Masih Tak Menyangka Mereka “Pergi” Secara Tragis
Penukal [kabarpali.com] – Orangtua korban tewas tersambar petir yang merupakan siswa SMKN I Penukal tak menyangka anak mereka akan menemui ajalnya dengan cara yang tragis demikian. Mereka pun mengalami shock dan menanggung kesedihan teramat dalam atas kepergian putra mereka.
Ditemui di rumah duka, Jahri (56) orang tua dari Sangkut, salah satu korban yang meninggal mengaku masih tidak menyangka kejadian tersebut telah menimpa putra kesayangannya.
Kepada kabarpali.com, Ia menuturkan bahwa sehari sebelumnya ; Jum’at (10/3), Sangkut memang meminta ijin untuk jalan-jalan bersama teman-temannya.
"Tidak ada firasat sama sekali pak, karena dia (Sangkut, red) termasuk anak yang aktif dalam kegiatan OSIS di sekolah. Dan tak jarang, memang sering pergi ke luar kota," ungkap Jahri ditemui di rumahnya di Desa Gunung Raja Kecamatan Penukal, Minggu siang (12/3).
Terpisah, hal yang sama juga dialami oleh Rozali, orang tua Muhamad Ramadhan Pratama, juga salah satu korban meninggal akibat tersambar petir bersama Sangkut. Saat berbincang dengan media ini, matanya bahkan tak henti berkaca-kaca.
Kepada awak media, Rozali menuturkan bahwa anaknya kemarin pagi, Sabtu (11/3) berpamitan untuk mengisi libur sekolah dengan pergi ke Lahat bersama enam temannya yang sama-sama satu sekolah.
"Mereka menyatar mobil untuk diantar ke Lahat, berangkat dari rumah kemarin pagi sekitar pukul 07:00 WIB. Dia (M.Ramadhan,red) berpamitan akan mengisi liburan untuk mendaki Gunung Telunjuk di Kabupaten Lahat.Tapi sekitar pukul 23:00 WIB tadi malam, kami mendapat kabar bahwa rombongan anak kami terkena musibah," ungkapnya, Minggu (12/3).
Ditambahkan Rozali, malam itu juga, dirinya sudah mengetahui bahwa anaknya telah meninggal dunia akibat tersambar petir.
"Begitu kami mendapat kabar, langsung menuju ke Kabupaten Lahat, kemudian membawa pulang jenazah anak kami," tuturnya.
Sementara itu, Deni Irawan SPd, guru olahraga SMK Negeri 1 Penukal mengaku bahwa pada saat ini, baik kelas X dan juga kelas XI memang sedang libur, karena kelas XII mempersiapkan Uji Kompetensi (UK)
"Minggu kemarin kelas XII sedang UK, sementara minggu depan kelas XII menggelar ujian sekolah. Jadi, itu bukan kegiatan resmi dari sekolah. Melainkan mereka untuk mengisi liburan sekolah," tutur Deni, Minggu (12/3).
Pihaknya mengaku sangat kehilangan ketiga pelajar yang tewas disambar petir kemarin. Karena, menurut Deni ketiganya yang meninggal termasuk pelajar yang rajin serta aktif dalam organisasi sekolah.
"Ketiganya merupakan pelajar yang rajin. Aktif di OSIS, Pramuka, bahkan ada juga yang aktif sebagai anggota Paskibra sekolah. Tentu ini menorehkan duka yang mendalam bagi kami civitas akademika SMK N1 Penukal," ujarnya.
Deni sendiri mengaku mendapat informasi meninggalnya ketiga pelajarnya Sabtu malam, sekitar pukul 23.45 WIB.
"Saya dapat kabar dari Polsek Penukal. Kemudian, mendapati informasi tersebut kami langsung menjemput seluruh korban ke Lahat dengan menggunakan ambulance desa," ucapnya.
Dikabarkan sebelumnya, tiga dari tujuh siswa SMKN I Penukal tewas tersambar petir saat berlibur di Bukit Besar Kabupaten Lahat, Sabtu (11/3) sekira pukul 18.30 WIB.
Ketiganya adalah M. Ramadhan (16) pelajar asal Desa Babat Kecamatan Penukal, Almahesa (16) pelajar asal Desa Tanjung Kurung Kecamatan Abab, dan Sangkut (16) pelajar asal Desa Gunung Raja Kecamatan Penukal.
Sedangkan empat korban yang selamat bernama Ayu (14) asal desa Babat kecamatan Penukal, Reni asal desa Gunung Raja kecamatan Penukal, Wawan (16) asal desa Betung kecamatan Abab dan Rudi (16) asal desa Tanjung kurung kecamatan Abab.[red]