Harga Beras Mahal, Rumah Makan di PALI Kurangi Keuntungan
PALI [kabarpali.com] – Harga Sembilan Bahan Pokok rumah tangga (sembako), khususnya kebutuhan beras, akhir-akhir ini cukup meresahkan masyarakat. Pasalnya, harganya terus melambung tinggi dan tak kunjung mengalami penurunan.
Akibatnya, masyarakat terpaksa mengurangi belanja kebutuhan lainnya, sehingga tetap dapat memenuhi bahan pangan itu. Sedangkan, bagi para pedagang makanan, terutama rumah makan yang menjual nasi, mereka pun terpaksa mengurangi keuntungan.
Hal ini sebagaimana diakui oleh Uda Anwar, pemilik Rumah Makan (RM) Sejahtera Pendopo, Talang Ubi, Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), kepada kabarpali.com, Kamis (22/2/2024).
Menurut Anwar, harga beras terhitung mengalami kenaikan sejak beberapa bulan lalu. Saat ini, harga yang relatif mahal itu belum juga kunjung turun atau normal. Oleh karenanya, ia selaku pengusaha rumah makan terpaksa mengurangi keuntungan.
“Saat ini kami belum menaikkan harga atau tarif makanan di Rumah Makan kami, meski ada kenaikan harga beras maupun berbagai bahan makanan lain, seperti cabai, dan sebagainya,” tuturnya, di RM Sejahtera Pendopo, kawasan Simpang Bandara, Talang Ubi.
Hal itu dilakukan Anwar, karena ia berharap harga beragam bahan makanan, maupun beras itu tidak berlangsung lama atau akan segera normal kembali.
Meski begitu, dikemukakan pria berasal dari Sumatera Barat itu, bila harga beras masih saja belum stabil atau mengalami penurunan untuk beberapa pekan ke depan, bisa saja pihaknya mengambil inisiatif untuk menaikkan harga makanan yang mereka jual.
“Saat ini harga beras mengalami kenaikan rerata 5%. Biasa harganya Rp280 ribuan kini menjadi Rp300 ribuan per satu sak 20kg. Maka, kalaupun nanti kita naikkan paling bertambah Rp1 ribu per porsinya, untuk menutup kenaikan beras itu,” ungkapnya, yang mengaku setiap belanja beras sebanyak 30 sak per bulan.
Kenaikan harga beras yang terjadi dibenarkan oleh Irul, penjual sembako di Kecamatan Penukal. Saat ini, berbagai kebutuhan pokok rumah tangga memang mengalami kenaikan, dan belum ada tanda-tanda akan segera turun atau normal kembali.
“Kalo kami jual beras cap Burung kemasan 10 Kg itu harganya Rp160 ribu satu sak. Sedangkan untuk beras medium yang kualitasnya lebih rendah berkisar Rp12 ribuan per kg,” ujarnya, Jumat (23/2/2024).
Ia mengatakan, beras yang lebih murah dan banyak dicari masyarakat adalah beras SPHP yang didistribusikan oleg Perum Bulog. Tokonya pernah menjual, namun lebih sering tidak mendapat suplai.
“Cukup memprihatinkan juga dengan mahalnya harga beras dan bermacam kebutuhan pokok lainnya. Masyarakat yang biasa belanja untuk stok cukup banyak, kini mengurangi belanja. Harapan kita semoga harga-harga sembako segera turun, sehingga sesuai dengan penghasilan rakyat,” pungkasnya.[red]