Premium Semakin Langka
Oleh Redaksi KABARPALI
SPBU Tais Kab. PALI
PALI [kabarpali.com] - Kelangkaan bahan bakar jenis premiun akhir akhir ini nyaris terjadi di semua Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di provinsi ini. Begitu juga di SPBU yang terletak di Desa Simpang Tais kecamatan Talang Ubi Kabupaten PALI. Di SPBU terbesar di PALI itu,
sudah sekitar dua bulan terakhir ini tidak lagi menjual Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi jenis Premium.
Dari penuturan salah satu pegawai SPBU tersebut, BBM jenis premium memang sudah tidak dijual lagi di SPBU Simpang Tais.
"Kita tidak jual lagi bensin (premium, red)," tutur pegawai berseragam merah itu, belum lama ini. Saat wartawan mengisi bahan bakar kendaraan.
Ketika awak media mencoba menggali informasi terkait apa sebab tidak menjual BBM jenis premium (Bensin), pegawai SPBU itu tidak memberi tahu alasan kenapa tidak lagi menjual BBM yang disubsidi pemerintah tersebut,
"Kami tidak tahu, mungkin dari sananya," singkatnya, sambil mengisi BBM pelanggan.
Dengan tidak ditemukannya lagi Premium di SPBU di Desa Simpang Tais kecamatan Talang Ubi membuat sebagian masyarakat berspekulasi dan menduga bahwa BBM Premium sengaja distop pengirimannya oleh Pertamina.
Seperti diungkapkan Novriyansah (40) tokoh pemuda di kabupaten PALI, dirinya menilai bahwa Pertamina sebagai perusahaan satu-satunya yang mengelolah bahan bakar minyak di Indonesia sengaja melakukan pengurangan jatah BBM Premium ke SPBU.
"Mungkin saja itu disengaja. Karena pertamina ingin mengenalkan produk BBM Pertalite yang non subsidi. Sehingga masyarakat secara perlahan-lahan beralih ke Pertalite," ungkapnya.
Tentu sambung Novriyansah hal itu akan berdampak pada keuntungan Pertamina. Logikanya begini, kalau BBM Premium ketika hendak menaikkan harga haruslah melalui persetujuan dari DPR. Sehingga langkah tersebut akan sulit.
Tetapi, sambungnya, kalau Pertalite tidak perlu persetujuan DPR. Jadi pertamina bisa seenaknya saja menaikkan harga BBM," terangnya.
Ia juga menilai pertamina dalam hal ini sedang melakukan pembodohan terhadap masyarakat. Mereka bilang di media masyarakat berebutan antre mencari pertalite. Karena Pertalite disukai masyarakat, padahal hal itu disebabkan karena BBM premium sudah habis karena dikurangi jatahnya oleh pertamina.
"Yang saya takutkan, lama kelamaan BBM Subsidi premium akan dihilangkan, yang jadi korban tetaplah masyarakat, Ongkos angkutan umum jadi naik, bahan-bahan sembako juga naik. Tentu diawali karena BBM sekarang sudah naik," pungkasnya.
Sementara, Robi Hervindo perwakilan dari pertamina hilir migas wilayah Sumbagsel membantah jika ada unsur kesengajaan bahwa pertamina mengurangi jatah BBM Premium ke SPBU.
"Itu tidak benar mas. Kondisi sekarang sebagian masyarakat sudah beralih ke pertalite dan pertamax, sehingga konsumsi premium memang tidak sebesar dulu sebelum ada pertalite," katanya saat dihubungi via whatsapp, Sabtu (12/8).[red]