Masih Banyak 'Blankspot' Sinyal Seluler di PALI
PALI [kabarpali.com] – Pasca menyebarnya virus corona atau Corona Virus Desease 2019 (Covid 19) di dunia dan Indonesia pada khususnya, sontak kebiasaan berprilaku dan beraktivitas dalam masyarakat berubah total. Tak hanya wajib untuk selalu menjaga kesehatan diri sendiri, namun juga tak diperbolehkan bertatap muka secara dekat atau berkerumun.
Dengan demikian, tehnologi informasi dan komunikasi (IT) pun menjadi suatu keniscayaan untuk dimanfaatkan secara optimal. Dari mulai pelajar sekolah dasar hingga pekerja kantoran pun tak bisa terlepas dari gadget.
Meski demikian, di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), gagasan yang sudah menjadi kebijakan pemerintah pusat dan semestinya merupakan solusi itu, justru masih menyimpan problema. Pasalnya, tak seluruh penjuru wilayah yang terdiri dari lima kecamatan ini tercover jaringan seluler dengan baik.
Akibat dari itu, proses pendidikan secara dalam jaringan (daring atau online) jadi terhambat. Komunikasi dari dan ke berbagai arah pun kerap terhenti. Masih terbatasnya jumlah Base Transceiver Station (BTS) atau tower di daerah ini pun sering dikeluhkan masyarakat.
“Persoalan sinyal ini sebenarnya sudah lama. Jangankan di desa-desa, di dalam ibukota kabupaten PALI pun masih tidak stabil. Bahkan ada yang tidak tercover sinyal provider tertentu sama sekali,” ungkap Adit, warga Kelurahan Handayani Mulia Kecamatan Talang Ubi, Selasa (13/10/2020).
Oleh karena itu, wajar menurutnya jika hal ini menjadi hambatan terbesar dalam mewujudkan pola hidup serba online seperti di masa pandemi Covid-19 saat ini.
“Kita berharap pemerintah peka pada permasalahan ini. Saya fikir secara bisnis, pihak provider juga akan dengan senang hari bila harus ekspansi ke kabupaten kita ini,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Kabupaten PALI, Asrohi Ssos MH, melalui Kabid Tehnologi Informasi dan Komunikasi (TIK), Bertha Haryanto ST, menuturkan bahwa hingga saat ini di PALI terdapat 50 BTS. Yang tersebar di lima kecamatan di PALI.
“Semuanya 50 buah, 49 aktif dan satu tidak aktif. Provider paling banyak yakni Telkomsel dan Indosat. Adapula beberapa XL, Tri dan Ceria,” ujar Bherta melalui pesan Whatsapp, Kamis (15/10/2020).
Namun demikian, jumlah BTS tersebut menurutnya memanglah belum cukup. Oleh karenanya masih ada beberapa wilayah yang belum tercover sinyal seluler (blankspot).
“Untuk itu perlu kita bicarakan ke provider. Karena penyuplai sinyal kan dari mereka. Kominfo sudah pernah koordinasi ke provider, terkait kondisi sinyal dan lokasi yang blankspot. Tapi sampai sekarang belum mendapat penjelasan tertulis dari pihak provider,” jelasnya.[red]