Selalu Tutup, Ternyata Telkom PALI Belum Bangkrut

Oleh Redaksi KABARPALI | 30 Maret 2018
Seorang warga menatap gedung Telkom Plasa PALI yang senantiasa lengang dan jauh dari riuh ramai, umumnya kantor BUMN yang mengetengahkan layanan publik.


Kantor PT Telkom di Kabupaten PALI dikira sudah gulung tikar. Beberapa bulan terakhir, setiap pelanggan yang hendak mengadukan keluhannya, akan mendapati kantor BUMN itu dalam suasana lengang dan bertuliskan TUTUP, di kaca pintu masuk. 
 
RICI, Selasa (20/3/2018), nampak kesal sekali. Di sela ia bercerita, sesekali terdengar gemuruh nafas keluar dari hidungnya. Kekesalan pria berusia 32 tahun itu bukan tak beralasan. Menurutnya, tiga kali sudah ia menyambangi Plasa PT Telkom Kabupaten PALI. Namun kantor perusahaan plat merah itu selalu sepi dan tertutup rapat.
 
"Saya hendak menyampaikan keluhan saya ke sana. Sebab, sudah satu bulan ini jaringan Telkom Speedy di rumah saya sangat lambat sekali," tutur Rici, pada media ini, yang kebetulan bertemu di sebuah bengkel las, di kawasan Beracung, Talang Ubi. 
 
Namun, lanjutnya, kali ketiga ke sana, kantor perusahaan telekomunikasi milik negara,  yang berada tak jauh dari Simpang Lima Pendopo itu, masih saja tutup. "Akhirnya,  saya selalu memutar balik," gerutu Rici, sembari mengeraskan suaranya, agar tak tenggelam oleh nyaring suara gerinda di bengkel itu.
 
Menurut Rici, sebagai institusi pelayanan publik, reputasi PT Telkom PALI tentu sudah sangat mengecewakan pelanggannya. Sebab, bukannya terus berbenah, semakin hari justru semakin buruk.
 
Ingin membuktikan kebenaran cerita Rici, kabarpali.com pun bersama dengan dua media lainnya, menyambangi Plasa PT Telkom PALI, Rabu pagi (21/3/2018).
 
Usai parkir mobil, beberapa saat kami sempat menikmati suasana lengang di sana. Gedung berukuran besar dengan warna ekterior putih dan merah itu mulai nampak usang. Tak satu pun nampak batang hidup manusia. Dan benar saja. Di kaca pintunya bertuliskan "TUTUP". 
 
Tiba-tiba seorang bertubuh besar dengan seragam safari hitam mendekat. Ia nampak berjalan dari belakang bangunan itu. "Cari siapa, Pak?" tanyanya.
 
"Ini tutup ya?" kami balas bertanya, sembari menunjuk pintu kantor bertuliskan tutup itu. 
"Oh tidak, Pak. Buka! Ada apa ya?"
"Pimpinannya ada?" 
"Ada pak. Bapak dari mana?" pria yang meneliti kami itu,  kemudian diketahui adalah security di sana. 
 
Setelah kami jelaskan, bahwa kami dari media. Ia pun mengajak kami masuk. Sejenak menyuruh duduk di ruang tunggu. Ia pun masuk ke dalam. Di sana pun terlihat sepi. Tak ada orang lain, atau aktivitas sebagaimana di intitusi layanan publik pada umumnya. 
 
Seorang lelaki berkisar usia 50 tahun, lalu keluar menemui kami. "Ada apa ya?" ujarnya dengan gugup,  sembari menyambut uluran tangan kami. 
 
Beberapa kali ia mengajukan pertanyaan yang sama. Seperti tak sabar ingin tahu ada apa. Bahkan saat kami bergantian memperkenalkan diri. Ia nampak sangat tegang sekali.
 
"Kenapa tulisan di depan tutup, Pak. Padahal kan buka?" kami mulai bertanya, setelah berbasa basi. Terutama ketika Pak Arta, demikian ia memperkenalkan diri, sudah agak santai.
 
Menurut Arta, tulisan tutup tersebut untuk mengartikan, bahwa mereka sudah tidak menerima layanan pembayaran tagihan lagi. Sebelumnya, di kantor itu, pelanggan tak hanya bisa membayar tagihan telepon, namun juga menerima pembayaran tagihan PDAM dan PLN.
 
"Sejak pegawai (outsourching) bernama Nila, menggelapkan uang pembayaran pelanggan, sebesar Rp40 juta, pada Agustus 2017 lalu, maka kami putuskan tidak lagi menerima pembayaran tagihan. Namun demikian, layanan lain tetap dibuka," jelasnya.
 
Untuk membayar tagihan,  pelanggan diarahkan agar melakukannya di loket lain, seperti di beberapa minimarket. 
 
Di Kantor Plasa Telkom PALI, tambah Arta, hampir satu tahun ini tidak ada penjabat Kepala Kantor. Hanya ada ia sendiri yang berstatus pegawai tetap Telkom. Satu orang security dan dua orang bagian teknis lainnya adalah pegawai outsourching.
 
"Saya sendiri juga bagian teknis. Kalau dua bagian teknis lainnya, di lapangan. Mereka yang menangani persoalan keluhan pelanggan," imbuhnya, sambil sesekali turut dikomentari security, yang ikut menunggui kami wawancara. 
 
Jika ada pelanggan yang datang untuk menyampaikan keluhan terkait teknis, biasanya, tambah Arta, security yang akan menerimanya. Mencatatnya dan lalu menyampaikan pada petugas.
 
"Sedangkan kalau mau pasang baru, bisa menghubungi nomor 147. Nanti ada petunjuk dari kantor provinsi," pungkasnya.
 
Berdasarkan data yang diberikan Arta, tercatat jumlah pelanggan Telkom di Kabupaten PALI terus menurun secara signifikan, setiap tahunnya. Pada 2015 berjumlah 1285 pelanggan, dan tahun 2016 berjumlah 890 pelanggan. Entah apa yang menjadi penyebabnya?.[red]

BERITA LAINNYA

61624 Kali9 Elemen Jurnalisme Plus Elemen ke-10 dari Bill Kovach

ADA sejumlah prinsip dalam jurnalisme, yang sepatutnya menjadi pegangan setiap [...]

25 Maret 2021

34181 KaliHore! Honorer Lulusan SMA Bisa Ikut Seleksi PPPK 2024

Kabarpali.com - Informasi menarik dan angin segar datang dari Kementerian [...]

09 Januari 2024

21976 KaliIni Dasar Hukum Kenapa Pemborong Harus Pasang Papan Proyek

PEMBANGUNAN infrastruktur fisik di era reformasi dan otonomi daerah dewasa ini [...]

30 Juli 2019

21293 KaliWarga PALI Heboh, ditemukan Bekas Jejak Kaki Berukuran Raksasa

Penukal [kabarpali.com] – Warga Desa Babat Kecamatan Penukal [...]

18 Agustus 2020

20217 KaliFenomena Apa? Puluhan Gajah Liar di PALI Mulai Turun ke Jalan

PALI [kabarpali.com] - Ulah sekumpulan satwa bertubuh besar mendadak [...]

15 Desember 2019
Kantor PT Telkom di Kabupaten PALI dikira sudah gulung tikar. Beberapa bulan terakhir, setiap pelanggan yang hendak mengadukan keluhannya, akan mendapati kantor BUMN itu dalam suasana lengang dan bertuliskan TUTUP, di kaca pintu masuk. 
 
RICI, Selasa (20/3/2018), nampak kesal sekali. Di sela ia bercerita, sesekali terdengar gemuruh nafas keluar dari hidungnya. Kekesalan pria berusia 32 tahun itu bukan tak beralasan. Menurutnya, tiga kali sudah ia menyambangi Plasa PT Telkom Kabupaten PALI. Namun kantor perusahaan plat merah itu selalu sepi dan tertutup rapat.
 
"Saya hendak menyampaikan keluhan saya ke sana. Sebab, sudah satu bulan ini jaringan Telkom Speedy di rumah saya sangat lambat sekali," tutur Rici, pada media ini, yang kebetulan bertemu di sebuah bengkel las, di kawasan Beracung, Talang Ubi. 
 
Namun, lanjutnya, kali ketiga ke sana, kantor perusahaan telekomunikasi milik negara,  yang berada tak jauh dari Simpang Lima Pendopo itu, masih saja tutup. "Akhirnya,  saya selalu memutar balik," gerutu Rici, sembari mengeraskan suaranya, agar tak tenggelam oleh nyaring suara gerinda di bengkel itu.
 
Menurut Rici, sebagai institusi pelayanan publik, reputasi PT Telkom PALI tentu sudah sangat mengecewakan pelanggannya. Sebab, bukannya terus berbenah, semakin hari justru semakin buruk.
 
Ingin membuktikan kebenaran cerita Rici, kabarpali.com pun bersama dengan dua media lainnya, menyambangi Plasa PT Telkom PALI, Rabu pagi (21/3/2018).
 
Usai parkir mobil, beberapa saat kami sempat menikmati suasana lengang di sana. Gedung berukuran besar dengan warna ekterior putih dan merah itu mulai nampak usang. Tak satu pun nampak batang hidup manusia. Dan benar saja. Di kaca pintunya bertuliskan "TUTUP". 
 
Tiba-tiba seorang bertubuh besar dengan seragam safari hitam mendekat. Ia nampak berjalan dari belakang bangunan itu. "Cari siapa, Pak?" tanyanya.
 
"Ini tutup ya?" kami balas bertanya, sembari menunjuk pintu kantor bertuliskan tutup itu. 
"Oh tidak, Pak. Buka! Ada apa ya?"
"Pimpinannya ada?" 
"Ada pak. Bapak dari mana?" pria yang meneliti kami itu,  kemudian diketahui adalah security di sana. 
 
Setelah kami jelaskan, bahwa kami dari media. Ia pun mengajak kami masuk. Sejenak menyuruh duduk di ruang tunggu. Ia pun masuk ke dalam. Di sana pun terlihat sepi. Tak ada orang lain, atau aktivitas sebagaimana di intitusi layanan publik pada umumnya. 
 
Seorang lelaki berkisar usia 50 tahun, lalu keluar menemui kami. "Ada apa ya?" ujarnya dengan gugup,  sembari menyambut uluran tangan kami. 
 
Beberapa kali ia mengajukan pertanyaan yang sama. Seperti tak sabar ingin tahu ada apa. Bahkan saat kami bergantian memperkenalkan diri. Ia nampak sangat tegang sekali.
 
"Kenapa tulisan di depan tutup, Pak. Padahal kan buka?" kami mulai bertanya, setelah berbasa basi. Terutama ketika Pak Arta, demikian ia memperkenalkan diri, sudah agak santai.
 
Menurut Arta, tulisan tutup tersebut untuk mengartikan, bahwa mereka sudah tidak menerima layanan pembayaran tagihan lagi. Sebelumnya, di kantor itu, pelanggan tak hanya bisa membayar tagihan telepon, namun juga menerima pembayaran tagihan PDAM dan PLN.
 
"Sejak pegawai (outsourching) bernama Nila, menggelapkan uang pembayaran pelanggan, sebesar Rp40 juta, pada Agustus 2017 lalu, maka kami putuskan tidak lagi menerima pembayaran tagihan. Namun demikian, layanan lain tetap dibuka," jelasnya.
 
Untuk membayar tagihan,  pelanggan diarahkan agar melakukannya di loket lain, seperti di beberapa minimarket. 
 
Di Kantor Plasa Telkom PALI, tambah Arta, hampir satu tahun ini tidak ada penjabat Kepala Kantor. Hanya ada ia sendiri yang berstatus pegawai tetap Telkom. Satu orang security dan dua orang bagian teknis lainnya adalah pegawai outsourching.
 
"Saya sendiri juga bagian teknis. Kalau dua bagian teknis lainnya, di lapangan. Mereka yang menangani persoalan keluhan pelanggan," imbuhnya, sambil sesekali turut dikomentari security, yang ikut menunggui kami wawancara. 
 
Jika ada pelanggan yang datang untuk menyampaikan keluhan terkait teknis, biasanya, tambah Arta, security yang akan menerimanya. Mencatatnya dan lalu menyampaikan pada petugas.
 
"Sedangkan kalau mau pasang baru, bisa menghubungi nomor 147. Nanti ada petunjuk dari kantor provinsi," pungkasnya.
 
Berdasarkan data yang diberikan Arta, tercatat jumlah pelanggan Telkom di Kabupaten PALI terus menurun secara signifikan, setiap tahunnya. Pada 2015 berjumlah 1285 pelanggan, dan tahun 2016 berjumlah 890 pelanggan. Entah apa yang menjadi penyebabnya?.[red]

BERITA TERKAIT

Perkuat Sinergi, Kadis Kominfo Kunjungi PWI PALI

14 Januari 2025 757

PALI [kabarpali.com] - Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) [...]

Tak Quorumnya Rapat DPRD PALI, Benarkah Isu "Kendak" Dewan Tak Terakomodir?

25 Desember 2024 1609

PALI [kabarpali.com] - Polemik ditundanya rapat paripurna Dewan Perwakilan [...]

Tok! Paripurna ditunda, Anggota Dewan Cuma Datang 9 Orang

23 Desember 2024 2297

PALI [kabarpali.com] - Rapat paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) [...]

close button