Kontroversi, Wartawan pun Tinjau ke TKP

Oleh Redaksi KABARPALI | 14 April 2018
Beberapa awak media melihat langsung lokasi kebocoran pipa milik PT. Pertamina EP Aset 2 Adera Field.


Abab [kabarpali.com] - Jumat (13/4/2018), beberapa awak media menyambangi langsung lokasi pipa bocor milik PT Pertamina EP Aset 2 Adera Field di simpang Abab #132, Desa Betung Kecamatan Abab.  
 
Dari pantauan wartawan, kini bagian pipa yang bocor sudah diperbaiki dan diganti dengan material baru. Beberapa tanaman juga terlihat menghijau dan tidak ditemukan bekas ceceran minyak mentah di sana.  
 
Rasa penasaran pewarta ingin melihat langsung ke lapangan itu, didasari atas kontroversinya statement antara warga dengan pihak Adera Field, terkait kejadian bocornya pipa akibat korosi, 3 Maret lalu. 
 
Seperti diberitakan sebelumnya, menurut Thohironi dan Thamrin, warga Desa Betung Kecamatan Abab, yang mengaku lahannya terdampak, PEP Adera Field tak mau tanggung jawab atas musibah itu. Lalu, mereka mengatakan bahwa cairan yang keluar dari pipa bocor adalah berupa minyak mentah. 
 
Pernyataan mereka berdua, kemudian dibantah secara tegas oleh Adera Field. Seperti dipaparkan Arni, SH.,MH, Legal and Relation (LR) PT Pertamina EP Aset 2 Adera Field. Menurut Arni, pihaknya sudah sangat kooperatif dengan warga. Tak hanya itu perusahaan milik negara tersebut juga sangat peduli lingkungan.
 
"Terbukti kita langsung ganti material pipa baru, dan langsung lakukan pembersihan. Meski itu hanya air asin, bukan minyak mentah seperti apa yang dikatakannya," tutur Arni, beberapa waktu lalu.
 
Terkait permintaan ganti rugi, tambah Arni, perusahaan juga sudah menawarkan tali asih sebesar Rp1 juta pada Thohironi, yang diposkan anggaran pembersihan. Namun ia bersikukuh meminta Rp10 juta. 
 
"Darimana anggarannya, Mas. Kami kan tidak bisa asal mengeluarkan uang. Semuanya harus berdasar peraturan perusahaan dan perundang-undangan. Sebab, Rp1 pun yang dikeluarkan, harus bisa dipertanggung jawabkan," tandasnya.
 
Hampir serupa dengan Thohironi, tuntutan Thamrin, perusahaan plat merah itu pun memberikan kompensasi pada lahan dan 4 batang karetnya, yang terdampak. Hal ini pun, tambah Arni, siap mereka penuhi dengan berpatokan pada Peraturan Gubernur (Pergub). 
 
"Namun lagi-lagi i'tikad baik kita ditolak. Ia tak mau menerima, kalau berpatokan tarif Pergub. Jadi mau berdasar apa? Padahal sama dengan lahan yang diklaim Thohironi, itu juga masih masuk lahan milik Pertamina," tukas pria yang dikenal mudah bergaul dan enak diajak bicara itu. 
 
Sementara itu, Sekretaris Kecamatan Abab ; Rustam Efendi, SH, yang kebetulan bertemu di TKP, mengatakan akan segera memanggil Tim Desa Betung atas pembuatan Surat Kepemilikan Tanah atas nama Thohironi. Sebab dari pengukuran bersama semua pihak, tanaman karet yang bersangkutan sudah masuk lahan Pertamina sebanyak dua baris.
 
"Kita akan konfirmasi dulu, batas yang mereka ukur meliputi mana saja. Sebab surat tanah ini baru saja dibuat usai kejadian pipa bocor. Jangan sampai ada masalah hukum karena dugaan penyerobotan," singkatnya.[red]

BERITA LAINNYA

56012 Kali9 Elemen Jurnalisme Plus Elemen ke-10 dari Bill Kovach

ADA sejumlah prinsip dalam jurnalisme, yang sepatutnya menjadi pegangan setiap [...]

25 Maret 2021

26654 KaliHore! Honorer Lulusan SMA Bisa Ikut Seleksi PPPK 2024

Kabarpali.com - Informasi menarik dan angin segar datang dari Kementerian [...]

09 Januari 2024

20572 KaliIni Dasar Hukum Kenapa Pemborong Harus Pasang Papan Proyek

PEMBANGUNAN infrastruktur fisik di era reformasi dan otonomi daerah dewasa ini [...]

30 Juli 2019

20483 KaliWarga PALI Heboh, ditemukan Bekas Jejak Kaki Berukuran Raksasa

Penukal [kabarpali.com] – Warga Desa Babat Kecamatan Penukal [...]

18 Agustus 2020

19299 KaliFenomena Apa? Puluhan Gajah Liar di PALI Mulai Turun ke Jalan

PALI [kabarpali.com] - Ulah sekumpulan satwa bertubuh besar mendadak [...]

15 Desember 2019
Abab [kabarpali.com] - Jumat (13/4/2018), beberapa awak media menyambangi langsung lokasi pipa bocor milik PT Pertamina EP Aset 2 Adera Field di simpang Abab #132, Desa Betung Kecamatan Abab.  
 
Dari pantauan wartawan, kini bagian pipa yang bocor sudah diperbaiki dan diganti dengan material baru. Beberapa tanaman juga terlihat menghijau dan tidak ditemukan bekas ceceran minyak mentah di sana.  
 
Rasa penasaran pewarta ingin melihat langsung ke lapangan itu, didasari atas kontroversinya statement antara warga dengan pihak Adera Field, terkait kejadian bocornya pipa akibat korosi, 3 Maret lalu. 
 
Seperti diberitakan sebelumnya, menurut Thohironi dan Thamrin, warga Desa Betung Kecamatan Abab, yang mengaku lahannya terdampak, PEP Adera Field tak mau tanggung jawab atas musibah itu. Lalu, mereka mengatakan bahwa cairan yang keluar dari pipa bocor adalah berupa minyak mentah. 
 
Pernyataan mereka berdua, kemudian dibantah secara tegas oleh Adera Field. Seperti dipaparkan Arni, SH.,MH, Legal and Relation (LR) PT Pertamina EP Aset 2 Adera Field. Menurut Arni, pihaknya sudah sangat kooperatif dengan warga. Tak hanya itu perusahaan milik negara tersebut juga sangat peduli lingkungan.
 
"Terbukti kita langsung ganti material pipa baru, dan langsung lakukan pembersihan. Meski itu hanya air asin, bukan minyak mentah seperti apa yang dikatakannya," tutur Arni, beberapa waktu lalu.
 
Terkait permintaan ganti rugi, tambah Arni, perusahaan juga sudah menawarkan tali asih sebesar Rp1 juta pada Thohironi, yang diposkan anggaran pembersihan. Namun ia bersikukuh meminta Rp10 juta. 
 
"Darimana anggarannya, Mas. Kami kan tidak bisa asal mengeluarkan uang. Semuanya harus berdasar peraturan perusahaan dan perundang-undangan. Sebab, Rp1 pun yang dikeluarkan, harus bisa dipertanggung jawabkan," tandasnya.
 
Hampir serupa dengan Thohironi, tuntutan Thamrin, perusahaan plat merah itu pun memberikan kompensasi pada lahan dan 4 batang karetnya, yang terdampak. Hal ini pun, tambah Arni, siap mereka penuhi dengan berpatokan pada Peraturan Gubernur (Pergub). 
 
"Namun lagi-lagi i'tikad baik kita ditolak. Ia tak mau menerima, kalau berpatokan tarif Pergub. Jadi mau berdasar apa? Padahal sama dengan lahan yang diklaim Thohironi, itu juga masih masuk lahan milik Pertamina," tukas pria yang dikenal mudah bergaul dan enak diajak bicara itu. 
 
Sementara itu, Sekretaris Kecamatan Abab ; Rustam Efendi, SH, yang kebetulan bertemu di TKP, mengatakan akan segera memanggil Tim Desa Betung atas pembuatan Surat Kepemilikan Tanah atas nama Thohironi. Sebab dari pengukuran bersama semua pihak, tanaman karet yang bersangkutan sudah masuk lahan Pertamina sebanyak dua baris.
 
"Kita akan konfirmasi dulu, batas yang mereka ukur meliputi mana saja. Sebab surat tanah ini baru saja dibuat usai kejadian pipa bocor. Jangan sampai ada masalah hukum karena dugaan penyerobotan," singkatnya.[red]

BERITA TERKAIT

Problem Seismik di PALI, Bukti Rakyat Terjajah di Negeri Sendiri?

25 Agustus 2024 1452

Persoalan menyangkut proyek survei Seismik 3D di Kabupaten Penukal Abab [...]

Tim Bentukan Pemkab PALI Ukur Lahan Sengketa Warga vs PT Agro

24 April 2024 2065

PALI [kabarpali.com] – Tim penyelesaian sengketa lahan antara  warga [...]

Gandeng PWI PALI, PT Medco Salurkan Bantuan pada Warga Sumberjo

03 April 2024 715

PALI [kabarpali.com] - Dengan menggandeng Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) [...]

close button