Di PALI Sulit Cari Pekerjaan? 16 Orang Mengadu Nasib ke Riau

Oleh Redaksi KABARPALI | 20 Juli 2022
ilustrasi/net.


PALI [kabarpali.com] – Sebanyak enam belas orang warga Kecamatan Penukal Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) meninggalkan Bumi Serepat Serasan untuk bekerja di Provinsi Riau, Rabu pagi (20/7/2022).

Keberangkatan mereka hendak menuju Pulau Sambu dan Pulau Burung di Riau, guna bekerja pada perusahaan pengelolaan buah kelapa di sana.

Menurut salah satu warga yang berangkat, Akbar, kepergian mereka karena sulitnya mencari nafkah di Kabupaten PALI. Sedangkan pencaharian utama berupa menyadap karet, saat ini stagnan dengan harga relatif murah.

“Informasinya di sana, agak mudah melamar kerja. Gajinya juga sudah sesuai UMR setempat,” tuturnya, sebelum berangkat.

Ditambahkan Akbar, ia bersama belasan warga lainnya akan menyusul puluhan warga dari Kecamatan Penukal, yang sudah duluan bekerja di sana.

“Sudah ada puluhan bahkan mungkin ratusan warga PALI di Pulau Sambu dan Pulau Burung. Mereka sudah bekerja di sana sejak beberapa tahun lalu,” tukasnya.

Senada dengan Akbar, Jono yang mengajak serta anak dan istrinya juga mengaku akan mengadu nasib ke negri orang, karena di PALI saat ini sulit mencari kerja.

“Penghasilan menyadap karet di kampung halaman, tidak lagi mampu menutup kebutuhan sehari-hari. Sedangkan mau melamar di perusahaan di PALI juga bukan perkara mudah. Harus ada orang dalam dan harus ada uang pelicin,” keluhnya.

Maka, ia pun memutuskan mencari makan di Kepulauan Riau, dengan mengajak serta istri dan anaknya yang masih balita. “Kita coba dulu. Mudah-mudahan berkah,” pungkasnya.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) 2020, jumlah angkatan kerja di Kabupaten PALI terdapat 102.303 orang, dari jumlah penduduk PALI sebanyak 194,90 ribu orang.

Dari jumlah tersebut disebutkan sebanyak 96,26 persen mereka yang bekerja. Sedangkan nilai pengangguran terbuka sebesar 3,74 persen.

Mengomentari data angka yang dipublikasi oleh BPS itu, tokoh masyarakat PALI, Rully Pabendra mengatakan bahwa fakta di lapangan bisa lebih besar lagi dari data yang berhasil dihimpun. Apalagi melihat gejolak perekonomian di Indonesia yang cenderung sedang terpuruk saat ini.

“Di lapangan, bisa lebih banyak lagi. sebab faktanya, pantauan kita saat ini kian banyak warga PALI yang merantau untuk mencari pekerjaan. Ini bisa jadi akibat perekonomian kita yang belum stabil sekarang ini,” ujar Ketua Forum Masyarakat Bumi Serepat Serasan (FORMAS BUSSER) ini.

Sementara itu, hingga berita ini ditayangkan, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten PALI, Endang Silparensi, ketika dikonfirmasi mengenai hal ini, belum memberi tanggapan. [red]

BERITA LAINNYA

56005 Kali9 Elemen Jurnalisme Plus Elemen ke-10 dari Bill Kovach

ADA sejumlah prinsip dalam jurnalisme, yang sepatutnya menjadi pegangan setiap [...]

25 Maret 2021

26646 KaliHore! Honorer Lulusan SMA Bisa Ikut Seleksi PPPK 2024

Kabarpali.com - Informasi menarik dan angin segar datang dari Kementerian [...]

09 Januari 2024

20570 KaliIni Dasar Hukum Kenapa Pemborong Harus Pasang Papan Proyek

PEMBANGUNAN infrastruktur fisik di era reformasi dan otonomi daerah dewasa ini [...]

30 Juli 2019

20482 KaliWarga PALI Heboh, ditemukan Bekas Jejak Kaki Berukuran Raksasa

Penukal [kabarpali.com] – Warga Desa Babat Kecamatan Penukal [...]

18 Agustus 2020

19299 KaliFenomena Apa? Puluhan Gajah Liar di PALI Mulai Turun ke Jalan

PALI [kabarpali.com] - Ulah sekumpulan satwa bertubuh besar mendadak [...]

15 Desember 2019

PALI [kabarpali.com] – Sebanyak enam belas orang warga Kecamatan Penukal Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) meninggalkan Bumi Serepat Serasan untuk bekerja di Provinsi Riau, Rabu pagi (20/7/2022).

Keberangkatan mereka hendak menuju Pulau Sambu dan Pulau Burung di Riau, guna bekerja pada perusahaan pengelolaan buah kelapa di sana.

Menurut salah satu warga yang berangkat, Akbar, kepergian mereka karena sulitnya mencari nafkah di Kabupaten PALI. Sedangkan pencaharian utama berupa menyadap karet, saat ini stagnan dengan harga relatif murah.

“Informasinya di sana, agak mudah melamar kerja. Gajinya juga sudah sesuai UMR setempat,” tuturnya, sebelum berangkat.

Ditambahkan Akbar, ia bersama belasan warga lainnya akan menyusul puluhan warga dari Kecamatan Penukal, yang sudah duluan bekerja di sana.

“Sudah ada puluhan bahkan mungkin ratusan warga PALI di Pulau Sambu dan Pulau Burung. Mereka sudah bekerja di sana sejak beberapa tahun lalu,” tukasnya.

Senada dengan Akbar, Jono yang mengajak serta anak dan istrinya juga mengaku akan mengadu nasib ke negri orang, karena di PALI saat ini sulit mencari kerja.

“Penghasilan menyadap karet di kampung halaman, tidak lagi mampu menutup kebutuhan sehari-hari. Sedangkan mau melamar di perusahaan di PALI juga bukan perkara mudah. Harus ada orang dalam dan harus ada uang pelicin,” keluhnya.

Maka, ia pun memutuskan mencari makan di Kepulauan Riau, dengan mengajak serta istri dan anaknya yang masih balita. “Kita coba dulu. Mudah-mudahan berkah,” pungkasnya.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) 2020, jumlah angkatan kerja di Kabupaten PALI terdapat 102.303 orang, dari jumlah penduduk PALI sebanyak 194,90 ribu orang.

Dari jumlah tersebut disebutkan sebanyak 96,26 persen mereka yang bekerja. Sedangkan nilai pengangguran terbuka sebesar 3,74 persen.

Mengomentari data angka yang dipublikasi oleh BPS itu, tokoh masyarakat PALI, Rully Pabendra mengatakan bahwa fakta di lapangan bisa lebih besar lagi dari data yang berhasil dihimpun. Apalagi melihat gejolak perekonomian di Indonesia yang cenderung sedang terpuruk saat ini.

“Di lapangan, bisa lebih banyak lagi. sebab faktanya, pantauan kita saat ini kian banyak warga PALI yang merantau untuk mencari pekerjaan. Ini bisa jadi akibat perekonomian kita yang belum stabil sekarang ini,” ujar Ketua Forum Masyarakat Bumi Serepat Serasan (FORMAS BUSSER) ini.

Sementara itu, hingga berita ini ditayangkan, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten PALI, Endang Silparensi, ketika dikonfirmasi mengenai hal ini, belum memberi tanggapan. [red]

BERITA TERKAIT

close button