Sulit Air Bersih : Persoalan klasik di PALI, Belum Menemukan Solusi
Oleh Redaksi KABARPALI
Warga di Kelurahan Talang Ubi Timur. Setiap pagi dan petang mereka berduyun duyun membawa jerigen dan ember mengambil air dari genangan air di sekitar kediaman mereka.
PALI [kabarpali.com] - Meski musim Penghujan belum beranjak pergi, dan kemarau belum menginjakkan kaki, namun kekeringan telah melanda Kota Pendopo, Kecamatan Talang Ubi, Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI).
Kesulitan air bersih mulai dirasakan warga di daerah berjuluk Bumi Serepat Serasan ini. Untuk keperluan mencuci, masak dan mandi cuci kakus (MCK), warga terpaksa memanfaatkan sumber air seadanya. Termasuk menggunakan air embung / lebung (danau) yang nampak kotor.
Hal tersebut menjadi satu-satunya pilihan, selain berharap hujan dari langit mengisi gentong dan wadah yang mereka sediakan.
Kondisi yang memprihatinkan itu, salah satunya dialami oleh warga di Kelurahan Talang Ubi Timur. Setiap pagi dan petang mereka berduyun duyun membawa jerigen dan ember mengambil air dari genangan air di sekitar kediaman mereka.
Volume air yang tak banyak serta kondisinya yang kotor tak mengurungkan mereka untuk 'berebut' sumber air itu demi memenuhi kebutuhan rumah tangga.
Menurut Satiman, salah watu warga, tak ada pilihan lain bagi mereka selain memanfaatkan sumber air itu. Terutama untuk mandi dan mencuci. Sedangkan sumur gali tak bisa dibuat di sana, karena kondisi tanah yang rapuh dan mudah longsor.
"Mungkin bisanya sumur bor, Pak. Tapi biayanya sangat mahal. Tak terjangkau oleh kami. Sedangkan PDAM juga tak banyak yang pasang. Jikapun ada yang memasang, sangat jarang mengalir," tuturnya, Senin sore (6/7/2020).
Bahkan, tambah pria yang berasal dari jawa itu, informasi dari tetangganya yang memasang PDAM, sudah seminggu ini, penyedia air bersih berbayar itu tak mengalirkan air setetes pun.
"Jadi belum kemarau saja kami sudah kesulitan air bersih seperti ini. Apalagi nanti, Pak. Ini kami rasakan setiap tahun. Dan tak pernah ada solusinya," cetus Satimin, sedih.
Kondisi memprihatinkan juga terlihat di sebuah embung di kawasan jalan baru Telkom, tak berada jauh dari pusat kota, Simpang Lima. Di sana, terutama sore hari, ramai warga, khususnya ibu rumah tangga mencuci pakaian dan mandi di air yang berwarna kuning itu.
"Sebenarnya ya jijik, tapi gimana lagi. Tak ada pilihan lain, selain mandi dan mencuci di sini," ujar Een, seorang ibu rumah tangga yang tengah mencuci di sana.
Sulitnya air bersih di Ibukota PALI, yang berkontur perbukitan, merupakan persoalan klasik yang seakan tak menemui jalan keluar. Sepanjang tahun, keluhan warga sering terdengar, meratapi hajat hidup yang tak terpenuhi.
PDAM Tirta PALI Anugerah yang beberapa waktu lalu sudah diambil alih oleh PALI dari Muara Enim, ternyata masih belum juga bisa mencukupi kebutuhan dasar masyarakat itu. Beragam kendala disebut menjadi penyebabnya.[red]