Proyek Intake Rp58 Miliar -- Apa Strategi PDAM Atasi Kekurangan Air?
PALI [PALI POST] – Di usianya yang sudah meranjak tujuh tahun, Kabupaten PALI masih di warnai dengan suara-suara sumbang terkait ketersediaan air bersih yang masih menjadi barang langka di Bumi Serepat Serasan.
Tak hanya saat kemarau, di musim penghujan pun Kota Pendopo Kecamatan Talang Ubi khususnya, masih didera kekurangan air bersih, untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga.
Beragam keluhan tak hanya santer terbaca di media sosial. Di dunia nyata pun, ibu-ibu kerap melampiaskan rasa kesalnya, karena sambungan air bersih yang kini dikelolah oleh PDAM Tirta PALI Anugerah itu tak kunjung deras mengalir sesuai harapan.
“Pertama, sambungan PDAM memang belum merata di seluruh Kota Pendopo ini. Kedua, jikapun rumah yang sudah tersambungkan jaringan PDAM, tapi air sangat jarang mengalir. Jika pun mengalir maka sebentar saja, dengan volume yang sedikit sekali,” cetus Ratih, seorang ibu rumah tangga yang tinggal di kawasan Handayani Mulia.
Selain itu, ia juga mengeluhkan tagihan PDAM yang sering membengkak, sedangkan yang keluar dari kran, lebih sering angin ketimbang air. “Kesimpulannya, pelayanan PDAM masih belum memuaskan!” tegasnya, saat dimintai penilaian.
Sementara itu, Plt Direktur PDAM Tirta PALI Anugerah, Puryadi ketika disambangi di Kantornya, di kawasan Golf Handayani Mulia, mengatakan bahwa saat ini kapasitas debit air yang mereka kelolah memang masih kecil, yakni 40 liter / detik. Sedangkan jumlah total pelangan sebanyak 6800 rumah.
Dengan demikian, menurut Puryadi, solusinya adalah dengan cara menggilirkan aliran air ke rumah-rumah pelanggan secara bergantian. “Jika mau berbarengan tentu takkan cukup. Sehingga saat ini digilirkan,” terangnya.
Kurangnya kapasitas air tersebut, diperparah dengan banyaknya kebocoran pemipaan di jalur Simpang Tais hingga Simpang Raja. Saat ini pihak PDAM pun secara bertahap mulai memperbaiki kebocoran tersebut.
“Asset yang diberikan oleh PDAM Lematang Enim kebanyakan sudah tua, dan rawan rusak. Alhasil, pelayanan menjadi kurang maksimal karena banyak pipa yang bocor. Selain itu, kendala lain permasalahan listrik yang sering padam, hal itu menyebabkan suplai air dari Lematang Enim menjadi terganggu,” jelas Puryadi.
Terkait tarif yang semakin mahal, Puryadi menjelaskan bahwa hal itu dikarenakan pelanggan telah membuka kran meteran air, sebelum air itu hidup.
“Jadi begini, sebelum air mengalir para pelanggan telah membuka meteran air. Padahal air tersebut belum keluar, yang keluar hanya angin. Itu menyebabkan kran meteran tersebut sudah mulai dihitung. Kami menyarankan kepada pelanggan, untuk memastikan terlebih dahulu air mengalir atau tidak, sehingga bayaran tidak menjadi mahal,” jelasnya.
Intake Rp58 Miliar
Sebagaimana diketahui, saat ini telah berjalan pekerjaan proyek intake jaringan PDAM dari Muara Sungai Kecamatan Tanah Abang ke Pendopo Talang Ubi. Pekerjaan itu menelan total anggaran Rp58 Miliar dari anggaran APBD PALI 2019. Puryadi berharap pekerjaan itu bisa mengatasi berbagai persoalan tersebut.
“Ditargetkan selesai pada bulan Oktober 2020 ini. Jika sudah selesai maka ada penambahan 20 liter/detik sehingga kapasitas debit air menjadi 60 liter/detik,” urainya.
Namun meski begitu, debit air itu sebenarnya belumlah ideal atau mencukupi kebutuhan para pelanggan. Puryadi menyebut angka 200 liter / detik, jika ingin memenuhi kebutuhan air bersih setiap rumah secara memadai.
“Ya sebenarnya 60 liter/detik masih kurang. Maka, pengaliran air secara bergantian masih akan dilakukan sebagai salah satu solusi,” imbuhnya.[red]