Mubazir, Area Pasar Betung Jadi Semak Belukar

Oleh Redaksi KABARPALI | 12 Oktober 2020


Abab [kabarpali.com] – Kondisi bangunan Pasar Rakyat Desa Betung Kecamatan Abab, Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), sangat memprihatinkan. Akibat bertahun tak kunjung dimanfaatkan sebagaimana mestinya, kini areal tersebut menjelma menjadi semak belukar dan terkesan sangat angker.

Usai dibangun pada kisaran 2018 lalu, gedung Pasar Rakyat Betung merupakan salah satu dari 12 pasar rakyat yang dibangun serentak di PALI, menggunakan anggaran APBN melalui Tugas Pembantuan (TP) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) senilai Rp5 miliar, hingga kini tak kunjung dipergunakan sebagai tempat jual beli masyarakat. Dengan demikian, ada kesan dibiarkan mubazir saja.

Melihat langsung kondisi tersebut, Minggu (11/10/2020), akses masuk ke sana dapat melalui jalan di depan SDN 2 Abab yang relatif kecil, menyusuri hingga sekitar 2 kilometer ke ujung kawasan pemukiman. Bangunan pasar rakyat Desa Betung, terletak di tengah perkebunan karet.

Kesan pertama saat tiba di lokasi, kondisi bangunan nampak memprihatinkan. Di sekililingnya telah dipenuhi tumbuhan liar hingga melampaui tinggi orang dewasa. Beberapa rumput telah merambat ke teras kios yang beberapa pintu rolling doornya sudah tak terkunci lagi.

“Jika terus dibiarkan tanpa perawatan, maka bangunan ini akan lapuk kemudian rusak. Seperti Anda lihat sendiri, nampak plafon sudah ada yang jebol,” celetuk Ishak, warga setempat.

Ishak juga mengaku heran, apa yang menyebabkan bangunan pasar yang terdiri dari beberapa kios dan los itu, tak juga kunjung dimanfaatkan. Sementara, pasar kalangan yang aktif selama ini masih berupa los semi  permanen.

“Uang negara yang dipakai untuk membangun pasar itu sudah banyak dikucurkan. Namun belum ada azaz manfaatnya sama sekali. Terhitung sudah 2 tahun ini dibiarkan kosong saja. Jika tahu begitu, lebih baik uangnya dibagi saja untuk masyarakat, kan lebih bermanfaat,” cetusnya.

Sementara itu, Kepala Desa Betung, Suparman, ketika dimintai informasinya, mengaku tidak tahu menahu perihal pasar itu. Baik soal sebelum pembangunan, saat proses pekerjaan, hingga selesai ini. Ia bahkan, terkesan tak mau membahas hal itu panjang lebar.

“Saya tidak tahu apa-apa soal pasar itu. Namun, baik masyarakat maupun pedagang tidak mau pindah ke sana. Kalau soal lahannya, baiknya tanya saja sama yang bersangkutan, yaitu Haji Sopa dan Disperindag PALI,” singkatnya.[red]

BERITA LAINNYA

61624 Kali9 Elemen Jurnalisme Plus Elemen ke-10 dari Bill Kovach

ADA sejumlah prinsip dalam jurnalisme, yang sepatutnya menjadi pegangan setiap [...]

25 Maret 2021

34183 KaliHore! Honorer Lulusan SMA Bisa Ikut Seleksi PPPK 2024

Kabarpali.com - Informasi menarik dan angin segar datang dari Kementerian [...]

09 Januari 2024

21976 KaliIni Dasar Hukum Kenapa Pemborong Harus Pasang Papan Proyek

PEMBANGUNAN infrastruktur fisik di era reformasi dan otonomi daerah dewasa ini [...]

30 Juli 2019

21293 KaliWarga PALI Heboh, ditemukan Bekas Jejak Kaki Berukuran Raksasa

Penukal [kabarpali.com] – Warga Desa Babat Kecamatan Penukal [...]

18 Agustus 2020

20217 KaliFenomena Apa? Puluhan Gajah Liar di PALI Mulai Turun ke Jalan

PALI [kabarpali.com] - Ulah sekumpulan satwa bertubuh besar mendadak [...]

15 Desember 2019

Abab [kabarpali.com] – Kondisi bangunan Pasar Rakyat Desa Betung Kecamatan Abab, Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), sangat memprihatinkan. Akibat bertahun tak kunjung dimanfaatkan sebagaimana mestinya, kini areal tersebut menjelma menjadi semak belukar dan terkesan sangat angker.

Usai dibangun pada kisaran 2018 lalu, gedung Pasar Rakyat Betung merupakan salah satu dari 12 pasar rakyat yang dibangun serentak di PALI, menggunakan anggaran APBN melalui Tugas Pembantuan (TP) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) senilai Rp5 miliar, hingga kini tak kunjung dipergunakan sebagai tempat jual beli masyarakat. Dengan demikian, ada kesan dibiarkan mubazir saja.

Melihat langsung kondisi tersebut, Minggu (11/10/2020), akses masuk ke sana dapat melalui jalan di depan SDN 2 Abab yang relatif kecil, menyusuri hingga sekitar 2 kilometer ke ujung kawasan pemukiman. Bangunan pasar rakyat Desa Betung, terletak di tengah perkebunan karet.

Kesan pertama saat tiba di lokasi, kondisi bangunan nampak memprihatinkan. Di sekililingnya telah dipenuhi tumbuhan liar hingga melampaui tinggi orang dewasa. Beberapa rumput telah merambat ke teras kios yang beberapa pintu rolling doornya sudah tak terkunci lagi.

“Jika terus dibiarkan tanpa perawatan, maka bangunan ini akan lapuk kemudian rusak. Seperti Anda lihat sendiri, nampak plafon sudah ada yang jebol,” celetuk Ishak, warga setempat.

Ishak juga mengaku heran, apa yang menyebabkan bangunan pasar yang terdiri dari beberapa kios dan los itu, tak juga kunjung dimanfaatkan. Sementara, pasar kalangan yang aktif selama ini masih berupa los semi  permanen.

“Uang negara yang dipakai untuk membangun pasar itu sudah banyak dikucurkan. Namun belum ada azaz manfaatnya sama sekali. Terhitung sudah 2 tahun ini dibiarkan kosong saja. Jika tahu begitu, lebih baik uangnya dibagi saja untuk masyarakat, kan lebih bermanfaat,” cetusnya.

Sementara itu, Kepala Desa Betung, Suparman, ketika dimintai informasinya, mengaku tidak tahu menahu perihal pasar itu. Baik soal sebelum pembangunan, saat proses pekerjaan, hingga selesai ini. Ia bahkan, terkesan tak mau membahas hal itu panjang lebar.

“Saya tidak tahu apa-apa soal pasar itu. Namun, baik masyarakat maupun pedagang tidak mau pindah ke sana. Kalau soal lahannya, baiknya tanya saja sama yang bersangkutan, yaitu Haji Sopa dan Disperindag PALI,” singkatnya.[red]

BERITA TERKAIT

Perkuat Sinergi, Kadis Kominfo Kunjungi PWI PALI

14 Januari 2025 757

PALI [kabarpali.com] - Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) [...]

Tak Quorumnya Rapat DPRD PALI, Benarkah Isu "Kendak" Dewan Tak Terakomodir?

25 Desember 2024 1609

PALI [kabarpali.com] - Polemik ditundanya rapat paripurna Dewan Perwakilan [...]

Tok! Paripurna ditunda, Anggota Dewan Cuma Datang 9 Orang

23 Desember 2024 2300

PALI [kabarpali.com] - Rapat paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) [...]

close button