Mubazir, Area Pasar Betung Jadi Semak Belukar
Abab [kabarpali.com] – Kondisi bangunan Pasar Rakyat Desa Betung Kecamatan Abab, Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), sangat memprihatinkan. Akibat bertahun tak kunjung dimanfaatkan sebagaimana mestinya, kini areal tersebut menjelma menjadi semak belukar dan terkesan sangat angker.
Usai dibangun pada kisaran 2018 lalu, gedung Pasar Rakyat Betung merupakan salah satu dari 12 pasar rakyat yang dibangun serentak di PALI, menggunakan anggaran APBN melalui Tugas Pembantuan (TP) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) senilai Rp5 miliar, hingga kini tak kunjung dipergunakan sebagai tempat jual beli masyarakat. Dengan demikian, ada kesan dibiarkan mubazir saja.
Melihat langsung kondisi tersebut, Minggu (11/10/2020), akses masuk ke sana dapat melalui jalan di depan SDN 2 Abab yang relatif kecil, menyusuri hingga sekitar 2 kilometer ke ujung kawasan pemukiman. Bangunan pasar rakyat Desa Betung, terletak di tengah perkebunan karet.
Kesan pertama saat tiba di lokasi, kondisi bangunan nampak memprihatinkan. Di sekililingnya telah dipenuhi tumbuhan liar hingga melampaui tinggi orang dewasa. Beberapa rumput telah merambat ke teras kios yang beberapa pintu rolling doornya sudah tak terkunci lagi.
“Jika terus dibiarkan tanpa perawatan, maka bangunan ini akan lapuk kemudian rusak. Seperti Anda lihat sendiri, nampak plafon sudah ada yang jebol,” celetuk Ishak, warga setempat.
Ishak juga mengaku heran, apa yang menyebabkan bangunan pasar yang terdiri dari beberapa kios dan los itu, tak juga kunjung dimanfaatkan. Sementara, pasar kalangan yang aktif selama ini masih berupa los semi permanen.
“Uang negara yang dipakai untuk membangun pasar itu sudah banyak dikucurkan. Namun belum ada azaz manfaatnya sama sekali. Terhitung sudah 2 tahun ini dibiarkan kosong saja. Jika tahu begitu, lebih baik uangnya dibagi saja untuk masyarakat, kan lebih bermanfaat,” cetusnya.
Sementara itu, Kepala Desa Betung, Suparman, ketika dimintai informasinya, mengaku tidak tahu menahu perihal pasar itu. Baik soal sebelum pembangunan, saat proses pekerjaan, hingga selesai ini. Ia bahkan, terkesan tak mau membahas hal itu panjang lebar.
“Saya tidak tahu apa-apa soal pasar itu. Namun, baik masyarakat maupun pedagang tidak mau pindah ke sana. Kalau soal lahannya, baiknya tanya saja sama yang bersangkutan, yaitu Haji Sopa dan Disperindag PALI,” singkatnya.[red]