Keusilan Kawannya, Sebabkan Siswa Patah Kaki di SMKN I Penukal
Guru Berharap Kerjasama Orangtua dalam Mendidik Anaknya
Penukal [kabarpali.com] – Akibat keusilan temannya, seorang peserta didik di SMKN I Penukal Kabupaten PALI mengalami cidera, dan sementara ini tak bisa mengikuti kegiatan belajar mengajar seperti biasa. Insiden itu terjadi pada Rabu siang (7/8/2019).
Seperti dituturkan Kepala SMKN I Penukal, Ahmad Jon Areli SPd, kini DW, korban yang duduk di kelas X Jurusan Teknik dan Bisnis Sepeda Motor (TBSM) I itu, masih mengalami perawatan di kediamannya, di Desa Gunung Menang Kecamatan Penukal.
Didampingi para Staf, guru dan OSIS sekolah itu, ia pun menerangkan kronologis kejadian naas yang sempat dipublikasi beberapa media online secara sepihak oleh keluarga korban.
Menurut Asmaul Husna SPd, guru bidang studi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), saat itu, para siswa Kelas X TBSM I sedang belajar mata pelajaran yang diampunya. Namun akibat kurang disiplin, belasan peserta didik diberikan hukuman berupa baris di lapangan dan hormat pada bendera merah putih.
“Mereka tidak membuat Pekerjaan Rumah (PR) PKn yang diberikan, sebanyak tiga kali berturut-turut. Maka hukuman yang sebelumnya berupa teguran, kini menjadi tindakan tegas berupa baris di lapang hingga mata pelajaran saya berakhir di kelas itu,” terangnya, pada media ini, di Ruangan Kepala Sekolah, Senin (23/9/2018).
Namun, saat ia sedang mengajar di kelas, rupanya para siswa itu nampak bermain-main di antara mereka. Hingga BJ, seorang siswa yang dipandangnya memang memiliki tingkah laku usil berlebihan membuka baut tiang bendera, dan menimpah korban yang sedang berada di bawahnya.
“Akibat kejadian itu korban yang mengalami cidera patah, langsung dibawa oleh pihak sekolah ke Puskesmas Simpang Babat, untuk dilakukan pengobatan. Bahkan kami menawarkan agar dirujuk ke Rumah Sakit supaya dironsen. Namun keluarga korban menolak dan meminta diurut saja di Tanah Abang,” tambah Antoni SPd, Humas SMKN I Penukal.
Selang beberapa hari, atau tepatnya 27 Agustus 2019, diantara orangtua korban dan pelaku dengan difasilitasi oleh pihak sekolah, melakukan pertemuan secara kekeluargaan, yang dituangkan pada Surat Perjanjian, berisi kesediaan orangtua pelaku untuk bertanggung jawab atas kejadian itu. Termasuk menanggung biaya pengobatan korban.
“Kedua pihak ini kan masih tinggal satu desa di Gunung Menang, dan katanya masih ada hubungan keluarga. Maka kami kira, persoalan itu akan berakhir baik-baik saja. Hingga ada berita yang dirilis oleh pihak korban yang menuding pihak sekolah tak ada kepedulian atas musibah itu,” ujar Jon Areli.
Ia pun menampik tuduhan tersebut, dengan menjelaskan bahwa sejak kejadian sudah melakukan tindakan cepat untuk mengobati korban. Termasuk membawa dan memfasilitasi segala kebutuhan korban ke tukang urut di Tanah Abang.
“Kami juga sudah beberapa kali membesuk korban ke rumahnya. Kami kira hal itu merupakan bentuk kepedulian kita. Maka jika ada hal yang dirasa kurang berkenan hendaknya dapat menyampaikan langsung kepada kami. Juga bila harus dimediasi kembali dengan pihak pelaku,” urainya.
Lebih jauh, Asmaul Husna, didampingi Wali Kelas X TBSM I, mengatakan, bahwa perangai pelaku kesehariannya memang cenderung hiperaktif dan usil. Hal itu terbukti dari beberapakali keluar kelas dan ke kantin, saat jam pelajaran masih berlangsung.
“Sempat juga ketahuan main HP di kelas, ditegur masih saja. Hingga Hpnya diamankan sementara oleh Saya. Namun tanpa sepengetahuan, ternyata HP itu sudah diambilnya sendiri di dalam tas Saya. Kami fikir itu bentuk kelancangan peserta didik terhadap gurunya,” ungkap perempuan berhijab itu.
Oleh karenanya, terkait perubahan negatif prilaku kebanyakan anak-anak sekarang ini, Kepala SMKN I Penukal meminta para orangtua kiranya dapat bersinergi dengan pihak sekolah, dalam mendidik anak-anaknya. Sebab, tanpa dukungan dari keluarga, tentu upaya yang dilakukan pihak sekolah takkan berhasil secara optimal.
“Dengan hal seperti ini, sesungguhnya kami menjadi prihatin dan sekaligus khawatir, jikalau para guru menjadi apatis dan masa bodoh terhadap perkembangan peserta didiknya. Maka dengan sangat, kami berharap kiranya para orangtua bisa bekerjasama dalam mendidik anak-anak kita ini,” pungkas Jon.[red]