Mengkhawatirkan! Debu Batubara Cemari Sekolah di Talang Betung Abab
PALI [kabarpali.com] – Industri batubara di Bumi Serepat Serasan kembali dipersoalkan masyarakat Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Sumatera Selatan. Beragam persoalan itu, seakan anti klimaks, dan terus mengancam kondusifitas sosial warga. Tak terkecuali ancaman kesehatan akibat dampak yang dihasilkan.
Di Talang Betung, Desa Prambatan, Kecamatan Abab, Kabupaten PALI, contohnya. Nasib anak bangsa yang menempuh pendidikan Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) satu atap, di pinggiran perairan sungai Musi yang berdampingan dengan pengepulan batubara itu, kini sangat memprihatinkan.
Pasalnya setiap hari, pelajar SD dan SMP Negeri satu atap di Talang Betun, Desa Prambatan, Kecamatan Abab, Kabupaten PALI, harus membersihkan debu batubara di meja dan bangku, tempat mereka mencari ilmu, sebelum dan saat pelajaran berlangsung.
Pengepulan batubara, yang berjarak hanya ratusan meter milik PT Servo Titan, Sriwijaya serta beberapa perusahan batu bara lainnya bongkar muat masuk ke tongkang, membuat debu batubara beterbangan melayang masuk ke permukiman dan gedung SD/SMP satu atap Talang Betung.
Tidak hanya pelajar, guru di SD/SMP Talang Betung juga mesti disibukkan untuk membersihkan meja menggunakan kertas dan kain dengan alat seadanya.
Informasi itu, dibenarkan oleh Sidal, penjaga dan petugas kebersihan SD/SMP Satu Atap Talang Betung. Menurutnya, debu batubara yang menempel di bangku dan meja, serta gedung sekolah dampak dari pengepulan barubara yang masuk ke tongkang.
"Saya melihat pelajar menjadi kegiatan rutin, membersihkan bangku dan meja dari debu batu bara, pengepul batu bara dari sekolah berjarak ratusan meter, pengepulan PT Servo Titan, Sriwijaya dan banyak PT lainnya yang mengepul batubara masuk dari tongkang di pinggiran sungai Musi masuk wilayah PALI itu," ujar Sidal, Senin (26/9/22).
Masih kata Sidal, tidak hanya menggangu aktivitas belajar, debu batu bara itu juga berdampak pada kesehatan, seperti banyak pelajar terkena batuk, pilek dan lainnya.
"Kalau kelihatan kasat mata, banyak murid kena batuk dan pilek, itu yang kelihatan secara langsung," ujarnya.
Ditambahkan guru setempat, Daud Damsir, S.Pd, pelajar dan guru berdampingan debu batu bara menjadi kegiatan rutin membersihkan. Dia berharap agar ada solusi debu batubara hitam pekat itu tidak masuk ke sekolah.
"Sudah lama, bertahun debu batubara masuk ke gedung sekolah, Apalagi musim kemarau ini, debu batu bara makin banyak nempel di perabotan sekolah, semoga ada solusi agar sekolah kami, tidak lagi tercemar debu batubara," harapnya.[red]