolahan makanan. Pemeriksaan terhadap air dari sumur bor dan air PAM menunjukkan bahwa keduanya mengandung total coliform dan Escherichia coli (E-Coli) dalam kadar yang melampaui batas baku mutu, yang juga dapat membahayakan kesehatan.

“Artinya, ada dua faktor utama penyebab keracunan, yakni tempe goreng yang tercemar mikroba dan air bersih yang digunakan dalam pengolahan bahan makanan yang juga tidak memenuhi standar kualitas,” tegas Andre.

Pihak Dinkes PALI menegaskan bahwa temuan ini menjadi dasar penting untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap proses pengadaan, pengolahan, dan distribusi MBG, termasuk peningkatan pengawasan sanitasi di fasilitas pelayanan pemenuhan gizi (SPPG).[red]

BERITA TERKAIT

Lampu Jalan di Handayani Mulia Padam Sepekan, Warga Talang Ubi Resah

25 September 2025 224

PALI [kabarpali.com] — Warga Kecamatan Talang Ubi, khususnya yang [...]

Tumpahan Minyak Pertamina Kembali Cemari Rawa dan Kebun Warga di PALI - DLH Senyap

25 September 2025 312

PALI [kabarpali.com] — Kasus pencemaran lingkungan kembali mencuat di [...]

Sampah di Pendopo Menumpuk Tidak diambil, Benarkah Karena Petugas Belum Gajian?

24 September 2025 207

PALI [kabarpali.com] - Warga Kelurahan Talang Ubi Selatan, Kecamatan Talang [...]

close button