Tensi Politik di PALI Mulai Hangat : Sebar Survei Bohong, Hingga Isu Suntikan Dana Cukong (bag 2)
PALI [kabarpali.com] - Suhu perpolitikan di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Sumatera Selatan, menjelang hari pemungutan suara Pilkada 2024, mulai meningkat dan terasa menghangat.
Beberapa isu menarik mulai terdengar di pertengahan tahapan kampanye yang sedang berlangsung. Dari mulai desas desus perebutan photocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK), beredarnya berita hoax (bohong) mengenai rilis survei para pasangan calon kepala daerah PALI, hingga isu suntikan dana dari cukong pada Paslon.
------------
Berita mengenai "Berebut copy KTP" bisa dibaca di link ini : https://kabarpali.com/detailpost/tensi-politik-di-pali-mulai-hangat-tim-paslon-berebut-copy-ktp-bag-1
-------------
Survei Bohong?
Selain isu soal perebutan photocopy KTP dan KK masyarakat, oleh para Tim Pemenangan Paslon, beredar juga rilis hasil survei Lembaga Survei INDIKATOR, yang kemudian justru disebut beberapa pihak, sebagai berita bohong atau hoax.
Hasil survei yang memuat jejak pendapat tentang elektabilitas, popularitas dan beberapa hal lainnya mengenai sosok para Paslon Bupati dan Wakil Bupati PALI 2024, sempat beredar di media sosial maupun melalui media online, yang dibagikan banyak orang di jejaring internet.
Pada rilis itu disebutkan, bahwa survei yang dilakukan Lembaga Survei Indikator per tanggal 2-14 Oktober 2024, dengan melibatkan 1.500 Responden, yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten PALI, dengan menggunakan metode Multistage Random Sampling dan Stratified Sampling.
Adapun hasil survei yakni Pasangan Calon (Paslon) Devi Harianto-H. M. Ferdinand (DeFe) unggul dengan 44,6 persen Elektabilitas, diikuti oleh pasangan Asri-Irwan dengan 22,6 persen, Asgianto-Iwan Tuaji dengan 19,6 persen, dan Junaidi-Eduar memperoleh 8,7 persen dukungan.
Hanya saja melalui rilis resmi yang di posting akun lembaga survei Indikator pada aplikasi X, Prof. Burhanuddin Muhtadi, M.A., Ph.D., Founder Indikator, menyatakan bahwa hasil survei itu adalah hoax. Sebab pihaknya tak pernah melakukan survei di Kabupaten PALI, pada waktu di maksud.
Paslon AIR Meradang
Kabar berita yang terlanjur disebar pun menunai beragam komentar. Tak terkecuali dari kubu Paslon nomor urut 4, Asri-Irwan (AIR). Melalui kuasa hukumnya, tim ini bahkan siap menempuh langkah hukum, karena telah dirugikan akibat beredarnya hasil survei bohong tersebut.
"Sebagai pihak yang ikut dalam kompetisi Pilkada PALI 2024, kami perlu memberikan klarifikasi ataupun pihak terkait dalam proses tersebut. Berita yang disebarkan oleh tim paslon yang merasa diuntungkan dari hasil survei bodong tersebut," kata Ketua Tim Kuasa Hukum Paslon AIR, Rizal Syamsul SH bersama anggotanya Mardiasnyah SH, Muhammad Firdaus SH, dan Novrizal Effendi SH MH, Sabtu (26/10/2024).
Menurutnya, ini merupakan bentuk penggiringan opini dengan data yang bodong, tentunya ini merupakan perilaku politik yang tidak sehat. Di zaman serba digital, semua informasi publik mudah diakses, dan dalam hitungan detik semua bisa simpulkan, apakah itu valid atau bodong.
"Kami selaku tim kuasa hukum Paslon nomor 4, Asri-Irwan telah mengkonfirmasi kepada Koordinator Perwakilan Sumsel lembaga survei tersebut. Pihak lembaga survei tersebut memastikan bahwa hasli survei yang dijadikan rujukan beberapa media, yang merujuk hasil survei itu adalah hasil survei bodong," tegas Rizal Syamsul.
Informasi tersebut tentu saja kemudian membuat masyarakat PALI bertanya-tanya dan menerka, siapa gerangan pelaku survei hoax dimaksud, serta apa yang menjadi motivasi atau tujuannya. Benarkah, ini adalah bagian propaganda untuk menciptakan opini publik hingga menguntungkan salah satu pihak tertentu?
Investasi Cukong
Terlepas dari kabar soal survei bohong, tak kalah menarik dan cukup berpotensi membuat tensi politik menegang, adalah soal isu adanya pengusaha (cukong) yang telah melakukan investasi pada paslon tertentu. Konon, dikatakan bahwa investasi itu bernilai puluhan miliar rupiah.
"Infonya demikian. Para cukong mulai mendekati para Paslon. Mereka menawarkan deposit dana. Tetapi sebagai balas budi nanti dimuluskan izin mereka berusaha di PALI," ungkap seorang personil inti Tim pemenangan Paslon, yang tak bersedia identitasnya diungkap ke publik.
Cukong dimaksud, dikatakannya adalah para pengusaha tambang batubara. Mereka bersedia menggelontorkan dana segar puluhan miliar, dengan syarat bila terpilih sebagai kepala daerah PALI, usaha mereka dapat di backup penguasa.
"Kabarnya banyak Paslon yang di tawari, tetapi Saya tak berani mengatakan siapa saja menerima. Hanya saja, infonya memang ada yang sudah bersepakat. Nilainya sekira puluhan miliaran," ungkapnya, baru-baru ini.
Bila isu itu benar, suntikan dana segar dari cukong itu tentu saja akan membuat Pilkada PALI makin membara. Ketersediaan peluru (logistik) yang melimpah, akan menjadikan pertempuran antar Paslon cukup kompetitif. Bila dikaitkan dengan rumor soal politik uang, maka bisa saja isu itu benar-benar akan jadi sebuah keniscayaan. Semoga saja tidak!![josa]