Dampak Corona, Perekonomian Oleng. Rakyat Butuh Solusi Cepat dan Tepat

Oleh Redaksi KABARPALI | 07 April 2020
Pasar Inpres Pendopo Talang Ubi Kabupaten PALI.


PALI [kabarpali.com] – Wabah Corona atau Covid-19 yang telah menjelma menjadi pandemi menakutkan di seluruh dunia, menyebabkan banyak aspek kehidupan masyarakat menjadi terganggu. Tak terkecuali di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) Sumatera Selatan.

Salah satu dampak paling terasa dan cukup membuat kekhawatiran, adalah di bidang perekonomian. Ya, akibat meluasnya wabah Covid-19, kondisi perekonomian di negeri ini menjadi sangat oleng. Semua pelaku usaha, pekerja, petani, pedagang dan profesi lainnya, terdampak akibat kekejaman virus mematikan itu.

Di bidang perdagangan, sembilan bahan pokok (sembako) mengalami kenaikan yang signifikan. Pedagang mengaku kesulitan berbelanja barang, karena beberapa daerah menerapkan aturan yang sangat ketat untuk memasuki wilayahnya. Terutama daerah yang telah ditetapkan pemerintah sebagai zona merah covid -19.

Di Kabupaten PALI, para pedagang biasa berbelanja di Kota Prabumulih atau Palembang. Namun kedua daerah itu kini sudah menjadi zona merah. Akibatnya, warga menjadi khawatir mengunjungi kedua tempat itu, karena sudah ada pasien dinyatakan positif corona.

“Sebenarnya aktivitas perdagangan masih biasa. Hanya saja sekarang agak sepi. Beberapa toko juga memilih tutup. Dari sisi pengamanan saat mau masuk dan keluar kota, ada pemeriksaan kondisi kesehatan,” terang Adeng, salah satu pedagang di Kecamatan Penukal yang setiap hari berbelanja ke Prabumulih.

Saat ini (6/4/2020), di Prabumulih terdapat 6 pasien positif covid-19, 2 Pasien Dalam Pengawasan (PDP), dan 66 Orang Dengan Pemantauan (ODP). Kota nanas itu pun telah ditetapkan sebagai daerah Transmisi lokal Covid-19.

Di bidang pertanian dan perkebunan, harga karet jatuh. Masyarakat di PALI yang mayoritas menggantungkan hidup dari getah, menjerit. Terakhir, harga karet harian hanya berkisar Rp3 ribu per kilogram. Sedangkan kadar mingguan cuma dihargai di kisaran Rp5 ribu per kilogram.

Hal itu, tentu saja sangat timpang jika dibandingkan dengan harga kebutuhan pokok rumah tangga yang kian melesat naik. Akibatnya, masyarakat dituntut harus ekstra pandai dalam mengatur keuangan belanja mereka.

“Sejauh ini, sudah ada beberapa pihak yang memberikan bantuan pada masyarakat. Namun masih dominan memberi bantuan masker, atau penyemprotan disinfektan saja. Sebenarnya bukan tidak perlu. Namun ada kebutuhan lain yang lebih dibutuhkan masyarakat dalam kondisi seperti ini. Yaitu Sembako,” ujar Adit, warga Handayani Mulia Kecamatan Talang Ubi.

Menurutnya, saat ini rakyat butuh jaminan mereka tetap makan, meski aktivitas di luar rumah harus dikurangi atau dihentikan sementara. Jika hal itu bisa diakomodir oleh pemerintah, maka ia yakin masyarakat akan siap untuk dirumahkan untuk menghindari pandemi corona.

“Sekarang ini serba sulit. Tukang ojek sepi, dagang sepi, petani karet harga murah, pegawai diminta off sementara, bahkan ada yang dipecat. Maka pemerintah wajib segera memikirkan solusinya. Cepat dan tepat!" harapnya.

Sebagaimana diketahui, sejauh ini pemerintah pusat telah menyikapi pandemi covid-19 yang tercatat ada 2.491 kasus, dan total ada 209 pasien meninggal akibat Covid-19 di Tanah Air, per 6 April 2020, dengan mengeluarkan beberapa kebijakan. Selain larangan untuk berkumpul, penggunaan masker, hand sanitizer, juga berupa bantuan untuk meringankan beban hidup rakyatnya.

Kebijakan itu antara lain menggratiskan tagihan PLN bagi berdaya 450 VA dan potongan 50% untuk 900 VA (subsidi), bantuan bagi warga prakerja yang dirumahkan atau di-PHK untuk mendaftarkan diri dengan santunan Rp3.550.000 yang dikemas dalam bentuk pelatihan formal secara online.

Gubernur Sumsel H. Herman Deru menegaskan, pihaknya telah melakukan kajian cepat dan sinkronisasi data Keluarga Penerima Manfaat (KPM) agar bantuan yang diberikan tepat sasaran.

“Sejak awal ini sudah kita investigasi melalui petugas yang memonitor PKH dan ternyata memang ada kenaikan itu. Kita sudah siapkan pendanaannya. Termasuk pemerintah kota dan kabupaten juga sudah merealokasikannya,” kata Herman Deru, Minggu (5/4/2020).

Dia mengatakan, batuan tersebut agar segera direalisasikan dalam waktu dekat. Selain bantuan untuk penerima manfaat yang memang telah terdaftar, bantuan itu juga akan digelontorkan untuk masyarakat dengan kategori miskin baru (misbar).

"Misalnya PLN secara jelas memberikan nihil pembayaran untuk pengguna listrik berdaya 450 VA dan untuk pengurangan 50 persen untuk yang berdaya 900 VA, itu konkrit. Tapi kita juga berikan bantuan stimulus berupa sembako kepada keluarga yang terdaftar maupun miskin baru. Ini juga ada data akuratnya,” bebernya.

Hanya saja, dia berharap, warga miskin baru akibat dampak dari Covid-19 ini tidak menjadi banyak.

“Karena kita juga harus mensiasati perekonomian saat ini. Kita tahu juga Covid-19 ini bukan hanya virusnya yang harus dicegah, tapi juga kecemasan di masyarakat. Sebab jika kecemasan itu tumbuh maka akan mengganggu ekonomi yang justru melahirkan warga miskin baru,” terangnya.[red]

BERITA LAINNYA

58616 Kali9 Elemen Jurnalisme Plus Elemen ke-10 dari Bill Kovach

ADA sejumlah prinsip dalam jurnalisme, yang sepatutnya menjadi pegangan setiap [...]

25 Maret 2021

30782 KaliHore! Honorer Lulusan SMA Bisa Ikut Seleksi PPPK 2024

Kabarpali.com - Informasi menarik dan angin segar datang dari Kementerian [...]

09 Januari 2024

21073 KaliIni Dasar Hukum Kenapa Pemborong Harus Pasang Papan Proyek

PEMBANGUNAN infrastruktur fisik di era reformasi dan otonomi daerah dewasa ini [...]

30 Juli 2019

20742 KaliWarga PALI Heboh, ditemukan Bekas Jejak Kaki Berukuran Raksasa

Penukal [kabarpali.com] – Warga Desa Babat Kecamatan Penukal [...]

18 Agustus 2020

19630 KaliFenomena Apa? Puluhan Gajah Liar di PALI Mulai Turun ke Jalan

PALI [kabarpali.com] - Ulah sekumpulan satwa bertubuh besar mendadak [...]

15 Desember 2019

PALI [kabarpali.com] – Wabah Corona atau Covid-19 yang telah menjelma menjadi pandemi menakutkan di seluruh dunia, menyebabkan banyak aspek kehidupan masyarakat menjadi terganggu. Tak terkecuali di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) Sumatera Selatan.

Salah satu dampak paling terasa dan cukup membuat kekhawatiran, adalah di bidang perekonomian. Ya, akibat meluasnya wabah Covid-19, kondisi perekonomian di negeri ini menjadi sangat oleng. Semua pelaku usaha, pekerja, petani, pedagang dan profesi lainnya, terdampak akibat kekejaman virus mematikan itu.

Di bidang perdagangan, sembilan bahan pokok (sembako) mengalami kenaikan yang signifikan. Pedagang mengaku kesulitan berbelanja barang, karena beberapa daerah menerapkan aturan yang sangat ketat untuk memasuki wilayahnya. Terutama daerah yang telah ditetapkan pemerintah sebagai zona merah covid -19.

Di Kabupaten PALI, para pedagang biasa berbelanja di Kota Prabumulih atau Palembang. Namun kedua daerah itu kini sudah menjadi zona merah. Akibatnya, warga menjadi khawatir mengunjungi kedua tempat itu, karena sudah ada pasien dinyatakan positif corona.

“Sebenarnya aktivitas perdagangan masih biasa. Hanya saja sekarang agak sepi. Beberapa toko juga memilih tutup. Dari sisi pengamanan saat mau masuk dan keluar kota, ada pemeriksaan kondisi kesehatan,” terang Adeng, salah satu pedagang di Kecamatan Penukal yang setiap hari berbelanja ke Prabumulih.

Saat ini (6/4/2020), di Prabumulih terdapat 6 pasien positif covid-19, 2 Pasien Dalam Pengawasan (PDP), dan 66 Orang Dengan Pemantauan (ODP). Kota nanas itu pun telah ditetapkan sebagai daerah Transmisi lokal Covid-19.

Di bidang pertanian dan perkebunan, harga karet jatuh. Masyarakat di PALI yang mayoritas menggantungkan hidup dari getah, menjerit. Terakhir, harga karet harian hanya berkisar Rp3 ribu per kilogram. Sedangkan kadar mingguan cuma dihargai di kisaran Rp5 ribu per kilogram.

Hal itu, tentu saja sangat timpang jika dibandingkan dengan harga kebutuhan pokok rumah tangga yang kian melesat naik. Akibatnya, masyarakat dituntut harus ekstra pandai dalam mengatur keuangan belanja mereka.

“Sejauh ini, sudah ada beberapa pihak yang memberikan bantuan pada masyarakat. Namun masih dominan memberi bantuan masker, atau penyemprotan disinfektan saja. Sebenarnya bukan tidak perlu. Namun ada kebutuhan lain yang lebih dibutuhkan masyarakat dalam kondisi seperti ini. Yaitu Sembako,” ujar Adit, warga Handayani Mulia Kecamatan Talang Ubi.

Menurutnya, saat ini rakyat butuh jaminan mereka tetap makan, meski aktivitas di luar rumah harus dikurangi atau dihentikan sementara. Jika hal itu bisa diakomodir oleh pemerintah, maka ia yakin masyarakat akan siap untuk dirumahkan untuk menghindari pandemi corona.

“Sekarang ini serba sulit. Tukang ojek sepi, dagang sepi, petani karet harga murah, pegawai diminta off sementara, bahkan ada yang dipecat. Maka pemerintah wajib segera memikirkan solusinya. Cepat dan tepat!" harapnya.

Sebagaimana diketahui, sejauh ini pemerintah pusat telah menyikapi pandemi covid-19 yang tercatat ada 2.491 kasus, dan total ada 209 pasien meninggal akibat Covid-19 di Tanah Air, per 6 April 2020, dengan mengeluarkan beberapa kebijakan. Selain larangan untuk berkumpul, penggunaan masker, hand sanitizer, juga berupa bantuan untuk meringankan beban hidup rakyatnya.

Kebijakan itu antara lain menggratiskan tagihan PLN bagi berdaya 450 VA dan potongan 50% untuk 900 VA (subsidi), bantuan bagi warga prakerja yang dirumahkan atau di-PHK untuk mendaftarkan diri dengan santunan Rp3.550.000 yang dikemas dalam bentuk pelatihan formal secara online.

Gubernur Sumsel H. Herman Deru menegaskan, pihaknya telah melakukan kajian cepat dan sinkronisasi data Keluarga Penerima Manfaat (KPM) agar bantuan yang diberikan tepat sasaran.

“Sejak awal ini sudah kita investigasi melalui petugas yang memonitor PKH dan ternyata memang ada kenaikan itu. Kita sudah siapkan pendanaannya. Termasuk pemerintah kota dan kabupaten juga sudah merealokasikannya,” kata Herman Deru, Minggu (5/4/2020).

Dia mengatakan, batuan tersebut agar segera direalisasikan dalam waktu dekat. Selain bantuan untuk penerima manfaat yang memang telah terdaftar, bantuan itu juga akan digelontorkan untuk masyarakat dengan kategori miskin baru (misbar).

"Misalnya PLN secara jelas memberikan nihil pembayaran untuk pengguna listrik berdaya 450 VA dan untuk pengurangan 50 persen untuk yang berdaya 900 VA, itu konkrit. Tapi kita juga berikan bantuan stimulus berupa sembako kepada keluarga yang terdaftar maupun miskin baru. Ini juga ada data akuratnya,” bebernya.

Hanya saja, dia berharap, warga miskin baru akibat dampak dari Covid-19 ini tidak menjadi banyak.

“Karena kita juga harus mensiasati perekonomian saat ini. Kita tahu juga Covid-19 ini bukan hanya virusnya yang harus dicegah, tapi juga kecemasan di masyarakat. Sebab jika kecemasan itu tumbuh maka akan mengganggu ekonomi yang justru melahirkan warga miskin baru,” terangnya.[red]

BERITA TERKAIT

Dispora PALI Buka Pendaftaran Sekolah Sepak Bola untuk Anak Usia 6-15 Tahun

31 Oktober 2024 328

PALI [kabarpali.com] — Dalam upaya mendukung pengembangan bakat olahraga [...]

Momentum Hari Sumpah Pemuda, Ajak Pemuda di PALI Berwirausaha

28 Oktober 2024 264

PALI [kabarpali.com] - Momentum peringatan hari sumpah pemuda yang jatuh setiap [...]

Gegara Listrik dan Sinyal, Guru di PALI Ngungsi ke Luar Daerah. Ada Apa?

20 Oktober 2024 640

PALI [kabarpali.com] - Gegara listrik yang sering padam dan sinyal yang hilang, [...]

close button