Tradisi Bekarang, Warisan Budaya yang Hampir dilupakan
Oleh Redaksi KABARPALI
Tradisi bekarang di Mangkunegara Penukal Kabupaten PALI.
PALI [kabarpali.com] - Tradisi bekarang merupakan kearifan lokal masyarakat Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), yang diwariskan secara turun temurun oleh nenek moyang. Bekarang mempunyai arti menangkap ikan dengan alat sederhana, seperti jala dan tangkul. Bahkan ada yang menggunakan tangan kosong.
Bekarang dilaksanakan setiap tahun dimusim kemarau. Dimana warga beramai-ramai turun ke sungai atau danau dengan suka ria dan penuh rasa kebersamaan. Namun saat ini tradisi bekarang ini hampir punah karena ada beberapa faktor, di antaranya status kepemilikan sungai atau lebung itu sendiri yang dilelang oleh pemerintah setempat, sehingga sungai atau danau tersebut berubah kepemilikan kepada pemenang lelang. Jadi masyarakat setempat hanya menjadi penonton bagi orang yang berkantong tebal memanen hasil sungai atau lebung tersebut.
Jangankan menikmati. Menumpang mancing pun tak boleh. Di tambah lagi dengan penggunaan racun putas dan sentrum untuk menangkap ikan yang marak saat ini, sehingga dapat merusak ekosistem sungai tersebut ikut andil dalam mengubur tradisi bekarang itu sendiri.
Berbeda dengan tradisi bekarang yang dilakukan oleh masyarakat Desa Mangku Negara Kecamatan Penukal, yang masih melestarikan budaya bekarang di Danau Sebetung, walau hasil tak seperti dahulu, mereka tetap tumpah ruah turun ke sungai untuk menangkap ikan.
Karena faktanya, bekarang saat ini sudah sangat jarang ditemui dan perlu juga perhatian dari pemerintah untuk menekan penggunaan racun putas dan sentrum demi keberlangsungan ekosistem ikan sungai. Agar tradisi bekarang tetap lestari, sebagai pesta tahunan generasi muda yang akan datang.[Yudi]