Hari ini, Anak Berkebutuhan Khusus Mulai Belajar di SLBN PALI

Oleh Redaksi KABARPALI | 15 Juli 2019
Kegiatan Belajar Mengajar di SLBN PALI.


PALI [kabarpali.com] – Suasana riuh nampak terjadi di lingkungan Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) Kabupaten PALI, di kawasan Talang Karangan Jalan Talang Akar Kecamatan Talang Ubi, Senin (15/7/2019). Di dalam beberapa ruangan, samar-samar terdengar suara guru yang mengajar dan sesekali di timpali oleh suara-suara lainnya. Sementara di luar nampak ramai oleh orang-orang yang duduk bercengkrama. Laki-laki dan perempuan.

 Ya, hari itu, sekolah yang diperuntukan bagi anak berkebutuhan khusus itu melakukan kegiatan belajar mengajar untuk pertama kalinya, semenjak didirikan di Bumi Serepat Serasan ini. Sebagaimana kalender pendidikan bagi sekolah lain pada umumnya, Senin 15 Juli 2019, tenaga pendidik SLBN PALI mulai bertatap muka dengan para siswanya, yang masing-masing diantar oleh orangtua atau wali siswa.

“Hari ini adalah perdana kegiatan belajar mengajar kita. Alhamdulillah, para siswa nampak antusias semua,” tutur Fadri SPdI Msi, Kepala SLBN PALI menyambut kunjungan media ini.

Menurut Fadri, pada penerimaan siswa baru yang pertama ini, pihaknya menerima 34 orang peserta didik yang dibagi pada dua kelompok belajar. Yakni  13 siswa di Kelas Autisme dan Mental, dan di Kelompok Tuna Rungu sebanyak 21 siswa.

“Kalau tenaga pendidik atau gurunya berjumlah 10 orang yang terdiri dari 6 guru kelas dan 4 guru mata pelajaran. Namun demikian, kita baru memiliki 2 guru yang latar belakang pendidikannya Psikologi. Selebihnya hanya berlatar belakang pendidikan umum. Karena memang saat ini kita masih terkendala mencari tenaga pengajar yang memang berbasis pendidikan luar biasa,” terang Fadri.

Dijelas Fadri, jam belajar di SLBN PALI sama seperti di sekolah pada umumnya. Yaitu dari pagi hingga siang. Sedang hari belajar hanya sampai Jum’at, dengan pertimbangan hari Sabtu dan Minggu libur, agar waktu berkumpul bersama keluarga jadi lebih lama.

“Untuk mata pelajaran juga sama seperti sekolah pada umumnya. Hanya saja proses dan pola pembelajaran yang kita sesuaikan dengan kebutuhan mereka masing-masing. Proses pembelajaran dibuat sesantai mungkin agar terasa lebih enjoy. Sehingga mereka menikmati proses pembelajarannya, kita pun selalu berusaha menciptakan suasana yang nyaman untuk belajar," urainya.

Menilik faktor umur, menurut Fadri, dari 34 siswa rata-rata memang masih berusia sekolah, karena ketentuannya memang maksimal berumur 18 tahun. walaupun untuk tahun pertama ini pihaknya masih menerima beberapa anak yang umurnya 24 tahun. Karena memang sebelumnya belum ada SLB, sehingga mereka berinisiatif untuk tetap mengakomodir hal itu. “Kalau untuk ke depan tetap maksimal usia 18 tahun,” imbuhnya.

Sementara itu, seorang orangtua siswa SLBN PALI, Royana, mengaku sangat bersyukur dengan didirikannya sekolah luar biasa ini di PALI. Sebab, selama ini mereka selaku orangtua dari anak berkebutuhan khusus sangat mengharap ada tempat untuk menyekolahkan anaknya, agar dapat mengenyam pendidikan yang serupa dengan anak pada umumnya.

"Alhamdulillah sangat senang sekali, Pak, adonyo SLB ini. Karena sekolah ini merupakan doa dan impian kami sebagai orangtua yang memiliki anak berkebutuhan khusus. Apalagi anak saya bisa ikut menjadi peserta didik yang pertama kali di sekolah ini, kami sangat bersyukur dan berterimakasih kepada Pemerintah Daerah yang telah mendirikan Sekolah SLBN di Kabupaten PALI," cetus warga Sungai Baung itu bahagia.

Anak berkebutuhan khusus (Heward) adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya, tanpa selalu menunjukan pada ketidakmampuan mental, emosi atau fisik. Menurut pasal 15 UU No. 20 tahun 2005 tentang Sisdiknas, bahwa jenis pendidikan bagi Anak berkebutuan khusus adalah Pendidikan Khusus.

Sebagaimana diberitakan kabarpali.com sebelumnya, SLBN Kabupaten PALI merupakan program Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2018 yang berbarengan dengan dua kabupaten lainnya, yakni Empat Lawang dan OKU Timur. Atas usulan Kabupaten PALI, anggaran dana tersebut pun dikucurkan sebesar Rp2,209,674 dari APBN.[red]

BERITA LAINNYA

100177 KaliTangis Tukang Tempe dari PALI: Saat Harapan Dicemari Isu Racun

DI SEBUAH  sudut pasar tradisional di Kabupaten Penukal Abab Lematang [...]

21 Mei 2025

73107 Kali9 Elemen Jurnalisme Plus Elemen ke-10 dari Bill Kovach

ADA sejumlah prinsip dalam jurnalisme, yang sepatutnya menjadi pegangan setiap [...]

25 Maret 2021

36298 KaliHore! Honorer Lulusan SMA Bisa Ikut Seleksi PPPK 2024

Kabarpali.com - Informasi menarik dan angin segar datang dari Kementerian [...]

09 Januari 2024

23415 KaliIni Dasar Hukum Kenapa Pemborong Harus Pasang Papan Proyek

PEMBANGUNAN infrastruktur fisik di era reformasi dan otonomi daerah dewasa ini [...]

30 Juli 2019

22171 KaliWarga PALI Heboh, ditemukan Bekas Jejak Kaki Berukuran Raksasa

Penukal [kabarpali.com] – Warga Desa Babat Kecamatan Penukal [...]

18 Agustus 2020

PALI [kabarpali.com] – Suasana riuh nampak terjadi di lingkungan Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) Kabupaten PALI, di kawasan Talang Karangan Jalan Talang Akar Kecamatan Talang Ubi, Senin (15/7/2019). Di dalam beberapa ruangan, samar-samar terdengar suara guru yang mengajar dan sesekali di timpali oleh suara-suara lainnya. Sementara di luar nampak ramai oleh orang-orang yang duduk bercengkrama. Laki-laki dan perempuan.

 Ya, hari itu, sekolah yang diperuntukan bagi anak berkebutuhan khusus itu melakukan kegiatan belajar mengajar untuk pertama kalinya, semenjak didirikan di Bumi Serepat Serasan ini. Sebagaimana kalender pendidikan bagi sekolah lain pada umumnya, Senin 15 Juli 2019, tenaga pendidik SLBN PALI mulai bertatap muka dengan para siswanya, yang masing-masing diantar oleh orangtua atau wali siswa.

“Hari ini adalah perdana kegiatan belajar mengajar kita. Alhamdulillah, para siswa nampak antusias semua,” tutur Fadri SPdI Msi, Kepala SLBN PALI menyambut kunjungan media ini.

Menurut Fadri, pada penerimaan siswa baru yang pertama ini, pihaknya menerima 34 orang peserta didik yang dibagi pada dua kelompok belajar. Yakni  13 siswa di Kelas Autisme dan Mental, dan di Kelompok Tuna Rungu sebanyak 21 siswa.

“Kalau tenaga pendidik atau gurunya berjumlah 10 orang yang terdiri dari 6 guru kelas dan 4 guru mata pelajaran. Namun demikian, kita baru memiliki 2 guru yang latar belakang pendidikannya Psikologi. Selebihnya hanya berlatar belakang pendidikan umum. Karena memang saat ini kita masih terkendala mencari tenaga pengajar yang memang berbasis pendidikan luar biasa,” terang Fadri.

Dijelas Fadri, jam belajar di SLBN PALI sama seperti di sekolah pada umumnya. Yaitu dari pagi hingga siang. Sedang hari belajar hanya sampai Jum’at, dengan pertimbangan hari Sabtu dan Minggu libur, agar waktu berkumpul bersama keluarga jadi lebih lama.

“Untuk mata pelajaran juga sama seperti sekolah pada umumnya. Hanya saja proses dan pola pembelajaran yang kita sesuaikan dengan kebutuhan mereka masing-masing. Proses pembelajaran dibuat sesantai mungkin agar terasa lebih enjoy. Sehingga mereka menikmati proses pembelajarannya, kita pun selalu berusaha menciptakan suasana yang nyaman untuk belajar," urainya.

Menilik faktor umur, menurut Fadri, dari 34 siswa rata-rata memang masih berusia sekolah, karena ketentuannya memang maksimal berumur 18 tahun. walaupun untuk tahun pertama ini pihaknya masih menerima beberapa anak yang umurnya 24 tahun. Karena memang sebelumnya belum ada SLB, sehingga mereka berinisiatif untuk tetap mengakomodir hal itu. “Kalau untuk ke depan tetap maksimal usia 18 tahun,” imbuhnya.

Sementara itu, seorang orangtua siswa SLBN PALI, Royana, mengaku sangat bersyukur dengan didirikannya sekolah luar biasa ini di PALI. Sebab, selama ini mereka selaku orangtua dari anak berkebutuhan khusus sangat mengharap ada tempat untuk menyekolahkan anaknya, agar dapat mengenyam pendidikan yang serupa dengan anak pada umumnya.

"Alhamdulillah sangat senang sekali, Pak, adonyo SLB ini. Karena sekolah ini merupakan doa dan impian kami sebagai orangtua yang memiliki anak berkebutuhan khusus. Apalagi anak saya bisa ikut menjadi peserta didik yang pertama kali di sekolah ini, kami sangat bersyukur dan berterimakasih kepada Pemerintah Daerah yang telah mendirikan Sekolah SLBN di Kabupaten PALI," cetus warga Sungai Baung itu bahagia.

Anak berkebutuhan khusus (Heward) adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya, tanpa selalu menunjukan pada ketidakmampuan mental, emosi atau fisik. Menurut pasal 15 UU No. 20 tahun 2005 tentang Sisdiknas, bahwa jenis pendidikan bagi Anak berkebutuan khusus adalah Pendidikan Khusus.

Sebagaimana diberitakan kabarpali.com sebelumnya, SLBN Kabupaten PALI merupakan program Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2018 yang berbarengan dengan dua kabupaten lainnya, yakni Empat Lawang dan OKU Timur. Atas usulan Kabupaten PALI, anggaran dana tersebut pun dikucurkan sebesar Rp2,209,674 dari APBN.[red]

BERITA TERKAIT

Bea Perpisahan dan Pendaftaran Sekolah: Potret Nestapa Orangtua di Awal Tahun Ajaran Baru

28 Mei 2025 869

Tahun ajaran baru seharusnya menjadi momen yang penuh harapan—masa di [...]

SIT Insan Mulia Rabbani PALI Luncurkan Program Pesantren Orangtua "ABA". Yuk Daftar!

02 Mei 2025 1517

PALI [kabarpali.com] – Yayasan Sekolah Islam Terpadu (SIT) Insan Mulia [...]

Perguruan Pagar Nusa PALI Gelar UKT, 50 Warga Kena Gembleng

09 Februari 2025 1441

PALI [kabarpali.com] - Perguruan pencak silat Pagar Nusa Kabupaten Penukal Abab [...]

close button