Tradisi Bekarang, Warisan Budaya yang Hampir dilupakan

Oleh Redaksi KABARPALI | 30 Agustus 2020
Tradisi bekarang di Mangkunegara Penukal Kabupaten PALI.


PALI [kabarpali.com] - Tradisi bekarang merupakan kearifan lokal masyarakat Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), yang diwariskan secara turun temurun oleh nenek moyang. Bekarang mempunyai arti menangkap ikan dengan alat sederhana, seperti jala dan tangkul. Bahkan ada yang  menggunakan tangan kosong.
 
Bekarang dilaksanakan setiap tahun dimusim kemarau. Dimana warga beramai-ramai turun ke sungai atau danau dengan suka ria dan penuh rasa kebersamaan. Namun saat ini tradisi bekarang ini hampir punah karena ada beberapa faktor, di antaranya status kepemilikan sungai atau lebung itu sendiri yang dilelang oleh pemerintah setempat, sehingga sungai atau danau tersebut berubah kepemilikan kepada pemenang lelang. Jadi masyarakat setempat hanya menjadi penonton bagi orang yang berkantong tebal memanen hasil sungai atau lebung tersebut.
 
Jangankan menikmati. Menumpang mancing pun tak boleh. Di tambah lagi dengan penggunaan racun putas dan sentrum  untuk menangkap ikan yang marak saat ini, sehingga dapat merusak ekosistem sungai tersebut ikut andil dalam mengubur tradisi bekarang itu sendiri. 
 
Berbeda dengan tradisi bekarang yang dilakukan oleh masyarakat Desa Mangku Negara Kecamatan Penukal, yang  masih  melestarikan budaya bekarang di Danau Sebetung, walau hasil tak seperti dahulu, mereka tetap tumpah ruah turun ke sungai untuk menangkap ikan. 
 
Karena faktanya, bekarang saat ini sudah sangat jarang ditemui dan perlu juga perhatian dari pemerintah untuk menekan penggunaan racun putas dan sentrum  demi keberlangsungan ekosistem ikan sungai. Agar tradisi bekarang tetap lestari, sebagai pesta tahunan generasi muda yang akan datang.[Yudi]

BERITA LAINNYA

56008 Kali9 Elemen Jurnalisme Plus Elemen ke-10 dari Bill Kovach

ADA sejumlah prinsip dalam jurnalisme, yang sepatutnya menjadi pegangan setiap [...]

25 Maret 2021

26650 KaliHore! Honorer Lulusan SMA Bisa Ikut Seleksi PPPK 2024

Kabarpali.com - Informasi menarik dan angin segar datang dari Kementerian [...]

09 Januari 2024

20570 KaliIni Dasar Hukum Kenapa Pemborong Harus Pasang Papan Proyek

PEMBANGUNAN infrastruktur fisik di era reformasi dan otonomi daerah dewasa ini [...]

30 Juli 2019

20482 KaliWarga PALI Heboh, ditemukan Bekas Jejak Kaki Berukuran Raksasa

Penukal [kabarpali.com] – Warga Desa Babat Kecamatan Penukal [...]

18 Agustus 2020

19299 KaliFenomena Apa? Puluhan Gajah Liar di PALI Mulai Turun ke Jalan

PALI [kabarpali.com] - Ulah sekumpulan satwa bertubuh besar mendadak [...]

15 Desember 2019
PALI [kabarpali.com] - Tradisi bekarang merupakan kearifan lokal masyarakat Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), yang diwariskan secara turun temurun oleh nenek moyang. Bekarang mempunyai arti menangkap ikan dengan alat sederhana, seperti jala dan tangkul. Bahkan ada yang  menggunakan tangan kosong.
 
Bekarang dilaksanakan setiap tahun dimusim kemarau. Dimana warga beramai-ramai turun ke sungai atau danau dengan suka ria dan penuh rasa kebersamaan. Namun saat ini tradisi bekarang ini hampir punah karena ada beberapa faktor, di antaranya status kepemilikan sungai atau lebung itu sendiri yang dilelang oleh pemerintah setempat, sehingga sungai atau danau tersebut berubah kepemilikan kepada pemenang lelang. Jadi masyarakat setempat hanya menjadi penonton bagi orang yang berkantong tebal memanen hasil sungai atau lebung tersebut.
 
Jangankan menikmati. Menumpang mancing pun tak boleh. Di tambah lagi dengan penggunaan racun putas dan sentrum  untuk menangkap ikan yang marak saat ini, sehingga dapat merusak ekosistem sungai tersebut ikut andil dalam mengubur tradisi bekarang itu sendiri. 
 
Berbeda dengan tradisi bekarang yang dilakukan oleh masyarakat Desa Mangku Negara Kecamatan Penukal, yang  masih  melestarikan budaya bekarang di Danau Sebetung, walau hasil tak seperti dahulu, mereka tetap tumpah ruah turun ke sungai untuk menangkap ikan. 
 
Karena faktanya, bekarang saat ini sudah sangat jarang ditemui dan perlu juga perhatian dari pemerintah untuk menekan penggunaan racun putas dan sentrum  demi keberlangsungan ekosistem ikan sungai. Agar tradisi bekarang tetap lestari, sebagai pesta tahunan generasi muda yang akan datang.[Yudi]

BERITA TERKAIT

Kabel Internet Menjuntai, Warga PALI Hampir Putus Leher

20 Agustus 2024 1748

  PALI [kabarpali.com] - Sial sekali nasib Iskandar (57) hari itu. Senin [...]

Meriahnya HUT RI ala Warga Flamboyan: Ada Banyak Lomba dan Hiburan

18 Agustus 2024 634

PALI [kabarpali.com] - Kemeriahan masyarakat di seantero nusantara dalam [...]

Kisah Petani Binaan Pertamina Pendopo : Dulu dicemo’oh, Kini ditiru

26 Juli 2024 736

PALI [kabarpali.com] – Dua perempuan setengah baya tersenyum ramah, [...]

close button