Manisnya Bisnis Duku di Banu Ayu

Oleh Redaksi KABARPALI | 21 Februari 2018
Suasana panen duku di Banu Ayu.


Rambang Dangku [kabarpali.com] - Warga pemilik kebun buah duku di Desa Banu Ayu Kecamatan Rambang Dangku Kabupaten Muara Enim, sedang ketiban berkah. Tahun ini, pohon Duku mereka berbuah lebat.
 
Seperti biasanya, melimpahnya buah tahunan itu, berarti juga pertanda mereka akan mendapatkan keuntungan yang menggiurkan. 
 
Seperti dituturkan Lena (30), warga setempat. Pada musim duku tahun ini, ia melelang satu bidang kebunnya dengan harga Rp15 juta.
 
Kebun duku dengan jumlah pohon 40 Batang itu, ia jual pada Mardani (40), tengkulak buah asal Desa Siku Kecamatan Rambang Dangku.
 
"Alhamdulillah, tahun ini duku kita melimpah. Memang dua tahun lalu, panennya agak kurang. Mungkin faktor alam penyebabnya," ujar Lena, pada kabarpali.com, di sela panen di kebunnya, Selasa (20/2/2018).
 
Sementara itu, Ujang, yang tiap musim rutin memborong buah, mengatakan biasa menjual lagi ke Jakarta, Bandung, bahkan ekspor ke Singapura.
 
Pria yang juga berprofesi sebagai petani karet itu, mengaku bisa meraup keuntungan rata-rata Rp20 juta per musim duku. 
 
"Kalau nilai borongan bervariasi, sesuai dengan jumlah batang dan kelebatan buahnya. Buah hasil panen kita kemas menggunakan peti, yang kita jual lagi berkisar Rp200 ribu perpeti," urainya.
 
Namun demikian, Ujang menuturkan bahwa bisnis buah ini penuh dengan spekulasi. Harga jual mereka terkadang bisa jatuh, jika buah sedang banjir di tingkat tangan kedua.
 
"Kalau sudah begitu, kita terancam rugi. Makanya kita harus banyak jaringan penjualan, di beberapa kota, hingga luar negeri," tandas Ujang, sembari mencatat jumlah peti yang di naikkan ke truknya. 
 
Desa Banu Ayu, yang terletak di pesisir Sungai Lematang itu, memang terkenal sebagai sentra buah duku di Sumatera Selatan. Selain ukurannya yang besar-besar, berwarna putih kekuningan, juga terasa sangat manis.[red]

BERITA LAINNYA

72054 Kali9 Elemen Jurnalisme Plus Elemen ke-10 dari Bill Kovach

ADA sejumlah prinsip dalam jurnalisme, yang sepatutnya menjadi pegangan setiap [...]

25 Maret 2021

35900 KaliHore! Honorer Lulusan SMA Bisa Ikut Seleksi PPPK 2024

Kabarpali.com - Informasi menarik dan angin segar datang dari Kementerian [...]

09 Januari 2024

23204 KaliIni Dasar Hukum Kenapa Pemborong Harus Pasang Papan Proyek

PEMBANGUNAN infrastruktur fisik di era reformasi dan otonomi daerah dewasa ini [...]

30 Juli 2019

22049 KaliWarga PALI Heboh, ditemukan Bekas Jejak Kaki Berukuran Raksasa

Penukal [kabarpali.com] – Warga Desa Babat Kecamatan Penukal [...]

18 Agustus 2020

20882 KaliFenomena Apa? Puluhan Gajah Liar di PALI Mulai Turun ke Jalan

PALI [kabarpali.com] - Ulah sekumpulan satwa bertubuh besar mendadak [...]

15 Desember 2019
Rambang Dangku [kabarpali.com] - Warga pemilik kebun buah duku di Desa Banu Ayu Kecamatan Rambang Dangku Kabupaten Muara Enim, sedang ketiban berkah. Tahun ini, pohon Duku mereka berbuah lebat.
 
Seperti biasanya, melimpahnya buah tahunan itu, berarti juga pertanda mereka akan mendapatkan keuntungan yang menggiurkan. 
 
Seperti dituturkan Lena (30), warga setempat. Pada musim duku tahun ini, ia melelang satu bidang kebunnya dengan harga Rp15 juta.
 
Kebun duku dengan jumlah pohon 40 Batang itu, ia jual pada Mardani (40), tengkulak buah asal Desa Siku Kecamatan Rambang Dangku.
 
"Alhamdulillah, tahun ini duku kita melimpah. Memang dua tahun lalu, panennya agak kurang. Mungkin faktor alam penyebabnya," ujar Lena, pada kabarpali.com, di sela panen di kebunnya, Selasa (20/2/2018).
 
Sementara itu, Ujang, yang tiap musim rutin memborong buah, mengatakan biasa menjual lagi ke Jakarta, Bandung, bahkan ekspor ke Singapura.
 
Pria yang juga berprofesi sebagai petani karet itu, mengaku bisa meraup keuntungan rata-rata Rp20 juta per musim duku. 
 
"Kalau nilai borongan bervariasi, sesuai dengan jumlah batang dan kelebatan buahnya. Buah hasil panen kita kemas menggunakan peti, yang kita jual lagi berkisar Rp200 ribu perpeti," urainya.
 
Namun demikian, Ujang menuturkan bahwa bisnis buah ini penuh dengan spekulasi. Harga jual mereka terkadang bisa jatuh, jika buah sedang banjir di tingkat tangan kedua.
 
"Kalau sudah begitu, kita terancam rugi. Makanya kita harus banyak jaringan penjualan, di beberapa kota, hingga luar negeri," tandas Ujang, sembari mencatat jumlah peti yang di naikkan ke truknya. 
 
Desa Banu Ayu, yang terletak di pesisir Sungai Lematang itu, memang terkenal sebagai sentra buah duku di Sumatera Selatan. Selain ukurannya yang besar-besar, berwarna putih kekuningan, juga terasa sangat manis.[red]

BERITA TERKAIT

Sering dihajar Berita Miring, Pertamina Kumpulkan Awak Media di PALI

16 Mei 2025 1228

PALI [kabarpali.com] - Beragam berita miring tentang operasional PT. Pertamina [...]

Ketika Paving Block Menggantikan Rehab Kelas: Realisasi Pokir DPRD PALI Dinilai Tidak Aspiratif

14 Mei 2025 366

PALI [kabarpali.com] — Di sudut Desa Karang Agung, Kecamatan Abab, [...]

Obat Herbal Diabetes: Solusi Alami yang Mudah Didapat di Sekitar Kita

14 Mei 2025 545

Di tengah mahalnya biaya pengobatan modern, masyarakat mulai kembali melirik [...]

close button