Keusilan Kawannya, Sebabkan Siswa Patah Kaki di SMKN I Penukal

Oleh Redaksi KABARPALI | 25 September 2019
Konferensi Pers mengenai insiden peserta didik yang tertimpah tiang bendera.


Guru Berharap Kerjasama Orangtua dalam Mendidik Anaknya

Penukal [kabarpali.com] – Akibat keusilan temannya, seorang peserta didik di SMKN I Penukal Kabupaten PALI mengalami cidera, dan sementara ini tak bisa mengikuti kegiatan belajar mengajar seperti biasa. Insiden itu terjadi pada Rabu siang (7/8/2019).

Seperti dituturkan Kepala SMKN I Penukal, Ahmad Jon Areli SPd, kini DW, korban yang duduk di kelas X Jurusan Teknik dan Bisnis Sepeda Motor  (TBSM) I itu, masih mengalami perawatan di kediamannya, di Desa Gunung Menang Kecamatan Penukal.

Didampingi para Staf, guru dan OSIS sekolah itu, ia pun menerangkan kronologis kejadian naas yang sempat dipublikasi beberapa media online secara sepihak oleh keluarga korban.

Menurut Asmaul Husna SPd, guru bidang studi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), saat itu, para siswa Kelas X TBSM I sedang belajar mata pelajaran yang diampunya. Namun akibat kurang disiplin, belasan peserta didik diberikan hukuman berupa baris di lapangan dan hormat pada bendera merah putih.

“Mereka tidak membuat Pekerjaan Rumah (PR) PKn yang diberikan, sebanyak tiga kali berturut-turut. Maka hukuman yang sebelumnya berupa teguran, kini menjadi tindakan tegas berupa baris di lapang hingga mata pelajaran saya berakhir di kelas itu,” terangnya, pada media ini, di Ruangan Kepala Sekolah, Senin (23/9/2018).

Namun, saat ia sedang mengajar di kelas, rupanya para siswa itu nampak bermain-main di antara mereka. Hingga BJ, seorang siswa yang dipandangnya memang memiliki tingkah laku usil berlebihan membuka baut tiang bendera, dan menimpah korban yang sedang berada di bawahnya.

“Akibat kejadian itu korban yang mengalami cidera patah, langsung dibawa oleh pihak sekolah ke Puskesmas Simpang Babat, untuk dilakukan pengobatan. Bahkan kami menawarkan agar dirujuk ke Rumah Sakit supaya dironsen. Namun keluarga korban menolak dan meminta diurut saja di Tanah Abang,” tambah Antoni SPd, Humas SMKN I Penukal.

Selang beberapa hari, atau tepatnya 27 Agustus 2019, diantara orangtua korban dan pelaku dengan difasilitasi oleh pihak sekolah, melakukan pertemuan secara kekeluargaan, yang dituangkan pada Surat Perjanjian, berisi kesediaan orangtua pelaku untuk bertanggung jawab atas kejadian itu. Termasuk menanggung biaya pengobatan korban.

“Kedua pihak ini kan masih tinggal satu desa di Gunung Menang, dan katanya masih ada hubungan keluarga. Maka kami kira, persoalan itu akan berakhir baik-baik saja. Hingga ada berita yang dirilis oleh pihak korban yang menuding pihak sekolah tak ada kepedulian atas musibah itu,” ujar Jon Areli.

Ia pun menampik tuduhan tersebut, dengan menjelaskan bahwa sejak kejadian sudah melakukan tindakan cepat untuk mengobati korban. Termasuk membawa dan memfasilitasi segala kebutuhan korban ke tukang urut di Tanah Abang.

“Kami juga sudah beberapa kali membesuk korban ke rumahnya. Kami kira hal itu merupakan bentuk kepedulian kita. Maka jika ada hal yang dirasa kurang berkenan hendaknya dapat menyampaikan langsung kepada kami. Juga bila harus dimediasi kembali dengan pihak pelaku,” urainya.

Lebih jauh, Asmaul Husna, didampingi Wali Kelas X TBSM I, mengatakan, bahwa perangai pelaku  kesehariannya memang cenderung hiperaktif dan usil. Hal itu terbukti dari beberapakali keluar kelas dan ke kantin, saat jam pelajaran masih berlangsung.

“Sempat juga ketahuan main HP di kelas, ditegur masih saja. Hingga Hpnya diamankan sementara oleh Saya. Namun tanpa sepengetahuan, ternyata HP itu sudah diambilnya sendiri di dalam tas Saya. Kami fikir itu bentuk kelancangan peserta didik terhadap gurunya,” ungkap perempuan berhijab itu.

Oleh karenanya, terkait perubahan negatif prilaku kebanyakan anak-anak sekarang ini, Kepala SMKN I Penukal meminta para orangtua kiranya dapat bersinergi dengan pihak sekolah, dalam mendidik anak-anaknya. Sebab, tanpa dukungan dari keluarga, tentu upaya yang dilakukan pihak sekolah takkan berhasil secara optimal.

“Dengan hal seperti ini, sesungguhnya kami menjadi prihatin dan sekaligus khawatir, jikalau para guru menjadi apatis dan masa bodoh terhadap perkembangan peserta didiknya. Maka dengan sangat, kami berharap kiranya para orangtua bisa bekerjasama dalam mendidik anak-anak kita ini,” pungkas Jon.[red]

BERITA LAINNYA

64241 Kali9 Elemen Jurnalisme Plus Elemen ke-10 dari Bill Kovach

ADA sejumlah prinsip dalam jurnalisme, yang sepatutnya menjadi pegangan setiap [...]

25 Maret 2021

35054 KaliHore! Honorer Lulusan SMA Bisa Ikut Seleksi PPPK 2024

Kabarpali.com - Informasi menarik dan angin segar datang dari Kementerian [...]

09 Januari 2024

22688 KaliIni Dasar Hukum Kenapa Pemborong Harus Pasang Papan Proyek

PEMBANGUNAN infrastruktur fisik di era reformasi dan otonomi daerah dewasa ini [...]

30 Juli 2019

21705 KaliWarga PALI Heboh, ditemukan Bekas Jejak Kaki Berukuran Raksasa

Penukal [kabarpali.com] – Warga Desa Babat Kecamatan Penukal [...]

18 Agustus 2020

20537 KaliFenomena Apa? Puluhan Gajah Liar di PALI Mulai Turun ke Jalan

PALI [kabarpali.com] - Ulah sekumpulan satwa bertubuh besar mendadak [...]

15 Desember 2019

Guru Berharap Kerjasama Orangtua dalam Mendidik Anaknya

Penukal [kabarpali.com] – Akibat keusilan temannya, seorang peserta didik di SMKN I Penukal Kabupaten PALI mengalami cidera, dan sementara ini tak bisa mengikuti kegiatan belajar mengajar seperti biasa. Insiden itu terjadi pada Rabu siang (7/8/2019).

Seperti dituturkan Kepala SMKN I Penukal, Ahmad Jon Areli SPd, kini DW, korban yang duduk di kelas X Jurusan Teknik dan Bisnis Sepeda Motor  (TBSM) I itu, masih mengalami perawatan di kediamannya, di Desa Gunung Menang Kecamatan Penukal.

Didampingi para Staf, guru dan OSIS sekolah itu, ia pun menerangkan kronologis kejadian naas yang sempat dipublikasi beberapa media online secara sepihak oleh keluarga korban.

Menurut Asmaul Husna SPd, guru bidang studi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), saat itu, para siswa Kelas X TBSM I sedang belajar mata pelajaran yang diampunya. Namun akibat kurang disiplin, belasan peserta didik diberikan hukuman berupa baris di lapangan dan hormat pada bendera merah putih.

“Mereka tidak membuat Pekerjaan Rumah (PR) PKn yang diberikan, sebanyak tiga kali berturut-turut. Maka hukuman yang sebelumnya berupa teguran, kini menjadi tindakan tegas berupa baris di lapang hingga mata pelajaran saya berakhir di kelas itu,” terangnya, pada media ini, di Ruangan Kepala Sekolah, Senin (23/9/2018).

Namun, saat ia sedang mengajar di kelas, rupanya para siswa itu nampak bermain-main di antara mereka. Hingga BJ, seorang siswa yang dipandangnya memang memiliki tingkah laku usil berlebihan membuka baut tiang bendera, dan menimpah korban yang sedang berada di bawahnya.

“Akibat kejadian itu korban yang mengalami cidera patah, langsung dibawa oleh pihak sekolah ke Puskesmas Simpang Babat, untuk dilakukan pengobatan. Bahkan kami menawarkan agar dirujuk ke Rumah Sakit supaya dironsen. Namun keluarga korban menolak dan meminta diurut saja di Tanah Abang,” tambah Antoni SPd, Humas SMKN I Penukal.

Selang beberapa hari, atau tepatnya 27 Agustus 2019, diantara orangtua korban dan pelaku dengan difasilitasi oleh pihak sekolah, melakukan pertemuan secara kekeluargaan, yang dituangkan pada Surat Perjanjian, berisi kesediaan orangtua pelaku untuk bertanggung jawab atas kejadian itu. Termasuk menanggung biaya pengobatan korban.

“Kedua pihak ini kan masih tinggal satu desa di Gunung Menang, dan katanya masih ada hubungan keluarga. Maka kami kira, persoalan itu akan berakhir baik-baik saja. Hingga ada berita yang dirilis oleh pihak korban yang menuding pihak sekolah tak ada kepedulian atas musibah itu,” ujar Jon Areli.

Ia pun menampik tuduhan tersebut, dengan menjelaskan bahwa sejak kejadian sudah melakukan tindakan cepat untuk mengobati korban. Termasuk membawa dan memfasilitasi segala kebutuhan korban ke tukang urut di Tanah Abang.

“Kami juga sudah beberapa kali membesuk korban ke rumahnya. Kami kira hal itu merupakan bentuk kepedulian kita. Maka jika ada hal yang dirasa kurang berkenan hendaknya dapat menyampaikan langsung kepada kami. Juga bila harus dimediasi kembali dengan pihak pelaku,” urainya.

Lebih jauh, Asmaul Husna, didampingi Wali Kelas X TBSM I, mengatakan, bahwa perangai pelaku  kesehariannya memang cenderung hiperaktif dan usil. Hal itu terbukti dari beberapakali keluar kelas dan ke kantin, saat jam pelajaran masih berlangsung.

“Sempat juga ketahuan main HP di kelas, ditegur masih saja. Hingga Hpnya diamankan sementara oleh Saya. Namun tanpa sepengetahuan, ternyata HP itu sudah diambilnya sendiri di dalam tas Saya. Kami fikir itu bentuk kelancangan peserta didik terhadap gurunya,” ungkap perempuan berhijab itu.

Oleh karenanya, terkait perubahan negatif prilaku kebanyakan anak-anak sekarang ini, Kepala SMKN I Penukal meminta para orangtua kiranya dapat bersinergi dengan pihak sekolah, dalam mendidik anak-anaknya. Sebab, tanpa dukungan dari keluarga, tentu upaya yang dilakukan pihak sekolah takkan berhasil secara optimal.

“Dengan hal seperti ini, sesungguhnya kami menjadi prihatin dan sekaligus khawatir, jikalau para guru menjadi apatis dan masa bodoh terhadap perkembangan peserta didiknya. Maka dengan sangat, kami berharap kiranya para orangtua bisa bekerjasama dalam mendidik anak-anak kita ini,” pungkas Jon.[red]

BERITA TERKAIT

Perguruan Pagar Nusa PALI Gelar UKT, 50 Warga Kena Gembleng

09 Februari 2025 1077

PALI [kabarpali.com] - Perguruan pencak silat Pagar Nusa Kabupaten Penukal Abab [...]

Dispora PALI Buka Pendaftaran Sekolah Sepak Bola untuk Anak Usia 6-15 Tahun

31 Oktober 2024 1883

PALI [kabarpali.com] — Dalam upaya mendukung pengembangan bakat olahraga [...]

Optimalkan Peran dan Fungsi, Pengurus LKBH PGRI PALI Hadiri Rakornas

31 Oktober 2024 2538

PALI [kabarpali.com] – Jajaran Pengurus Lembaga Konsultasi dan Bantuan [...]

close button