Pertunjukan Politik Jelang Pilkada PALI 2020
Opini : J. Sadewo, S.H., M.H(c) – Pengamat Politik Lokal
KONTESTASI Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) di depan mata. Perhelatan pilkada serentak yang bakal digelar pada hari Rabu, 9 Desember 2020 itu, tinggal empat bulanan lagi.
Menjelang pesta demokrasi lima tahunan itu, berbagai manuver politik telah menjadi pertunjukan menarik bagi rakyat Bumi Serepat Serasan. Mulai dari aksi pasang banner/spanduk di pinggir jalan untuk menarik perhatian publik, hingga perjuangan lobbi-lobbi ke partai sebagai kendaraan politik.
Sedikit flashback, pada akhir 2019 lalu, beberapa politisi diketahui mulai tes pasar dengan memasang banner/spanduk di beberapa titik strategis. Beragam slogan untuk menarik perhatian masyarakat pun ditulis dengan ukuran lumayan besar. Sebut saja, politisi dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP), H Rizal Kenedi dengan slogan BERGOYANG-nya.
Legislator tiga periode di DPRD Provinsi Sumsel itu, kali kedua ini menunjukkan keinginan untuk berkompetisi pada Pilkada di kabupaten termuda kedua di Sumsel ini. Pada 2015, ia pun sempat mendaftar sebagai Bakal Calon Wakil Bupati (Balon Wabup) di beberapa partai. Alih-alih berharap ada yang meminang untuk menjadi Balon Wabup, keinginan itu kemudian kandas seiring tahapan Pilkada.
Jika dahulu, partai berlambang Ka’bah tempatnya bernaung hanya bisa mendukung (tidak bisa mengusung) karena terjadi dualisme kepemimpinan, kini PPP mempunyai modal satu kursi legislatif di DPRD PALI. Meski begitu, seiring tersebarnya foto pria yang akrab disapa RK itu sedang bersalaman dengan petahana, H Heri Amalindo, di media sosial, keseriusan putra asli PALI yang sudah mendaftar sebagai Balon Bupati PALI di banyak partai itu pun nampak kembali memudar.
Lalu ada juga Kuyung Rizal SS. Ketua DPD Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kabupaten PALI itu, juga sempat menebar pesona melalui banner yang di pasang di beberapa sudut jalan. Slogannya, “Menuju PALI yang Lebih Baik! Bersama Kuyung Rizal – Bakal Calon Bupati Kabupaten PALI 2020-2025”.
Sayangnya, manuver politik anggota DPRD Muara Enim Dapil PALI periode 2009-2014 itu tidak berlangsung lama. Pada 21 Juni 2020 lalu, DPP PKS melalui DPW Sumsel menyerahkan langsung Surat Keputusan (SK) Rekomendasi kepada petahana H Heri Amalindo.
"Intinya, ketika sudah keluar rekomendasi, syarat apapun yang diajukan sudah terpenuhi. Bahkan, soal wakil atau pendamping Heri Amalindo, PKS serahkan sepenuhnya ke cabup petahana." Kata Kuyung Rizal kala itu, seperti dikutip dari sripoku.com.
Selain Kuyung, ada juga Aka Cholik. Politisi yang dahulu bernaung di PPP lalu pindah ke PKS dan kini berlabuh di PKB itu, tak lelah mencitrakan diri. Terutama dengan memasang spanduk-spanduk di berbagai penjuru PALI dan melalui media sosial.
Di salah satu banner pria yang sempat menjadi wakil rakyat pada periode 2014-2019 dari partai PPP itu, tertulis “Mimpi!! Sang anak petani miskin menjadi wakil bupati PALI bersama pelopor pembangun PALI Ir H Heri Amalindo MM”. Seiring tahapan pilkada, pria yang sudah mendaftar sebagai Balon Wabup di banyak partai itu, masih menunggu, jikalau sang incumben bersedia mengajaknya berpasangan untuk maju pada kontestasi Pilkada PALI 2020.
Aksi politik menarik selanjutnya adalah manuver dari Ketua Demokrat PALI, Devi Harianto. Dimulai dengan menggandeng Amir Wahyudi Paskal mendaftar bersama sebagai Balonbup dan Balon Wabup, di beberapa partai. Pria yang kini menjabat sebagai Wakil Ketua II DPRD PALI itu mengenalkan akronim DE-WA (Devi Harianto – Amir Wahyudi).
Seiring waktu, nama Amir Wahyudi Paskal tak lagi santer disebut. Sebagai gantinya, adalah Irwan ST. Ketua DPD Golkar Kabupaten PALI itu diisukan akan mendampingi Devi bertarung melawan petahana pada 9 Desember nanti. Akronim “DE-WA” pun kemudian berganti dengan “DEWAN (Devi Harianto – Irwan ST) Menuju Perubahan!”.
Terkini, euforia para pendukung DEWAN pun akhirnya mereda, mendengar pernyataan Ketua DPD Golkar Provinsi Sumsel, H Dodi Reza Alex Noerdin, yang menyatakan bahwa partai yang memiliki 4 kursi di DPRD PALI itu memberikan rekomendasi kepada petahana Heri Amalindo – Soemarjono.
“Sudah hampir 100 persen, Golkar akan mengusung pasangan petahana Heri Amalindo dan Soemarjono,” kata Dodi Reza, saat menghadiri Musda DPD Partai Golkar Kabupaten PALI, di Aula RM Sejahtera, Kamis (23/7/2020) lalu.
Jika pernyataan anak mantan Gubernur Sumsel, Alex Noerdin, yang kini tengah menjabat sebagai Bupati MUBA itu selaras dengan keinginan DPP Golkar, maka dapat dipastikan keinginan Irwan ST untuk maju mendampingi Devi Harianto pada Pilkada PALI kandas sudah.
Sementara itu, dari desas desus yang berkembang kemudian, kian santer disebut bakal mendampingi Devi Harianto melawan petahana adalah politisi Partai Amanat Nasional (PAN), H Darmadi Suhaimi. Meski PAN telah mengeluarkan SK Rekomendasi mengusung petahana, namun dikabarkan SK itu bakal ditarik lagi oleh DPP PAN, dengan alasan ada kadernya yang maju.
Jika betul demikian, maka syarat dukungan partai yaitu minimal 20% perolehan kursi DPRD PALI sesuai dengan PKPU nomor 1 Tahun 2020 tercapai sudah. Saat ini Devi Harianto disebut telah mengantongi SK Rekomendasi dari Demokrat (3 kursi) dan Hanura (1 kursi). Sedangkan PAN memiliki 2 kursi di DPRD PALI.
Kemudian, taktik politik yang tak kalah menarik adalah dari tokoh kawakan H Soemarjono. Pria yang selama ini dikenal sebagai kader PDIP tulen. Justru hengkang dari partai itu dan berlabuh ke Golkar. Di partai berlambang pohon beringin, pria yang akrab disapa Pakde itu didukung penuh oleh DPD Golkar Sumsel untuk mendampingi petahana pada suksesi Pilkada PALI 2020.
Isu yang terdengar, Pakde pamit dari partai banteng moncong putih, karena tidak direstui menjadi mempelai Heri Amalindo. Karena kabar yang didapat, PDIP justru menggadang-gadang bakal memasangkan Yudha Rinaldi (Bendahara DPD PDIP Sumatera Selatan) untuk mendampingi sang incumbent. Wallahu'alam.
Hingga saat ini, Heri Amalindo diketahui telah mengantongi SK rekomendasi dari Partai Nasdem (2 kursi), PKS (3 kursi), PBB (1 kursi) dan Gerindra (2 kursi). Sementara partai lain seperti Perindo (2 kursi), dan PPP (1 kursi) diprediksi juga akan mengusung mantan Kepala Dinas PU BM Provinsi Sumsel itu.
Sementara PDIP (4 kursi) diketahui belum menentukan sikap dan PAN bisa jadi masih dilanda galau. Sedangkan PKB (0 kursi) telah menyatakan mendukung Heri Amalindo. Dengan demikian, beragam kemungkinan masih dapat terjadi. Jika petahana kembali berhasil “memborong” partai seperti pada periode sebelumnya. Maka diprediksi ia akan bertanding melawan Kotak Kosong.
Namun, jika PDIP dan PAN membentuk koalisi baru, atau tersisa quota 5 kursi saja sebagai minimal dukungan pada bakal calon pasangan kepala daerah di kabupaten ini, maka dipastikan Heri Amalindo akan mendapat perlawanan sengit dari kandidat lainnya. Kita tunggu saja pertunjukan selanjutnya.
Selamat berpolitik!![*]