Lestarikan Satra Tutur, DPKD PALI Gelar Lomba Cerita Rakyat
Oleh Redaksi KABARPALI
Ilustrasi/net
PALI [kabarpali.com] - Guna melestarikan budaya sastra tutur yang kian menghilang di tengah masyarakat Bumi Serepat Serasan, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah (DPKD) Kabupaten PALI bakal menggelar Lomba Cerita Rakyat, Rabu nanti (3/7/2019).

Para peserta lomba adalah anak-anak yang merupakan pelajar tingkat SD/MI se-Kabupaten PALI. Dengan bertempat di SMAN I Talang Ubi, satu persatu mereka akan diminta untuk bertutur cerita rakyat secara lisan, dengan penjiwaan berbagai karakter tokoh yang dibawakan.
"Teknis perlombaan, masing-masing peserta diminta menghafal cerita rakyat yang dituturkan secara lisan dengan durasi sekitar 7 menit, di depan dewan juri, yang memegang teks tersebut. Nanti mereka akan dinilai ketepatan dalam bercerita, penjiwaan karakter tokoh yang di bawakan, dan lainnya," terang Kepala DPKD PALI ; Drs Agen Eleidi, Senin (1/7/2019).
Tim penilai sendiri, menurut Agen merupakan pihak yang independen. Yakni berasal dari pegiat seni budaya dan sastra, serta guru Bahasa Indonesia beberapa SMA.
"Pendaftaran sudah dibuka dari awal bulan lalu sampai tanggal 3 Juli nanti (Hari H). Setiap sekolah juga sudah disampaikan undangannya. Diharap mereka bisa mengirim wakil 2 orang per SD/MI, yang masing-masing akan membawakan cerita berbeda," urainya.
Ditambahkannya, bahwa para pemenang nanti terdiri dari juara 1, 2 dan 3 serta juara harapan 1, 2 dan 3. Juara satu akan mewakili PALI pada ajang serupa di tingkat Provinsi pada tanggal 11 Juli nanti.
"Hadiahnya terdiri dari trofi dan uang pembinaan yaitu juara 1 mendapat Rp2,5 juta, juara 2 Rp2 juta dan juara 3 mendapat Rp1,5 juta. Sedangkan juara harapan 1, 2 dan 3 masing-masing memperoleh trofi dan uang pembinaan Rp500 ribu," cetus pria yang pernah menjadi guru di SMPN I Tanah Abang itu.
Dari kegiatan tersebut, Agen berharap akan menumbuhkan kembali kecintaan terhadap budaya sastra tutur khas melayu di tengah masyarakat, terutama generasi muda PALI.
"Zaman dahulu, di saat sedang bercengkrama, kakek dan nenek kita sudah terbiasa menuturkan cerita rakyat pada kita. Banyak hal positif dari budaya itu, antara lain secara tidak langsung mengajarkan berbudi pekerti yang baik." tandasnya.[red]