Nek Hopiah, Potret Kemiskinan di Kabupaten "Cemerlang"

Oleh Redaksi KABARPALI | 23 April 2022


PALI [kabarpali.com] - Di tengah hirup pikuk perayaan Hari Jadi Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) ke-9 tahun, pada 22 April 2022, seorang warga Dusun I Desa Sukamanis Kecamatan Tanah Abang, Kabupaten PALI, diketahui masih menjalani kehidupan dengan penuh keprihatinan.

Nenek Hopiah (81), warga tersebut, hidup sebatangkara di sebuah gubuk reot tak layak huni. Ia menjalani hari-hari tanpa penerangan listrik, serta memenuhi kebutuhan hidup dari belas kasih warga sekitar.

Pada kunjungan awak media, Jumat (22/4/2022), Nek Hopiah, begitu ia biasa disapa, mengungkapkan bahwa ia kini sering sakit-sakitan. Usianya yang semakin menua, membuat ia harus sering mengunjungi pusat pelayanan kesehatan terdekat, untuk berobat.

Hanya saja, ia tak mempunyai Kartu BPJS kesehatan. Sehingga ketika berobat, ia pun harus membayar.

"Kata petugas kesehatan, karena Saya tidak punya kartu BPJS, maka Saya harus bayar. Sedangkan sekarang Saya makin sering sakit dan tak punya uang untuk berobat," keluhnya sedih.

Keprihatinan hidup Nek Hopiah, juga dibenarkan oleh Alamsyah, tetangganya. Menurut Alamsyah, untuk makan sehari-hari, Nek Hopiah kerap berjualan sapu lidi. Selain itu, ia juga sering menerima upahan merumput di kebun atau pekarangan rumah warga sekitar.

"Karena sudah tua, Nek Hopiah hanya bisa mengerjakan pekerjaan yang ringan-ringan saja. Dari hasil menjual sapu lidi atau upahan merumput, ia lalu bisa membeli beras," tutur Alamsyah.

Di gubugnya yang berlantai tanah, Nek Hopiah memasak menggunakan kayu bakar. Bila hujan turun, bocor terjadi mengalir di sana sini, karena atap yang sudah rapuh.

"Kami pernah merencanakan untuk gotong royong memperbaiki rumah Nek Hopiah, karena memang sudah tidak layak huni. Terutama atapnya, yang sudah banyak bocor," imbuh Alamsyah.

Kunjungan awak media ke sana, sedikit memberikan penghiburan dan harapan bagi Nek Hopia dan warga setempat. Mereka berharap, pemerintah segera turun tangan melihat dan membantu orangtua itu, agar dapat hidup lebih layak.

"Semoga saja Pemerintah terketuk hatinya untuk melihat lebih dekat kehidupan Nek Hopiah. Beliau sangat layak dibantu berbagai program, seperti bedah rumah, pemasangan listrik gratis, dan santunan sosial warga miskin," tandasnya penuh harap.[red]

BERITA LAINNYA

58612 Kali9 Elemen Jurnalisme Plus Elemen ke-10 dari Bill Kovach

ADA sejumlah prinsip dalam jurnalisme, yang sepatutnya menjadi pegangan setiap [...]

25 Maret 2021

30781 KaliHore! Honorer Lulusan SMA Bisa Ikut Seleksi PPPK 2024

Kabarpali.com - Informasi menarik dan angin segar datang dari Kementerian [...]

09 Januari 2024

21072 KaliIni Dasar Hukum Kenapa Pemborong Harus Pasang Papan Proyek

PEMBANGUNAN infrastruktur fisik di era reformasi dan otonomi daerah dewasa ini [...]

30 Juli 2019

20742 KaliWarga PALI Heboh, ditemukan Bekas Jejak Kaki Berukuran Raksasa

Penukal [kabarpali.com] – Warga Desa Babat Kecamatan Penukal [...]

18 Agustus 2020

19630 KaliFenomena Apa? Puluhan Gajah Liar di PALI Mulai Turun ke Jalan

PALI [kabarpali.com] - Ulah sekumpulan satwa bertubuh besar mendadak [...]

15 Desember 2019

PALI [kabarpali.com] - Di tengah hirup pikuk perayaan Hari Jadi Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) ke-9 tahun, pada 22 April 2022, seorang warga Dusun I Desa Sukamanis Kecamatan Tanah Abang, Kabupaten PALI, diketahui masih menjalani kehidupan dengan penuh keprihatinan.

Nenek Hopiah (81), warga tersebut, hidup sebatangkara di sebuah gubuk reot tak layak huni. Ia menjalani hari-hari tanpa penerangan listrik, serta memenuhi kebutuhan hidup dari belas kasih warga sekitar.

Pada kunjungan awak media, Jumat (22/4/2022), Nek Hopiah, begitu ia biasa disapa, mengungkapkan bahwa ia kini sering sakit-sakitan. Usianya yang semakin menua, membuat ia harus sering mengunjungi pusat pelayanan kesehatan terdekat, untuk berobat.

Hanya saja, ia tak mempunyai Kartu BPJS kesehatan. Sehingga ketika berobat, ia pun harus membayar.

"Kata petugas kesehatan, karena Saya tidak punya kartu BPJS, maka Saya harus bayar. Sedangkan sekarang Saya makin sering sakit dan tak punya uang untuk berobat," keluhnya sedih.

Keprihatinan hidup Nek Hopiah, juga dibenarkan oleh Alamsyah, tetangganya. Menurut Alamsyah, untuk makan sehari-hari, Nek Hopiah kerap berjualan sapu lidi. Selain itu, ia juga sering menerima upahan merumput di kebun atau pekarangan rumah warga sekitar.

"Karena sudah tua, Nek Hopiah hanya bisa mengerjakan pekerjaan yang ringan-ringan saja. Dari hasil menjual sapu lidi atau upahan merumput, ia lalu bisa membeli beras," tutur Alamsyah.

Di gubugnya yang berlantai tanah, Nek Hopiah memasak menggunakan kayu bakar. Bila hujan turun, bocor terjadi mengalir di sana sini, karena atap yang sudah rapuh.

"Kami pernah merencanakan untuk gotong royong memperbaiki rumah Nek Hopiah, karena memang sudah tidak layak huni. Terutama atapnya, yang sudah banyak bocor," imbuh Alamsyah.

Kunjungan awak media ke sana, sedikit memberikan penghiburan dan harapan bagi Nek Hopia dan warga setempat. Mereka berharap, pemerintah segera turun tangan melihat dan membantu orangtua itu, agar dapat hidup lebih layak.

"Semoga saja Pemerintah terketuk hatinya untuk melihat lebih dekat kehidupan Nek Hopiah. Beliau sangat layak dibantu berbagai program, seperti bedah rumah, pemasangan listrik gratis, dan santunan sosial warga miskin," tandasnya penuh harap.[red]

BERITA TERKAIT

Darurat Narkoba, Tokoh Masyarakat Sepakat di PALI Segera Berdiri BNN

02 November 2024 246

PALI [kabarpali.com] - Tokoh masyarakat Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir [...]

Dispora PALI Buka Pendaftaran Sekolah Sepak Bola untuk Anak Usia 6-15 Tahun

31 Oktober 2024 326

PALI [kabarpali.com] — Dalam upaya mendukung pengembangan bakat olahraga [...]

Optimalkan Peran dan Fungsi, Pengurus LKBH PGRI PALI Hadiri Rakornas

31 Oktober 2024 462

PALI [kabarpali.com] – Jajaran Pengurus Lembaga Konsultasi dan Bantuan [...]

close button