Kolam diduga Tercemar, Adera Field : Kita Tunggu Hasil Lab
Oleh Redaksi KABARPALI
Abab [kabarpali.com] - Sebuah kolam milik warga Desa Betung Selatan Kecamatan Abab Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), diduga tercemar limbah minyak mentah milik PT Pertamina EP Asset 2 Adera Field.
Tudingan indikasi pencemaran yang berasal dari aktivitas pengeboran sumur baru oleh Rig Emco PDSI No.002 itu tepatnya berlokasi di Simpang Abab 8.
"Tolong di publikasikan seluruh media se-Indonesia. Kolam tempat pengambilan air untuk siram semangka kami, diduga sudah tercemar dari limbah pengeboran. Dampak air menjadi air karat dan menimbulkan bau busuk," tulis warga setempat, Ugik Koffah, melalui akun media sosial Facebook, Kamis (1/10/2020).
Selain itu, menurutnya, pada kedalaman 4 meter air berubah warna menjadi hitam. Jarak kolam itu dengan lapangan pengeboran hanya 50 meter.
"Pihak humas (perusahaan) belum ada kepastian terkait sample air yang diambil. Pertanyaannya, apakah air masih bisa diminum, konsumsi, masak.
Apakah air masih bagus untuk tanaman semangka?" tanyanya.
Dikonfirmasi kabarpali.com, PT Pertamina EP Asset 2 Adera Field, melalui Legal and Relation Assisten Manager, Abdul Aziz, mengatakan bahwa pihaknya sudah melakukan upaya pemeriksaan terhadap peristiwa itu dengan mengambil sample air, 27 September lalu.
"Kalo dari hasil sample sementara, semua dalam batas aman. Tapi, kami masih nunggu hasil lab dari lembaga independen yang ditunjuk," terangnya, Kamis (1/10/2020).
Ia juga mengaku sudah memastikan apakah ada bocor atau tidak dari balong-balong yang ada di lokasi pemboran, dan hasilnya tidak ada. Hal itu (perubahan air kolam) menurutnya, kemungkinan berubah karena musim hujan. Tapi ia menegaskan agar menunggu hasil lab pastinya untuk kejelasan.
Dijelaskan Abdul Aziz, tanah kolam tersebut milik satu orang, yakni atas nama Armansyah. Tapi dimanfaatkan oleh petani semangka penggarap tanah H Anugrah, untuk penyiraman kebun semangkanya.
"Jadi infonya petani semangka itu bukan pemilik tanah kolam. Begitu info dari pihak kami yang ke lapangan," imbuhnya
Adapun pihak independen yang diminta untuk memeriksa sample air itu yakni Lab Sucofindo. "Estimasi hasil lab keluar paling cepat tanggal 05 Oktober. Karena infonya sucofindo sekarang sedang WFH," tutup Aziz.[red]