Akibat ‘Ngomix’ Remaja ini pun Jadi Sering Ngamuk
Talang Ubi [kabarpali.com] – Akibat kecanduan sirup obat batuk Komix, seorang remaja bernama Aldo (18) warga Gang Sekip Golf Kecamatan Talang Ubi Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) jadi sering mengamuk, terkadang berteriak-teriak histeris dan kerap mengurung diri di dalam rumahnya.
Remaja laki-laki ini diduga tanpa sadar melakukan prilaku aneh tersebut karena pengaruh dari ketergantungan penyalahgunaan sirup obat batuk yang juga dicampur minuman penambah stamina serta penyalahgunaan lem merek Aibon.
Hal itu pun sontak, membuat orangtua Aldo dilanda kecemasan, karena khawatir anaknya tersebut bisa melukai anggota keluarga yang lain.
“Sejak lulus sekolah SMP anak kami ini dari pengakuannya memang mengkonsumsi sirup obat batuk dicampur minuman penambah stamina hingga mabuk,” tutur Lia, ibu Aldo kepada awak media ini, Senin (3/9).
Dirinya pun berharap, agar pemerintah bisa melakukan rehabilitasi pada anaknya itu supaya bisa sembuh dan normal kembali seperti sedia kala.
“Sekarang kami jadi takut kalau-kalau tingkahnya menjadi lepas kendali, dan membahayakan orang lain. Mana pula di rumah kami masih ada anak kecil. Jadi kami berharap agar anak kami bisa secepatnya mendapat penanganan medis atau direhabilitasi,” harapnya.
Pemerintah Kabupaten PALI melalui leading sector Dinas Sosial (Dinsos) PALI pun begitu mengetahui perihal tersebut langsung turun ke kediaman Aldo, dengan menggandeng Dinas Kesehatan (Dinkes).
“Setelah kami melihat dan berkomunikasi dengan Aldo, kami mendapat titik terang penyebabnya karena yang bersangkutan sudah lebih tiga tahun menggunakan sirup obat batuk merk Komix dicampur minuman ringan merek Fanther untuk mendapatkan rasa euporia. Ia juga hampir tiap hari mengisap lem Aibon,” ungkap Metty Etika, Kepala Dinsos PALI.
Selanjutnya ditambahkan Metty, bahwa pihaknya berencana untuk segera merehabilitasi Aldo jika mendapat dukungan dari keluarganya.
“Namun sebelumnya kita telah berkoordinasi dengan Dinkes untuk memberikan obat secara rutin selama satu minggu. Selanjutnya nanti akan kita rehabilitasi ke Palembang,” tambahnya.
Metty mengajak seluruh elemen masyarakat lebih intensif lagi dalam pengawasan terhadap anak-anaknya, dan menjadikan hal ini sebagai pelajaran bagi segenap masyarakat PALI. Agar tidak ada anak yang mengalami hal serupa seperti aldo.
“Kedepan kita akan bersinergi dengan pihak yang terkait, seperti sekolah, kepolisian, dan Dinkes untuk mencegah dan menekan penyalahgunaan obat-obatan di kalangan remaja dan pelajar,” pungkasnya.[red]