Catatan Wisata ke Ranau OKUS: Indah sih, Tapi Sayang..
OKUS [kabarpali.com] - Perjalanan Media Gathering dan Apresiasi Media yang digagas Forum Jurnalis Migas (FJM) Sumsel, dengan difasilitasi oleh SKK Migas Perwakilan Sumbagsel, di Ranau, Ogan Komering Ulu Selatan (OKUS), Sumsel, cukup memberi pengalaman indah bagi para peserta. Meski ada juga catatan yang sepatutnya menjadi bahan perbaikan, bagi pengampuh kebijakan setempat.
Durasi Perjalanan
Berangkat pada pukul 07.00 WIB, Selasa pagi, 17 September 2024. Rombongan yang terdiri dari 3 bus pariwisata membawa 80 pengurus dan anggota FJM bertolak menuju Kabupaten OKUS, via tol Palembang - Prabumulih. Lalu dilanjutkan rute Baturaja - Martapura - Muara Dua, OKUS. Rombongan tiba sekira pukul 17.00 WIB di Kawasan Ranau, Muara Dua, OKUS.
Durasi Perjalanan yang memakan waktu hingga 8 sampai 9 jam cukup melelahkan. Untuk sebuah trip wisata lokal di dalam provinsi, beberapa peserta mengatakan bahwa perjalanan itu tak "worth it" dibanding dengan jarak tempuh destinasi wisata lain seperti Lahat, Pagar Alam, Lubuk Linggau, bahkan ke Provinsi tetangga: Lampung.
Lamanya perjalanan, mayoritas disebabkan karena laju kendaraan yang relatif lambat. Sopir harus ekstra hati-hati dalam mengemudi, karena badan jalan yang sempit, rute berkelok, kontur menanjak dan curam, ditambah jurang menganga di kanan kiri jalan, membuat adrenalin cukup menegang.
"Untungnya, kendaraan yang lewat cenderung sepi, sehingga tak banyak berlintasan. Tapi badan terasa cukup capek, menempuh perjalanan yang relatif lama," celetuk Firman, salah satu peserta.
Mengenai hal ini, Kepala Departemen Humas dan Komunikasi SKK Migas Sumbagsel, Muhammad Safe’i, mengatakan bahwa salah satu hal yang menjadi pertimbangan orang sungkan mau tamasya ke Ranau adalah jarak tempuh. Dengan perjalanan selama itu, orang jadi kurang tertarik ke sana.
"Sekarang kita semua tahu, bagaimana saat weekend, Provinsi Lampung justru diramaikan oleh plat BG (dari Sumsel). Sebab, kini ke sana sudah dekat dengan ditopang adanya tol," ungkap putra Ranau asli itu, saat menyambut peserta.
Maka, dengan hadirnya 80 awak media yang tergabung di FJM ke sana, ia berharap dapat menulis banyak tentang Ranau. Tak hanya soal keindahannya saja, tapi juga bisa memberi kritik sebagai masukan bagi pengampuh kebijakan.
Sebagaimana diketahui, di OKUS telah terdapat bandar udara yang seandainya diaktifkan, tentu dapat mendukung iklim wisata di Ranau. Dengan luas bandara 70 hektar, dan terdapat runway (landasan pacu) 900 meter, pesawat perintis bisa saja terbang di sana.
"Di OKUS, 1 meter persegi pun tak ada jalan nasional. Maka sumber perbaikan dan pembangunan jalan, tentu hanya dari APBD Provinsi dan Kabupaten. Kita banyak sekali keinginan (mengatasi itu), tapi anggarannya yang belum tersedia," cetus Bupati OKUS, Popo Ali Martopo, saat ramah tamah dengan FJM, Rabu malam (18/9/2024), di Patimarga Beach, Danau Ranau.
Maka, ia berharap rekan-rekan wartawan yang tergabung di FJM Sumsel dapat menyebarluaskan aspirasi itu, sehingga dapat didengar dan direalisasikan oleh Pemerintah Pusat, melalui kementerian terkait.
PLN Byar Pet
Selain soal kondisi jalan dan jarak tempuh, satu hal yang juga urgent untuk dibenahi di kawasan Ranau, OKUS, adalah layanan PLN. Selama 3 hari peserta media gathering FJM berada di sana, setidaknya lebih dari 2 kali pemadaman listrik terjadi.
Hal ini tentu saja cukup mengganggu kenyamanan pengunjung. Meski Graha Serasan Seandanan, tempat dimana peserta menginap, terdapat mesin genset yang mereka nyalakan bila PLN padam, tetapi, hal ini juga bisa merugikan pelaku usaha, karena biaya modal jadi bertambah, untuk bahan bakar mesin penerangan.
Diakui Bupati OKUS, Popo Ali Martopo, PLN sudah surplus energy di kawasan Danau Ranau namun untuk infastruktur jaringan belum terkoneksi melayani di titik-titik listrik kepada masyarakat.
“ Yang kami tekankan bagaimana bisa mendukung ekonomi, kalau PLN tidak menyediakan infrastrukturnya. Karena PLN hadir bukan hanya melayani masyarakat tapi mendukung kegiatan-kegiatan nasional supaya peningkatan ekonomi, industry berjalan, wirausaha dan UMKM berjalan,” katanya.
Blankspot Sinyal
Ketersediaan sinyal selular dan internet, adalah masalah ketiga yang harus segera diatasi oleh pihak terkait di OKUS, bila ingin destinasi wisata yang cukup populer itu makin ramai dikunjungi wisatawan.
Ya, selain kondisi jalan dan dukungan listrik dari PLN yang seharusnya terus menyala, persoalan ketiga adalah titik blank spot sinyal seluler dan internet, yang belum meng-cover beberapa titik strategis, di kawasan wisata Ranau.
Di Patimarga Beach contohnya. Sinyal handphone benar-benar menghilang. Tak hanya terkendala untuk berselancar di dunia maya. Para pengunjung juga tak dapat menerima atau berkirim pesan singkat, apalagi menelepon relasinya di luar sana. Maka, keindahan Danau Ranau yang semestinya dapat dibagikan ke netizen di media sosial secara update pun jadi terpending, karena ketiadaan sinyal provider.
Dituturkan Bupati OKUS, Popo Ali Martopo, mengenai sinyal provider ini juga erat kaitannya dengan konsistensi PLN dalam menyalakan daya listrik mereka. Sebab, jika listrik terus menyala maka provider bisa tertarik berinvestasi di sana. Sebab tidak mungkin provider menggunakan genset.
“Perlu sinergitas antara PLN dan Telkom jadi satu sama lain terkait. Kalau tidak ada listrik, bagaimana provider mau hadir. Sudah kami diskusikan dengan semua provider. Intinya potensi. Kalau potensinya memungkinkan pasti mereka turun,” imbuh politisi Golkar itu.
Oh, Indahnya Ranau!
Terlepas dari beberapa persoalan di atas, yang memang harus segera diatasi, bila ingin angka kunjungan ke Ranau meningkat signifikan, kawasan Danau Ranau di Banding Agung, Muara Dua, OKUS, memang indah.
Sejak pertama tiba pada Selasa hingga bertolak pulang ke Palembang, Kamis (18-20 September 2024), para peserta disuguhi panorama alam yang keren dan mempesona. Bukit Barisan dan Gunung Seminung di kejauhan nampak seperti lukisan alam yang membuat mata tak jemu memandangnya.
Deburan ombak di Danau Ranau, hembusan angin dan suhu dingin yang membelai tubuh, cukup menyegarkan fikiran dan merefresh tubuh dari penat rutinitas.
Danau Ranau dan segala keindahannya adalah potensi wisata yang tak dimiliki daerah lain, selain OKUS, Sumsel. Maka sudah sepatutnya bila pemangku kebijakan di sana, dengan disupport oleh berbagai pihak concern mengembangkan dan serius membenahi semua kekurangan yang penulis uraikan di atas.
Maka dengan demikian, pesona Danau Ranau, Bukit Barisan, Gunung Seminung dan jeram di Sungai Selabung, akan menjadi magnet tak terelakkan bagi wisatawan lokal maupun mancanegara, untuk berkunjung dan berkontribusi mendongkrak perekonomian lokal di sana. Semoga..![josa]