Pemerintah dan Wadah Kebangkitan Pemuda PALI, Langkah Perbaikan Generasi Abad 21
Oleh : Wahyu Dwi Lestari*)
KESIAPAN menghadapi tantangan global harus dipersiapkan secara matang. Persaingan dunia global abad 21 bukan hanya berfokus pada satu sektor saja, melainkan seluruh sektor secara keseluruhan. Baik itu dalam sektor ekonomi, teknologi, pendidikan, maupun kebudayaan. Seberapapun kesiapannya, di era Masyarakat Ekonomi Asia (MEA) nanti, kita tidak bisa berdiam diri.
Persaingan bukan hanya terletak pada masyarakat antar kabupaten atau provinsi saja, melainkan masyarakat dunia secara global.
Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) sebagai kabupaten yang masih berusia dini tentu tidak boleh berdiam diri. Usia baru merupakan modal awal untuk meletakkan tonggak keberhasilan. Tonggak awal ini juga merupakan pacuan semua sistem di Kabupaten PALI agar mampu bekerja secara bersih dan cemerlang.
Kita semua sudah tahu bahwa Kabupaten PALI memiliki bonus geografi yang harus kita syukuri, karena menyimpan kekayaan besar di tanah PALI. Kekayaan terbesar itu dapat kita lihat dari berbagai asset besar yang menjadi penopang ekonomi masyarakat, seperti kekayaan minyak bumi dan kesuburan lahan untuk perkebunan.
Berangkat pada kesiapan masyarakat abad 21, Kabupaten PALI harus segera membangun diri secara sigap. Kita tidak boleh lupa bahwa poin pembangunan terpenting saat ini harus berfokus pada perbaikan sumber daya manusia (SDM).
“Kebangkitan Pemuda PALI” merupakan semboyan yang sangat tepat untuk menggambarkan PALI di masa kini. Dimana pemuda merupakan generasi yang akan bertanggung jawab menjadi penerus kejayaan PALI.
Kita tahu bahwa SDM yang gemilang merupakan kekayaan terbesar melebihi kekayaan alam. Karena kekayaan alam sesungguhnya akan habis secara perlahan. Tentu dengan memiliki SDM yang gemilang, menjadikan kekayaan alam mampu diolah secara bijak untuk pembangunan berkelanjutan.
Berbicara mengenai pemuda PALI, penulis sangat memahami keberagaman potensi dan kreatifitas yang dimiliki oleh pemuda. Hal tersebut dapat dilihat dari kemajuan pemuda PALI yang menduduki kursi perguruan tinggi ternama dalam berbagai bidang.
Pemerintah saat ini harus tanggap menyadari pentingnya pembangunan sosial dari segi kepemudaan ini. Pemuda yang memiliki kecerdasan, kecanggihan teknologi, kemampuan wirausaha, dan memiliki kreatifitas tinggi perlu diwadahi secara serius. Karena mereka merupakan agen agen pengembang ekonomi kreatif masyarakat PALI dimasa depan.
Tanpa mengesampingkan peran generasi lanjut usia yang telah berjuang, selayaknya saat ini semua generasi bergandeng tangan. Pemerintah harus cepat tanggap dalam melihat potensi kepemudaan itu.
Sebenarnya kita dapat belajar dari pembangunan Jepang yang kala itu hancur luluh lantah tahun 1945 akibat mengalami kehancuran peristiwa bom di Hirosima dan Nagasaki.
Dikutip dari ungkapan Prof. Dr. H. Dadan Wildan, M.Si selaku Staf Kesekertariatan Presiden pada 23 oktober 2017 dalam proses perkuliahan di Universitas Pendidikan Indonesia mengatakan jika, “pada masa itu Jepang pertama kali melakukan perbaikan dalam bidang pendidikan dengan mengirimkan sebagian besar pemuda untuk belajar ke luar negri. Keberhasilan memajukan pendidikan mahasiswa itu sudah terlihat sejak tahun ke- lima dimana setelah pemuda mengenyam pendidikan, mereka diperintahkan pulang untuk membangun Jepang dengan dukungan penuh dari pemerintah.”
Maka kita bisa lihat hasil itu semua pada pembangunan Negara Jepang saat ini. Dan bukan mustahil, pembangunan itu diawali oleh pembangunan para pemuda.
Belajar dari pengalaman Jepang tersebut, besar harapan penulis agar pemerintah mampu tergerak untuk berinovasi dalam memberikan dukungan penuh kepada pemuda.
Pemerintah PALI juga dapat belajar dari walikota Bandung Bapak Ridwan Kamil, yang selalu memberikan ruang spesial kepada pemuda agar tumbuh kreatif. Baik itu dalam pembuatan ruang publik maupun pengadaan beasiswa bagi pemuda yang memiliki keterbatasan ekonomi lemah untuk tumbuh dalam ekonomi masyarakat kreatif.
Karena sangat disayangkan jika kreatifitas yang tumbuh akan hilang akibat tidak ada wadah sebagai tempat penampung. Walaupun memang keberhasilan pembangunan pemuda tidak dapat dilihat secara instan, melainkan keberhasilan tersebut dapat dilihat dalam kurun waktu beberapa tahun kedepan.
Tidak ingin membayangkan jika dalam abad 21 mendatang pemuda PALI hanya sebatas penonton masyarakat ekonomi global, yang hanya bertindak sebagai penepuk tangan keberhasilan masyarakat global yang meraup keuntungan dari sumber daya Kabupaten sendiri.
Tanpa ditulis secara detail, penulis merasa bahwa pemerintah saat ini sudah menyiapkan perencanaan kepemudaan seperti yang diharapkan.
Besar harapan penulis agar sedikit gagasan yang tertuang ini dapat menjadi masukan demi menyongsong Kabupaten PALI gemilang.
Salam hangat dari pemuda, untuk pemerintah PALI tercinta. Selamat hari sumpah pemuda 28 oktober 2017!. *) penulis adalah Mahasiswa S2 Pendidikan Sosiologi. Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia - Warga Komp. Handayani Mulya, Kec Talang Ubi, Kab PALI - wahyudwi218@gmail.com